Lisa dan Rosie berada dikantin sekolah setelah 30 menit bel pulang sekolah berbunyi.
"Kamu benar-benar kecanduan rokok" komentar Lisa saat melihat Rosie dengan kesal terus menggigiti permen.
Setidaknya Rosie masih sadar diri untuk tidak merokok dilingkungan sekolah.
"Sial. Mulutku terasa sangat pahit" Rosie mengeluh. Bahkan saat ia harus menahan untuk tidak merokok 3 jam saja.
10 menit, 30 menit, 60 menit.
Sudah satu jam berlalu dan begitupun Lisa dan Rosie berada di kantin.
"Aku rasa sudah cukup. Ayo" kata Lisa dengan bangkit.
Rosie yang sedari tadi hanya sibuk memainkan ponselnya menjadi tersenyum lebar. Ia bersemangat.
Rosie berjalan lebih dulu.
"Lisa-ya, apa kamu memasangnya dengan benar?"
"Aku bahkan memasang 3"
Lisa merangkul Rosie, "Sudah cukup guru sejarah itu bertingkah"
"Sekarang saat dia tau.."
"Who's the queen" sambung Rosie dengan tertawa pelan.
. . . . .
Choi Hana. Saat ini menjadi siswa yang pulang paling lambat.
"Aku akan bersikap lebih baik. Aku mohon ijinkan aku pulang, ssaem" kata Hana dengan terus menunduk.
Matanya sudah berkaca-kaca.
Hana takut.
"Benarkah? Ssaem harus memberimu beberapa latihan agar tau bagaimana cara bersikap dengan baik" kata guru sejarah itu.
Hana semakin beringsut ke belakang saat guru lelaki itu melepas sabuknya.
Plak!
Satu cambukan dari sabuk.
Air mata Hana jatuh bertepatan tangannya yang mulai terasa panas.
"Sakit?" tanya lelaki itu.
Hana hanya diam. Bibirnya bergetar.
Sret!
Guru sejarah itu menarik tangan Hana. Membuatnya mendekat.
Guru sejarah itu mendongakan kepala Hana agar tatapan keduanya bertemu.
"Apakah sakit?" ulangnya.
Hana semakin terisak, namun berusaha mengangguk. Tangan guru lelaki itu perlahan turun kearah pinggang Hana dan kembali mencubitnya.
"Akh! Lepaskan, itu s-sakit" rintih Hana dengan mencoba melepas tangan guru itu namun cubitannya semakin keras.
Hana menjerit tertahan dengan air mata yang terus turun. Ia tidak mau.
Hana tidak mau dihukum seperti ini.
Sampai,
Rasa sakit berubah menjadi rasa takut. Karena tangan guru lelaki itu turun kearah pahanya.
"Apa yang s-ssaem lakukan?" Hana memberontak. Mencoba menepis tangan guru itu namun,
Plak!
"Kamu harus diam saat diberi pelajaran, Hana-ya" katanya kemudian mendorong Hana hingga tersungkur ke belakang.
Hana bergerak mundur namun guru lelaki itu langsung menarik kakinya membuat rok-nya tersingkap.
Mata guru lelaki itu langsung tertutup nafsu.
Ia dengan cepat bergerak keatas tubuh Hana yang terus memberontak.
"Biarkan aku pergi. Aku mohon" lirih Hana dengan ketakutan. Namun guru sejarah itu seolah tuli. Ia lebih tertarik untuk membuka kancing seragam Hana.
KAMU SEDANG MEMBACA
After School
Fanfiction"Apa kamu kekasihnya?" -Lalisa "Apa aku harus jadi kekasihmu?" -Jungkook