11. Keluarga

10 2 0
                                    

Selamat membaca~
• 🌵🌵🌵 •

Seorang gadis dengan langkah santainya berjalan melewati jalanan yang cukup ramai diisi oleh aktivitas sore hari para penduduk bumi.

Terdengar suara langkah kaki yang sepertinya sedari tadi mengikuti dirinya, gadis itu memelankan langkahnya lalu berhenti dan membalikkan badan.

Suara langkah dibelakangnya ikut memelan, lalu saat gadis itu melihat ke belakang, orang tersebut juga ikut membalikkan badannya lalu dengan cepat mengangkat tas yang ia kenakan guna menutupi wajahnya.

Gadis itu menyipitkan matanya. Lalu ia membawa langkahnya kearah orang yang tampak mencurigakan itu.

"Ngikutin gue lo?" Suara Seanna terdengar tepat didepan orang tersebut.

Tangan yang setia menahan tas guna menutupi wajahnya kini perlahan ia turunkan dan menunjukkan cengiran tengilnya.

"Ngapain ngikutin gue?" Tanya Seanna sekali lagi.

Wajah yang tadinya tersenyum tengil, kini berganti dengan delikan tidak terima, "Siapa yang ngikutin lo? GR banget jadi cewek!" Balas Biru berusaha membela diri.

Seanna menaikkan satu alisnya, "oh? Oke." Ucapnya dan berlalu dari hadapan Biru yang mematung heran.

"Oke doang anjir?" Tanyanya pada diri sendiri.

"Eh.. WOII TUNGGUIN!" Teriak Biru memanggil Seanna yang terus berjalan menulikan pendengaran.

"Ditinggalin mulu gue" Gerutu Biru, Seanna melirik sekilas lalu terkekeh geli.

"Lo mau kemana, Se? Gue anter ayo" Tawar Biru pada Seanna.

Seanna menggeleng, "beli martabak. Gausah anter, gue bisa sendiri." Balasnya.

"Buset, ni cewe"

15 menit berjalan, akhirnya kedua manusia itu sampai di penjual martabak. Biru yang langsung mencari kursi untuk duduk tampak sangat kelelahan berjalan. Melihat hal itu Seanna menahan tawanya karena berhasil mengerjai laki-laki tengil itu.

"Mang, martabaknya 2 ya. Semuanya rasa keju coklat, satunya jangan kasih susu" Pesan Seanna pada penjual martabak tersebut.

"Oke neng Seanna, siap! Ditunggu ya" Ucap ramah penjual martabak tersebut. Seanna tersenyum dan mengangguk.

Seanna memilih duduk dikursi kosong samping Biru, "lo kenal sama mang martabak itu, Se? Pake segala manggil nama lo dia, lo juga pake ngelempar senyum ke dia" Kata Biru tampak sedikit tak suka dengan ekspresi wajahnya yang ketara.

"Gue langganan martabak disini, kenapa dah?" Tanya Seanna heran.

"Hm, kaga." Balas Biru malas.

Tak lama, pesanan Seanna selesai.
"Neng Sea, ini martabaknya sudah jadi" Ucap mang martabak itu tersenyum sumringah. Biru menatap tak suka Mamang martabak tersebut karen keakrabannya dengan Seanna.

"Balik, Se." Kata Biru sambil menarik tangan Seanna di depan mang martabak yang sedang asik mengobrol dengan Seanna.

"Lo apa-apaan sih!"

END?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang