35. Bingkisan Terakhir (End)

1.3K 76 25
                                    

Melihatmu bersama perempuan lain saja aku sudah tak kuat, apalagi melihat dirimu menyebut nama perempuan lain dalam ijab mu

----------------


Para tamu perlahan pun menghilang untuk pulang. Disini, hanya tinggal keluarga inti dari pengantin.

Hanan memilih untuk kembali ke rumahnya, walaupun umi nya meminta nya untuk menginap disini 1 hari tetapi Hanan menolaknya.

Sari hanya mengikuti perintah Hanan yang kini telah sah menjadi suaminya.

Acara kini sudah selesai, Sari menyiapkan baju-bajunya untuk di bawa ke rumah Hanan. Di tempat pondok pesantren yang dulu ia tempati. Namun dengan jabatan yang berbeda.

Dahulu ia disana sebagai seorang santri, dan sekarang ia kembali kesana sebagai seorang menantu dari pemilik pondok pesantren.

Mungkin dalam bayangannya, ia tak pernah membayangkan hal ini. Hal ini sangat membuatnya terkejut sekaligus senang, karena Sari memang sudah mengagumi Gus Hanan sejak lama.

Berbeda dengan Hanan, ia tampak biasa saja. Walaupun ia melemparkan senyuman pada semua orang, tetapi hatinya berbeda.

"Kamu yakin nak, ga disini dulu" tanya umi Fatimah pada Hanan.

"Insyaallah yakin, Mi" jawab Hanan.

"Saya masih ada tanggungan mengurus santri, karena Abi mungkin sudah sedikit lelah mengurus semuanya" sambungnya.

Umi Fatimah yang paham dengan keadaan Hanan pun menyetujuinya untuk pulang dan membawa putrinya kesana.

"Tolong jaga anak umi ya, jangan buat dia nangis. Umi mohon" Umi Fatimah berbicara dengan nada bergetar dan matanya berkaca-kaca.

"Iya, Mi. Saya janji akan menjaga putri Umi. Dan tidak membuatnya sedih" ucap Hanan.

"Terima kasih, Nak"

•••

Mobil kini sudah terparkir di depan pintu Ndalem. Saat di mobil, Hanan dan Sari bahkan tidak saling berbicara.

Hanan memang tipe jika tidak ditanya maka ia tidak akan bertanya. Kalaupun itu tidak penting.

Sari merasa agak sedih dengan hal itu, namun ia paham dengan keadaannya. Hanan masih mencintai orang lain yang bukan dirinya.

Saat memasuki Ndalem, Sari membuntuti Hanan.

Hanan membuka suara, "Ning, kamar kamu disini sama saya"

"Iya Gus, saya boleh masuk?" tanya Sari dengan canggung, dan Hanan hanya membalasnya dengan anggukan.

"Saya ke dapur dulu" ucap Hanan.

"Iya Gus"

Di dapur, Hanan mencari keberadaan Diyan. Ia ingin mengetahui apa yang Nayla bawa untuknya.

"Diyaann" panggil Hanan.

"Iya, ada apa bang?" tanya Diyan yang memutar tubuhnya saat seseorang memanggil namanya.

"Oh iya, Nayla nitip apa? Mana barangnya?" tanya Hanan.

"Ada di kamar Diyan, nanti Diyan ambilin" ucap Diyan.

"Sekarang aja"

"Kalau gitu ini kasihkan ke Ning Sari" ucap Diyan dengan menyodorkan sebuah minuman dan cemilan di sebuah nampan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 18, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hanya Seorang Biasa (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang