20. HSB ✨

711 71 4
                                    

❛❛ setiap manusia hendaknya senantiasa memperhatikan niatnya. jangan sampai ia beramal untuk akhirat, namun masih mengharapkan dunia ❜❜

----------------------------------------------


Diperjalanan pulang, Nayla pulang bersama Naila—kembaran namanya

"Eh kak, kakak pacarnya ustadz Hanan ya?" celetuk Naila tiba-tiba.

Nayla bergeming, apa maksudnya?
Nayla menautkan alisnya, berpikir apa maksud anak ini berbicara seperti ini.

"Kakak pacarnya ustadz Hanan yaa?" ulang Naila kembali.

Nayla dengan cepat menggeleng, yang menandakan 'tidak'

"Tapi cocok tau kak, hehehehe" ujar Naila dengan senyum kudanya.

"Gaaa, kakak aja masih sekolah, minim akhlak juga, yakali cocok sama ustadz Hanan yang MasyaAllah"

"Kun Fayakun, ga ada yang ga mungkin bagi Allah"

Nayla terdiam, tak mampu menjawab celotehan bocil kelas 5 SD ini.

"Emang tau darimana kamu?" tanya Nayla.

"Ustadz Hanan yang bilang"

"Oooalah" Nayla mengangguk paham, ternyata Gus Hanan tidak hanya mengajari mengaji, tapi juga mengajari pelajaran hidup juga haha.

Tak terasa, sudah sampai di gerbang pintu rumah Nayla, ia kemudian pamit pada Naila. Karena rumah yang selisih tak terlalu jauh, Nayla hanya melihat Naila berlari ke rumahnya kemudian barulah Nayla masuk ke dalam rumahnya.

"Assalamualaikum bunda" salam Nayla.

"Waalaikumussalam, eh kok baru pulang? darimana aja nih?" cerocos Mita.

"Habis ngajar ngaji" ucap Nayla enteng.

Mita membelalakan matanya, sejak kapan anaknya menjadi guru ngaji? melihat anak kecil saja dia sudah ogah.

"Ha? jangan ngadi-ngadi kamu" ujar Mita tak percaya. Pasalnya dirumah saja, Nayla jarang sekali membaca Alquran, hanya membaca Yasin ketika malam Jumat, dan membaca Al waqiah selepas Maghrib. Biar dilancarkan segala urusan dan juga lancar rezekinya.

"Ini beneran tau, aku habis dari desa sebelah Bun, minta tolong Gus Hanan ngerjain tugasku" ujar Nayla menjelaskan mengapa ia bisa mengajar disana.

"Lah?" tanya Mita keheranan.

"Ck, si bunda ga percayaan amat sih" Nayla berdecak sebal, lalu ia melenggang pergi masuk kedalam kamarnya.

"Dih" ujar Mita.

Di kamar, Nayla membaringkan tubuhnya, lelah juga ternyata ya.
Tak bisa membayangkan betapa lelahnya Gus Hanan yang setiap hari mengajar disana.

"Huh, gini kan enak ya, tugas selesai, ga perlu capek-capek mikir hihihi" monolog Nayla.

"Makin insecure deh gue, dianya jago bahasa Arab, gue nya jago bahasa hewan"

"Aaaaah, kenapa susah banget digapainyaaa" teriak Nayla dengan pelan.

✨✨✨

Malam telah tiba, bulan bersinar indah ditempatnya, terlihat sangat indah dengan bintang-bintang yang bersamanya. Angin berhembus dengan halus, menerpa gorden kamar gadis yang masih terbuka.

"Gimana tugas lo?" tanya seseorang diseberang sana.

"Gue? gue udah selesai dong" ujar Nayla dengan bangganya.

Hanya Seorang Biasa (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang