12

9.3K 948 18
                                    

Reyza menatap diam kenzie yang sedang di obati oleh dokter pribadi keluarganya. Reyza akan bertanya apa yang akan terjadi pada kenzie setelah ini. dan juga dia heran kemana semua keluarganya ? kenapa mereka tidak ada saat kenzie terluka?

reyza anak itu benar benar berfikir keras tentang apa yang terjadi. hingga fokusnya teralihkan pada hp berlogo apel tergigit yang berbunyi itu.

Reyza menatap nama penelepon tersebut. nama nathael terlihat jelas di kontak hp tersebut.

reyza mengangkat telepon genggamnya.

" kak rey? kerumah sakit. chila terjatuh dan masuk rumah sakit. "

Reyza berdehem kecil mendengar itu. sekarang ia tau alasan kenapa mereka semua tidak ada saat kenzie terjatuh.

' bocah kecil itu cukup mengganggu dan seperti ular. ' batin reyza.

" Nathanael, kau tau? kenzie juga sama terlukanya, bahkan sangat terluka untuk seumur anak kecil sepertinya. kenapa tidak ada yang membantu kenzie huh? " ucap reyza setelah itu reyza langsung mematikan telfon genggamnya.

reyza menatap kenzie yang sudah di obati. kenzie mendengar semuanya. dan dokter yang mengobatinya sudah pergi saat reyza mengangkat telponnya.

" kak ley... kakak jangan malah sama kak nanaa, disini ken yang salah kok kak "

reyza mendekat ke arah Kenzie. dia mengelus pelan rambut halus milik kenzie. reyza menarik kenzie ke dalam pelukannya dan mengajak kenzie untuk berbaring.

" baiklah, ayo ceritakan semua. tanpa  ada yang sembunyikan ataupun di lebih lebihkan oke? "

kenzie menganggukan kepalanya setuju dan mulai menceritakan semua kepada reyza tentang apa yang terjadi.

.

.

.

sedangkan nathael yang berada di rumah sakit masih mencoba mencerna apa yang di ucapkan oleh sang kakak kedua.

kenzie sama terlukanya bahkan sangat terluka.

ucapan itu terus terngiang-ngiang di otak nathael.

" terluka? tapi kapan?.. " ucap nathael dengan pelan.

jendral yang melihat kembarannya sedang diam di luar pun menyerngit heran.

jendral berdiri dari duduknya untuk menghampiri nathael. tapi sebuah tangan kecil menahannya. jendral langsung menatap datar tangan tersebut.

" kak mau kemana? bantu kupaskan apel untukku pweasee?~ " chila merengek kecil kepada jendral.

" ada bang maraka. biasanya lo selalu minta tolong sama bang maraka. " ucap jendral.

chila menggeleng kecil tanda ia tidak mau.

" akuu tidaak mauuu~ inginnya kak jendralll! " paksa chila pada jendral.

maraka yang melihat itu hanya menghela nafas kecil.

" sudahlah jendral lakukan apa yang chila mau. jangan memperpanjang masalah. " ucap Maraka dengan tegas.

jendral yang mendengar itu pun memutar matanya dengan malas. walaupun begitu iya tidak berani membantah ucapan sang kakak pertama.

Nathael masuk kembali ke dalam ruangan Chila. dia duduk di sofa sambil menatap hpnya.

" nath? kenapa? lo kayaknya panik banget? " ucap jendral sambil tangannya mengupas apel.

Nathael menatap ke arah jendral.

" kenzie, bocah kecil itu terluka.. "

jendral yang tadi sibuk mengupas apel pun terdiam dan menatap nathael.

" yang bener aja? tadi kita liat dia ga ada luka nath.. "

nathael menghela nafas kecil. dia menunjukkan foto yang di kirim kan oleh reyza. di foto tersebut terlihat kenzie yang tertidur dengan kedua kaki dan tangan yang terperban.

" bohong, bocah itu pasti membuat drama. bukannya sebelum ke sini dia tidak apa-apa tadi?. mungkin saja dia melukai dirinya sendiri saat kita pergi mengantarkan chila. " ucap maraka sambil menatap datar ke arah hp nathael.

jendral dan nathael terdiam mendengar ucapan sang kakak sulung.

" iya.. tadi kan kenzie tidak terluka sama sekali. lagi pula jika kenzie terjatuh bersama chila harusnya hanya tangannya saja yang terluka tapi ini? bahkan kaki kenzie ikut terluka. " celetuk pelan chila.

lagi lagi mereka semua terdiam memikirkan ke mungkinannya.

chila anak itu menunduk untuk menutupi senyumnya.

' ahh~ orang orang bodoh ini sangat mudah untuk di bohongii! kenapa tidak dari dulu saja kenzie datang. dengan begini aku akan dengan mudah masuk ke keluarga Xavior '

Transmigrasi BocahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang