Selamat membaca~
•
•
ɴᴏᴡ ᴘʟᴀʏɪɴɢ♪
Not you - Alan Walker
01:37 ──────•──── 02:34
⇆ ◁ ❚❚ ▷ ↻
. . . 🌵🌵🌵 . . ."Om, Tan saya ijin pamit pulang ya, nenek saya sendirian dirumah" Pamit Biru tersenyum sopan pada kedua orang tua Fira yang masih memeluk erat Diwa dan Kara. Tak lupa, disamping laki-laki tersebut ada Seanna yang tampak terpaksa menemani Biru untuk pamit kepada orang tua Fira.
Atensi sepasang suami istri itu beralih menatap Biru yang tersenyum canggung. Mama Daisy membalas senyuman, "oh iya nak Biru. Hati-hati ya, titip salam buat nenek kamu" Pesan Mama Daisy dibalas anggukan kepala oleh Biru tanpa melunturkan senyumnya.
Lalu matanya beralih menatap Papa Gama yang mengangguk dan tersenyum tipis. "Hati-hati."
"Siap om tan, kalo gitu Biru pamit pulang. Assalamualaikum. Ayo Se" Pamitnya sambil menarik Seanna ikut.
"Wa'alaikumussalam."
"Pa, Mama liat Biru sama Seanna cocok ya? Gimana kalo kita jodohin?" Ucap Mama Daisy antusias menatap sang suami meminta pendapat dengan alisnya yang naik turun.
"Tapi Ma, bukannya Sea masih ada perasaan sama Bintang? kita gabisa memaksakan Seanna untuk kembali membuka hati pada orang baru" ucap Papa Gama memberi pengertian pada Mama Daisy supaya mengingat bahwa hati Seanna sudah amat terikat dengan Bintang tak bisa dipaksakan.
Mama Daisy terdiam sejenak karena baru teringat bahwa anak gadisnya tersebut sedang dilanda perasaan sulit yang kalut.
"Yaampun, Pa. Mama baru ingat, kita doakan saja yang terbaik untuk Seanna ya, Pa" jawab Mama Daisy prihatin, Papa Gama tersenyum dan mengangguk sambil mengelus puncak kepala istrinya itu.
Dilain tempat,
"Dah, sono pulang" Ucap Seanna ketika sampai didepan motor laki-laki itu.
"Yaelah Se, galak amat." Jawab Biru cemberut.
"Minimal kasih salam perpisahan lah" Lanjutnya.
Seanna memutar bola matanya malas, lalu menatap Biru.
"Hati-hati" Ucap Seanna dengan wajah lempengnya sambil menepuk puncak kepala Biru.
Biru menahan napas saat tangan Seanna menyentuh rambut serta kulit kepalanya. Jantungnya berdegup kencang, diikuti dengan bulir keringatnya yang keluar tiba-tiba.
Dengan cepat laki-laki itu menuju motornya lalu dengan tergesa memakai helm juga menghidupkan motornya dan pergi begitu saja tanpa mengucapkan sepatah kata pada Seanna yang berdiri melongo dengan posisi tangannya yang masih terangkat.
Seanna sadar yang ia lakukan, karena dengan begitu Seanna bisa menebak bahwa apa yang dia pikirkan ternyata benar. Biru menyukainya, tanpa Biru beritahu Seanna sudah paham dengan tingkah laki-laki itu.
Padahal posisinya, Biru baru selesai move on dari sang mantan. Dan diwaktu yang sama, laki-laki itu mendekati Seanna, siapa yang tidak terpikir bahwa Biru menjadikan Seanna pelampiasan? itu yang ada di pikiran Seanna.
KAMU SEDANG MEMBACA
END?
Teen Fiction"Gue pamit, terima kasih sudah membuat bab tersendiri di hidup gue, Se." "Gimana caranya biar gue bisa lupa sama lo?" "Bayang-bayang lo selalu ada dikepala gue!" "Izinkan gue untuk melengkapi laut lo dengan warna biru, Se." "Gue bakal selalu disi...