"Bagaimana?" tanya Jungkook saat Lisa mencicipi steak ala kadar buatan Jungkook.
Jungkook hanya bisa memasakan beberapa menu saja. Ia tidak begitu pandai memasakan semua, namun cukup handal dalam satu dua menu.
"Enak" kata Lisa dengan masih terus menyuapkan potongan daging itu ke dalam mulutnya.
Jungkook tersenyum bangga, "Aku harus berterimakasih pada ibu Jimin karena sering memaksaku untuk berlatih memasak dengannya" kata Jungkook.
Lisa tersenyum. Lisa juga menyadari bahwa Jungkook adalah tipikal yang suka tiba-tiba menceritakan apapun secara acak. Namun itu menyenangkan untuk didengar.
Jungkook duduk disebelah Lisa kemudian ikut menyendokan makanan ke dalam mulutnya. Keduanya makan dalam tenang untuk beberapa saat.
Sampai,
"Aku berada dipavilium yang ada dihalaman belakang rumah" kata Lisa memulai ceritanya.
Lisa menggulung lengan hoodienya yang sedari tadi belum berani ia lepas.
"Ayah memukulku ditangan, punggung dan kakiku. Dan juga diwajahku" kata Lisa.
Jungkook menatap luka-luka Lisa dengan miris. Demi Tuhan.
"Tapi ini lebih baik. Daripada dipukul dengan tongkat golf"
"Apa? Tongkat golf? Lisa, itu gila" respon Jungkook sudah tidak bisa terbendung lagi.
Lisa bangkit untuk melepaskan hoodienya. Dibantu Jungkook.
"Apa kamu pernah melihat tubuh perempuan telanjang?" tanya Lisa.
Jungkook hanya mengendikan bahunya, "Beberapa kali saat Jimin mengirimkan link video dewasa- Dan aku tidak sengaja melihatnya, Lisa" heboh Jungkook.
Lisa tersenyum, "Setidaknya kamu tidak akan kaget setelah ini"
Jungkook berdiri membeku saat Lisa perlahan melepas kaos putih kebesarannya. Menyisakan dalaman atas untuk menutupi area privasi tubuh bagian atas milik Lisa.
Baiklah. Jungkook akui, tubuh Lisa sangat menawan. Seksi.
Namun saat ini Jungkook fokus bukan pada itu. Jungkook mendekat. Ia mengarahkan jemarinya untuk menyentuh kulit halus milik Lisa.
"Itu adalah luka saat ayah mendorongku dan aku tidak sengaja menabrak jendela. Pecahan beling menancap dipinggang" kata Lisa menjelaskan saat Jungkook menyentuh bekas jahitan di pinggang kanannya.
"Yang ini masih baru. Berwarna keunguan, bukan? Ayah menendang perutku. Aku bersyukur karena itu tidak sampai ke ulu hati"
Jungkook kehilangan kata-kata.
"Dan ini yang paling menyakitkan. Tulang bahu belakangku patah karena ayah memukulku dengan tongkat golf" kata Lisa dengan membalikkan tubuhnya.
Bukan hanya itu.
Bahkan dipunggung Lisa, bisa Jungkook lihat seberapa banyak luka yang Lisa punya. Luka baru maupun luka lama, semuanya bercampur menjadi satu.
Jemari Jungkook menyusuri punggung sempit milik Lisa. Sampai bisa Lisa rasakan punggungnya menyentuh sesuatu.
Jungkook memeluknya dari belakang. Dengan sangat pelan dan lembut. Seolah-olah tubuh Lisa akan remuk jika Jungkook tidak berhati-hati.
"Hei, Lisa-ya" lirih Jungkook.
Lisa memeluk lengan Jungkook yang ada diperutnya, "Mn?"
"Aku tidak akan pernah meninggalkanmu" kata Jungkook.
Membuat Lisa terdiam untuk beberapa saat.
"Aku senang saat mengetahui kamu menyukaiku, aku senang saat bisa menghabiskan waktu bersamamu. Tapi..." Lisa membalikkan tubuhnya. Masih dengan tangan Jungkook yang memeluk tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
After School
Fanfiction"Apa kamu kekasihnya?" -Lalisa "Apa aku harus jadi kekasihmu?" -Jungkook