O9. Malming

11 2 0
                                    

Selamat membaca~
• 🌵🌵🌵 •

Dimalam yang berisik ini, tampak banyak insan bertaburan memenuhi taman kota ditemani oleh semilir angin juga kemerlip bintang yang berjarak-jarak indah dilangit.

Kini kedua insan berbeda kelamin itu sudah duduk dikarpet yang terbentang menjadi titik tumpu keduanya agar dapat melihat lebih jelas keindahan taman kota tersebut.

"Sea lo mau ice cream ga?" Tanya Biru setelah keduanya mendapat tempat duduk di karpet berwarna kuning.

Seanna menoleh, "mau satu rasa strawberry" Jawab Seanna pada Biru, lalu laki-laki itu berlalu setelah mengangguk singkat merespon ucapan Seanna.

Seanna duduk tenang sendirian, dalam diamnya tampak damai. Namun, siapa sangka bahwa pikirannya mulai terbang kemasa lalu, mengingatkan dirinya pada sosok yang selalu hadir dalam bayangnya.

"Kalo gue pergi terus ga balik lagi gimana, Se?" Tanya laki-laki disampingnya.

Seanna menoleh, gadis itu mengangkat sebelah alisnya bingung. "Kenapa lo ngomong kaya gitu?" Tanya balik Seanna.

Laki-laki disampingnya tersenyum, lalu pandangannya ia buang kearah langit menatap bintang yang bertebaran.

"People come and go, jadi lo harus siap buat kehilangan gue yang tampan ini. Karena ga selamanya gue bisa berdiri di sisi lo terus, Se. Ada kalanya gue pergi ninggalin lo" Ucap laki-laki itu tanpa menatap Seanna seolah menghindari kontak mata dengan gadis disampingnya.

"Kenapa?"

"Kenapa bisa lo ngomong kaya gitu?" Tanya Seanna sekali lagi.

"Lo gamau bareng-bareng terus sama gue lagi? Lo bosen sama gue?" Tanya gadis itu dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

Laki-laki disampingnya menoleh dan tersenyum hangat lalu merengkuh tubuh bergetar Seanna.

Kedua insan itu berpelukan.

"Kalo gue beneran pergi tolong tetap bahagia ya, Sea. Lakuin hal yang membahagiakan diri lu. Gue, bakal tetep ada di sisi lu. Dan lu harus janji, jangan hapus gue dari dalem hati lu, karena sebaliknya gue pun akan begitu. Gue sayang lu, sayang banget Se!" Bisik laki-laki itu di telinga Seanna yang mulai terisak dan mengeratkan pelukannya.

"Lo jahat! Lo buat gue nangis, gue gabolehin lo pergi!" Ucap Seanna dengan nada bergetar menatap manik hitam didepannya.

Laki-laki itu menghapus lembut air mata yang luruh di pipi Seanna sambil mempertahankan senyuman hangatnya.

"Gue bakal selalu ada disisi lu, Se. Karena ukiran cerita lu sudah menjadi bab tersendiri di hidup gue." 

Suara dan perlakuan hangat laki-laki itu pada Seanna selalu muncul didalam pikiran dan hatinya. Sulit untuk dilupakan apalagi diulang.

Seanna tersadar dengan tingkah bodohnya yang lagi-lagi menangisi laki-laki brengsek yang sialnya masih ia dekap erat dalam pikiran dan hatinya.

Seanna menghapus jejak air matanya lalu mengedarkan pandangannya mencari sosok Biru. Tampak diseberang sana laki-laki yang beberapa hari terakhir ini selalu merecoki harinya sedang menunggu pesanan ice cream yang dibeli.

Gadis itu tersenyum kecil melihat Biru yang melambai-lambaikan tangannya dengan gerakan mulut seolah tengah memberitahu bahwa mamang ice cream sedang banyak pelanggan.

"Tunggu ya, harus antre. Sabar oke?" Seperti itulah kata yang ditangkap Seanna oleh gerakan mulut Biru dari seberang jalan.

Tak lama dari situ akhirnya Biru kembali dengan membawa 2 buah ice cream strawberry ditangannya lalu memberikan salah satunya pada Seanna.

END?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang