12. HSB✨

786 61 11
                                    

"Apa yang akan menjadi milikmu, maka ia menemukanmu dengan sendirinya."
~Ali bin Abi Thalib

🌸🌸🌸

Di pesantren, Hanan sedang berbicara dengan Abi nya, hanya ada 2 orang disana.

"Nak, kamu sudah dewasa. Sudah sepatutnya kamu menikah" ujar Kyai Abdullah dengan lemah lembut.

"Bi, nikah itu bukan lomba. Tidak perlu cepat-cepat, karena sejatinya menikah itu tidak hanya sekedar menjadi seorang suami, tapi juga menjadi guru bagi istri dan anak anaknya." ucap Hanan tak kalah lembut.

"Abi ingin lihat kamu bahagia nak"

"Hanan bahagia sudah bi, Hanan bahagia dengan hidup Hanan. Hanan melihat Umi Abi sehat itupun sudah cukup. Hanan sekarang ingin fokus mengajar bi"

"Tapi, kalo kamu nikah juga bisa ngajar nak, Abi lebih bahagia jika kamu menikah. Abi sudah tua, Abi ingin kamu meneruskan untuk meneruskan pesantren ini"

Hanan membisu, tak tega melihat raut sedih diwajah Kyai Abdullah. Wajah yang kini nampak sudah keriput.

"Abi jodohkan saja kamu dengan santriwati disini ya? atau dengan Ning pondok lain?" tanya Kyai Abdullah mampu membuat Hanan membeku dengan keadaan.

"Bi, Hanan sudah ada calon" ucap Hanan.

><

Saat pulang sekolah, Nayla tampak murung. Tak ada lagi sosok kekasih hati nya lagi di sekolah.

"Kenapa muka nya di tekuk gitu nak?" tanya bunda Nayla.

"Gapapa bun, cuma capek aja" ucap Nayla, lalu ia melenggang pergi begitu saja.

Ia masuk kedalam tempat semedi nya, dimana lagi kalau bukan di kamar.

Nayla merebahkan tubuhnya, melepaskan penatnya, menyalurkan kenyamanan pada kasur kesayangan nya.

Dan tak terasa, hari sudah sore. Nayla merasa bosan dikamar. Ia berniat akan membeli jajanan di taman seberang.

"Mau pergi sendiri atau ngajak Syifa ya?"

"Ah, pergi sendiri aja. Syifa pasti sibuk sama rumah baru nya"

Nayla bersiap-siap untuk pergi ke taman, ia meminta izin pada orang tua nya.

Saat berada di taman, Nayla berkeliling-keliling disekitar taman. Ia kemudian duduk di bangku kosong yang tersedia disana.

"Nayla" seseorang menghampiri Nayla.

Raut wajah Nayla kini berubah, "Ngapain sih lo kesini? ganggu gue aja deh" ucapnya kesal.

"Nay, gue mau nemenin lo disini" ujar seseorang itu.

"Heh Jekicen, gue bukan anak kecil ya. Lagi pula gue juga ga butuh lo disini" ujar Nayla.

Nayla melenggang pergi meninggalkan Zaki, suasana hatinya semakin suntuk.

Nayla beralih duduk dibangku taman yang tak jauh dari bangku tadi.

Saat hendak duduk, ia tak sengaja melihat dompet cantik yang tertinggal di bangku tersebut.

"Punya siapa ya?", ucap Nayla menatap dompet cantik berwarna merah muda itu.

Nayla menunggu pemilik dompet itu datang, "siapa tau pemiliknya nyariin".

Sudah 15 menit Nayla menunggu pemilik dompet itu. Pikirnya sebentar lagi pemilik nya akan datang untung mengambil kembali dompet tersebut.

Nayla berinisiatif untuk mengembalikan dompet itu, ia membuka dompet itu dengan hati-hati.

Hanya Seorang Biasa (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang