"Aww! Pelan-pelan anjir Se" Ringis Biru pada lukanya yang sengaja ditekan oleh Seanna."Lebay lo" Jawab Seanna melanjutkan kegiatannya membantu mengobati luka tonjokan di wajah laki-laki itu.
Biru terkekeh pelan mendengar balasan pedas yang keluar dari mulut gadis didepannya, laki-laki itu tak bosan memandang wajah cantik Seanna yang sedang fokus mengobati lukanya.
"Se" panggil Biru pada Seanna yang menjawabnya dengan dehaman singkat.
"Sea" panggil Biru sekali lagi, kali ini Seanna menghentikan tangannya yang mengobati laki-laki itu lalu matanya menatap tepat di bola mata laki-laki didepannya.
Biru tersenyum, "lo cantik" ucap Biru tanpa memutuskan pandangan pada Seanna.
Gadis itu terdiam sambil mengangkat satu alisnya dengan posisi keduanya masih saling bertatapan.
Tak lama, Seanna memutar bola matanya malas "emang!" celetuk malas gadis itu sambil merapikan kotak p3k yang ia pangku.
Biru tertawa gemas,
"Se, thanks udah obatin luka gue." ucap Biru tulus berterimakasih. Seanna mengangguk mengiyakan.
"Lo mau pulang?" tanya Biru lagi.
Seanna tampak melihat jam di tangannya, sudah pukul 16.57.
"Engga, gue mau ke pantai" Jawab Seanna.
"Ayo gue anter, gue juga mau ke pantai liat sunset." tawar Biru yang diangguki oleh Seanna.
Kedua insan tersebut beranjak pergi menuju pantai menggunakan motor kesayangan Biru.
Angin sepoi-sepoi menerpa kedua insan tersebut, gadis dibelakangnya tampak menikmati belaian lembut angin yang menerpa wajah cantiknya.
Biru melihat dari pantulan kaca spion motornya, wajah cantik Seanna tampak damai dipantulan kaca tersebut. Biru tersenyum tipis dibalik helmnya, didalam hati selalu memuji kecantikan yang dimiliki gadis dibelakangnya itu.
"Hati dan wajah lo selalu cantik, Se." Batin laki-laki itu tanpa melunturkan senyum tipisnya.
Tak lama berkendara, keduanya sampai juga di Pantai dengan keadaan pantai ramai pengunjung yang ikut menikmati indahnya sunset sore ini.
Kini keduanya berdiri bersebelahan di bibir pantai yang ombaknya terus membelai lembut kaki yang berdiri tanpa alas apapun.
Pandangan keduanya tak lepas dari indahnya langit dan cahaya orange yang memanjakan mata.
"Sea" Panggil Biru pada Seanna.
Seanna menoleh sambil mengangkat satu alisnya seolah mengatakan 'Apa?'.
Lagi-lagi Biru tersenyum, "kenapa lo suka banget sama sunset?" Tanya laki-laki itu.
Gadis disampingnya terdiam sejenak dengan pandangan lurus menatap tepat dikedua bola mata Biru.
Cukup lama terdiam, gadis itu melempar senyum tulusnya untuk pertama kali pada laki-laki disampingnya, Biru tertegun melihat senyum tulus yang tercetak diwajah cantik Seanna.
Lalu, gadis itu memutuskan kontak mata dan menunjuk ke arah matahari yang mulai tenggelam.
"Lo liat disana" ucap Seanna dengan posisi tangannya yang masih menunjuk kearah barat.
Biru ikut menatap arah yang ditunjuk Seanna, laki-laki itu mengangkat sebelah alisnya bingung lalu sedetik kemudian keduanya saling bertatapan kembali.
"Apa yang lo liat?" ranya Seanna.
Biru yang masih tampak kebingungan ragu untuk menjawab, "em.. matahari tenggelam?" Jawabnya ragu.
Lagi-lagi gadis disampingnya tersenyum,
"Jawaban lo memang bener, tapi bagi gue bukan cuma matahari tenggelam yang gue liat tapi gue juga liat disana mentari meraup habis sinar di bumi sampai bulan berusaha menyinari bumi dibantu oleh banyak bintang. Bulan dan bintang menyinari bumi dengan cahaya seadanya dilangit malam."
"Lo tau Biru? Gue gasuka sama malam" Lanjut gadis itu, Biru yang masih setia mendengarkan membebaskan gadis disampingnya mengeluarkan segala yang ada di pikirannya.
"Malam itu sepi. Gue gasuka sepi, hidup gue udah terlanjur sepi ditambah ada malam yang bikin gue makin sepi" ucap gadis itu diakhiri dengan kekehan hambar.
Biru masih terdiam, ia mulai paham arah pembicaraan gadis disampingnya. Ntah kenapa, hati Biru ikut merasakan sakit mendengar rentetan cerita gadis cantik itu.
Seanna menatap Biru yang sedari tadi diam, gadis itu menyadari kebodohannya yang tak sadar menceritakan perasaan yang ia pendam selama ini.
"Sorry, lupain" ucap gadis itu membuang arah pandangnya.
"Se" Panggil Biru pada Seanna.
Seanna menoleh, "apa?" Jawab gadis itu.
Kedua insan itu saling bertatapan lama, sampai akhirnya beberapa patah kata yang diucapkan oleh Biru membuat Seanna bungkam.
"Tolong izinkan gue untuk bantu lo menyinari bumi yang sepi ini, tolong biarin gue untuk selalu ada disisi lo. Dan tolong hidup lebih lama, Seanna." Ucap Biru dengan posisi tubuhnya tepat menghadap Seanna.
Seanna tak berkutik, gadis itu diam tertegun. Gadis itu pikir tak akan ada lagi orang yang benar-benar sayang dan mengharapkan agar dirinya tetap melanjutkan hidup.
Walaupun memang disekitar gadis itu dikelilingi orang-orang baik, tapi siapa sangka bahwa ia merasa itu adalah hal biasa yang bisa dilakukan oleh semua orang.
Seorang Seanna Leunika memiliki trust issue yang kental dengan pikirannya yang selalu bercabang.
Seanna pikir, dia sendirian padahal dia mempunyai banyak orang-orang baik yang amat sayang dengan dirinya.
Tapi apalah daya, jiwa Seanna sudah terlanjur mati tertikam bayang semu dimasa lalu yang sempat ia lalui bersama dengan kedua orang tuanya dulu.
Jiwa Seanna sudah terlanjur rapuh. Besar dan hebat perjuangan seorang Seanna hingga bisa sampai dititik ini, besar dan hebat perjuangan seorang Seanna dapat keluar dari lingkaran hitam yang mengurung dirinya dimasa lalu.
Kedua orangtua Seanna adalah orang-orang yang gila kesempurnaan dan sialnya Seanna adalah anak satu-satunya dari keluarga tersebut. Anak yang benar-benar dituntut dan dipaksa untuk menjadi orang yang sempurna sesuai dengan ekspektasi kedua orangtuanya.
16 tahun Seanna hidup dalam tekanan, hingga puncaknya saat itu Seanna mengidap penyakit jantung stadium 2, dan hal itu membuat kedua orang tua Seanna murka hingga menge-cap dirinya gadis tidak sempurna.
Gadis itu diusir dan dibuang dari keluarga Graein, keluarganya sendiri.
Semua orang membenci dirinya, hingga pada suatu saat di tengah jalan Seanna bertemu dengan seorang wanita cantik yang tampak berumur 38tahun.
Wanita itu menolong dirinya juga memberikan pelukan seorang ibu yang pertama kalinya Seanna rasakan. Seanna dirawat oleh wanita cantik itu hingga Seanna terlepas dari penyakit mematikannya.
Tapi, kebahagiaan Seanna hanya sampai disitu. Ibu angkat Seanna meninggal dunia tepat pada saat Seanna selesai operasi. Karena ibu angkat Seanna lah yang mendonorkan jantungnya pada Seanna.
Singkat cerita, ibu angkat Seanna telah menitipkan putri angkatnya pada kedua sepasang suami istri yang dimana mereka adalah sahabat baik ibu angkat Seanna.
Dan mereka adalah Mama Daisy dan Papa Gama, kedua orang tua dari Fira Ariani.
Dan hidup Seanna dimulai kembali pada saat jantungnya kembali berdetak sempurna tanpa adanya penyakit yang bersarang.
Siapa yang berfikir bahwa Seanna gadis yang kurang bersyukur? Ia sudah cukup banyak bersyukur, tapi memang garis takdirnya yang menjadikannya seperti saat ini.
•
•
•to be continued
24 Agust 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
END?
Teen Fiction"Gue pamit, terima kasih sudah membuat bab tersendiri di hidup gue, Se." "Gimana caranya biar gue bisa lupa sama lo?" "Bayang-bayang lo selalu ada dikepala gue!" "Izinkan gue untuk melengkapi laut lo dengan warna biru, Se." "Gue bakal selalu disi...