17. Waduh!

8 2 0
                                    

Selamat membaca~
• 🌵🌵🌵 •

"Seanna!"

Langkah gadis itu terhenti saat seseorang tengah memanggil namanya, ia menoleh kebelakang mencari si pemanggil itu.

Satu alis Seanna terangkat sambil menatap seseorang didepannya seolah tengah berkata 'Apa?'.

Lawan didepannya menggaruk lehernya gatal, nyalinya sedikit ciut saat berhadapan dengan gadis didepannya itu.

"Sorry Se ganggu waktu lo, bisa bicara sebentar?" Tanyanya hati-hati pada Seanna, gadis itu mengangguk. "10 menit." Balas Seanna datar.

"Oke, pertama-tama kenalin gue Rajasva dari fakultas hukum sekaligus Ketua penyelenggara acara tahunan kampus, to the point aja tujuan gue nemuin lo buat ngajak lo kerja sama buat acara tahunan kampus bulan depan."

"Berhubung lo bisa nyanyi bareng Fira seperti video yang diunggah Fira di akunnya, gue bener-bener berharap lo mau jadi salah satu pengisi acara tahunan itu bareng Fira. Gimana Se? Lo setuju kan ngisi acara nanti?" ucap Rajas panjang lebar.

Seanna mengangguk tanpa protes yang artinya gadis itu menerima ajakan tersebut. Melihat anggukan tersebut, Rajas mengepalkan tangannya senang usahanya melawan gugup setengah mati berbicara dengan Seanna tak sia-sia.

"Thanks Se! Gue seneng lo nerima ajakan untuk mengisi acara kampus, persiapin diri lo sama Fira ya, kabar selanjutnya bakal cepet gue infoin. Kalo gitu gue cabut, thanks!" ucap laki-laki itu dan berlalu pergi dengan perasaan senangnya.

Seanna juga pergi berlalu meninggalkan tempat bincangan keduanya, gadis itu membawa langkahnya menuju kantin menemui Fira yang sudah menunggu lama.

"Sea! Lo lama banget anjir, dingin tuh kuah baksonya. Untung gue kaga khilaf, kalo ga udah gue makan duluan bakso lo" oceh Fira kesal menunggu Seanna yang lama datang.

"Maaf deh, gue tadi habis ngobrol bentar sama si ketua penyelenggara acara tahunan kampus, Rajasva" ucap Seanna memberi tahu Fira yang nampak mulai penasaran dengan kelanjutan ceritanya.

"Terus terus, ngobrolin apa lo berdua?" tanya Fira.

"Dia ngajak gue sama lo tampil nyanyi di acara tahunan kampus, gue iya iya in aja karena gue udah cape berdiri dengerin dia ngomong. Ngantuk gue" ucap Seanna tanpa beban membuat Fira memukul pelan dahinya tak habis pikir.

"Astaga Sea! Ngapain lo iya iyain, lo mau tampil kah?" tanya Fira.

Seanna menggeleng, "gatau" Jawab gadis itu sambil menelungkupkan kepalanya dimeja.

Fira menghela nafasnya pasrah, ia butuh kesabaran yang ekstra jika sudah berhadapan dengan Seanna yang tengah mengantuk seperti itu.

"Ya Allah tolong beri diri hamba kesabaran" Ucapnya sambil mengelus dada.

Tak lama dari situ, seseorang datang mengebrak meja tersebut membuat Fira terlonjak kaget dan Seanna yang dengan santai mengangkat kepalanya dari meja tersebut.

"LO APA APAAN ANJING?" teriak Fira emosi pada seorang gadis didepannya yang menatap dirinya tajam.

"Kenapa? Ga terima lo?" ucap gadis itu tanpa dosa.

"Apa maksud lo dateng-dateng ngajak ribut kaya gitu?" tanya Fira dengan emosi yang meledak-ledak. Seanna masih diam menonton kedua gadis yang tengah berdebat didepannya itu.

"Lo kan yang nyuruh Biru buat D.O gue dari kampus? Gatel juga ya lo, udah punya Naka temennya juga lo embat. Najis!" ucap pedas gadis itu, Devina.

Mendengar hal itu Fira mengepalkan tangannya, ia merasa marah pada ucapan gadis didepannya itu. "Jaga ya mulut lo! Gue ga pernah nyuruh Biru buat D.O lo dari kampus! Gue juga ga sedeket itu sama Biru! Jangan sembarangan lo" balas Fira tak kalah tajam.

Devina tertawa, "yakin? Cewe gatel mana mau ngaku" ucapnya.

Plak

"ANJING LO!" pekik Devina setelah mendapatkan tamparan keras dari Fira yang sedari tadi menahan emosinya.

Riuh suasana kantin menambah kesan tegang didalamnya, banyak pasang mata kini tengah memperhatikan kedua gadis itu beradu. Seperti Naka dan Biru yang sedari tadi sudah melihat percekcokan kedua gadis itu.

Naka terdiam ditempat, ia menatap Biru tak percaya saat laki-laki itu mendengar segala ucapan yang terlontar dari mulut Devina.

"Ga nyangka gue, lo berniat ngambil Fira dari gue? Haha, sialan lo anjing" ucap Naka marah dan pergi meninggalkan Biru yang berdiri ditempatnya membiarkan Naka berlalu.

Devina tak terima dirinya ditampar oleh Fira pun bersiap melayangkan tamparan yang serupa sebelum kuah bakso membasahi wajah hingga pakaiannya.

"ARGH! LO BERANI BERANI NYA ANJING!" teriak Devina pada Seanna yang memegang mangkuk bakso itu. Beruntung kuah bakso tersebut tidak lagi panas, jika tidak mungkin wajah serta tubuh Devina akan melepuh.

Seanna mengangkat satu alisnya, dan menaruh kembali mangkuk bakso tersebut ke meja.

"Apa? Berani lo nampar dia, mangkuk bakso ini yang melayang ke muka cetar lo!" ucap Seanna pada Devina yang sudah melorotkan matanya dengan tangan yang mengepal sempurna.

"Sialan lo, ngapain lo bela sasimo ini? Dia udah rebut Biru dari lo, sadar!" ucap Devina berusaha memprovokasi Seanna yang berdiri sambil melipat tangannya di dada.

Jangan salah, kedekatan Biru dan Seanna lumayan cukup banyak orang yang tau. Banyak yang menyangka bahwa keduanya sepasang kekasih, padahal itu hal yang tidak benar.

Walaupun banyak yang tidak terima Biru menyukai Seanna tapi tetap saja mereka tidak bisa menghujat Seanna karena sosok Seanna yang mempunyai aura menyeramkan itu, juga karena peringati oleh Biru yang dimana ia adalah anak dari Rektor Kampus tersebut.

"Terus?" jawab Seanna membuat Devina menganga tak percaya dengan jawaban yang gadis itu lontarkan.

Nampaknya, Devina salah paham. Ia mengira bahwa Biru membela Fira karena laki-laki itu rela mendatangi dan meminta dirinya untuk menghapus komentar negatifnya di postingan Fira kemarin.

"Terus lo bilang? SADAR ANJING DIA NGEREBUT BIRU DARI LO!" bentak Devina murka.

"Peduli apa gue?" balas Seanna enteng.

Karena kesal Devina berniat menjambak Seanna tapi sebelum itu mangkuk bakso di meja tersebut melayang mengenai lengannya.

Gadis itu mengaduh sakit, karena sudah merasa sangat malu diperlukan seperti itu Devina berlalu pergi meninggalkan kantin dengan perasaan marahnya yang masih berselubung.

Seanna menarik tangan Fira pergi meninggalkan kantin tersebut keduanya menuju toilet. Seanna paham, Fira butuh tempat sepi untuk mengeluarkan tangisannya.

"Nangis aja" ucap Seanna pada Fira saat keduanya sudah sampai di toilet.

Fira menangis sesenggukan, gadis itu tak percaya jika hari ini ia harus menghadapi sebuah kesialan yang membuat hati kecilnya teriris.

"Se, lo percaya sama omongan Devina?" tanya Fira dengan nada bergetarnya.

Seanna menggeleng, "ngga. Omongan bulshit gabakal gue percaya." Jawab Seanna.

"Udah nangisnya?" tanya gadis itu, Fira mengangguk mengiyakan bahwa dirinya sudah lumayan tenang setelah melepaskan sedihnya melalui air mata.

"Cuci muka, buruan gue tungguin. Habis itu temuin Naka, tadi gue liat dia pergi ninggalin kantin. Kayanya si denger ucapan si Devina, makanya dia ngga nolong lo" ucap Seanna membuat Fira membeku ditempat.

"Serius, Se?!" Tanya Fira spontan, gadis itu tampak khawatir terpancar jelas dimatanya.

"Makanya buruan cuci muka, terus temuin cowo lo" ucap Seanna sekali lagi. Fira dengan cepat mencuci wajahnya, setelah itu gadis berkulit putih itu pamit pada Seanna dan bergegas menemui Naka.

Kini tinggal Seanna berdiam diri sendirian, melawan segala dialog-dialog yang hinggap di kepalanya.




to be continued

24 Juni 2023

END?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang