Kondisi Haruto sangat buruk.
Lisa menyelimuti tubuh bagian atas Haruto dengan handuk.
"Ayah sangat marah. Beliau langsung menghajarku dengan benda apapun yang ada didekatnya" kata Haruto mencoba menceritakan apa yang terjadi padanya.
Lisa mengeringkan tubuh Haruto dengan pelan. Hatinya benar-benar tersayat melihat seberapa banyak luka yang ada ditubuh kurus adiknya.
"Kamu tidak melawan?" tanya Lisa. Ia tidak menangis.
Tidak bisa. Tidak didepan adiknya.
Haruto menghela nafas, "Aku tidak memiliki keberanian. Lagipula, aku yang salah"
Lisa menatap mata Haruto, yang sebelahnya keunguan karena pukulan.
"Jika sudah tau salah, kenapa tetap diteruskan?" tanya Lisa.
Haruto diam. Ia sangat paham arah pertanyaan Lisa.
Keduanya cukup memahami satu sama lain, atau tidak?
"Jika aku mengatakan bahwa aku menemukan 'rumahku' saat bersamanya. Apakah itu diterima?" tanya Haruto.
Pergerakan tangan Lisa yang tengah mengeringkan rambut Haruto terhenti.
Rumah?
"Tentu saja kamu rumahku, Lisa. Tapi aku tidak bisa terus bergantung padamu, menambah bebanmu-Aku tau, aku tau kamu tidak merasa keberatan seperti itu"
"Kamu benar-benar kakak yang baik. Tapi aku tidak sengaja menemukan 'rumahku' ditengah perjuanganku meraih mimpi-mimpi ayah. Haruskah aku melepaskannya, Lisa?"
Lisa terdiam. Lidahnnya kelu. Ia tidak bisa menjawab.
"Lisa" suara Haruto bergetar. Lisa tertegun melihat mata adiknya yang berkaca-kaca.
"Aku menyayanginya" kata Haruto.
Tangan Lisa menyentuh wajah Haruto dan mengusapnya pelan, "Kamu menyayanginya?"
"Sangat"
"Dia adalah 'rumah'mu setelah aku?"
Haruto mengangguk.
Lisa tersenyum tipis, "Kalau begitu pertahankan dia, Ruto-ya"
Dan seketika tangis Haruto pecah. Ia memeluk Lisa. Menyembunyikan wajahnya pada bahu Lisa.
Lisa sendiri mengelus punggung telanjang Haruto pelan.
"Haruto anak yang baik. Adik yang baik" lirih Lisa.
. . . . .
Lisa menatap Haruto yang tertidur. Setelah menghabiskan waktu 3 jam penuh untuk mengobati luka Haruto juga mendengarkan segala cerita Haruto malam ini.
Kim Junkyu. Dia adalah teman kelas Haruto yang sekarang menjadi kekasihnya. Mereka berkencan sejak 3 bulan lalu.
Tidak ada yang istimewa namun dari cerita Haruto, Lisa bisa menangkap rasa bahagia dari Haruto yang mungkin merasa sangat dihargai kehadirannya. Haruto merasa hidup saat bersama Junkyu.
Lisa menghela nafas dan berjalan untuk keluar dari kamar Haruto.
Sebelum ia menghubungi Rosie.
"Rosie-ya, carikan aku informasi mengenai teman kelas Haruto"
"Siapa?"
"Kim Junkyu"
"Baiklah"
"Aku mau besok pagi"
KAMU SEDANG MEMBACA
After School
Fanfiction"Apa kamu kekasihnya?" -Lalisa "Apa aku harus jadi kekasihmu?" -Jungkook