01

188 8 0
                                    


Cintai pecipta nya dulu, baru cintai ciptaaNya. Dan sekarang aku cinta keduanya”

-Imama Zidan Angkasa

Karya Anggun putri. W
.
.
.
.

"Ini aku kak. Aku vio-??"

"Goma viona". Ujar seorang lelaki yang baru saja keluar dari kamar.

"Iyah sayang. Masya Allah hafiz udah besar aja yah".

Hafiz memeluk viona dan langsung mencium punggung tangan milik viona.
Hafiz heboh sekali karena sudah 10 tahun ia tidak bertemu dengan Tante nya, terakhir bertemu hafiz masih Kelas 6 SD dan sekarang hafiz sudah S1.

Bunda azizah beranjak untuk memeluk viona Karena rindu yang sangat mendalam. "Bang Zayn mana kak?".

"Bang Zayn lagi bertugas di kantor".

"Terus sih hara di mana?". Tanya viona spontan.

"Hara masuk pesantren tadi pagi barusan aja dia masuk pesantren". Ujar bunda sambil melangkah duduk di ruang tamu.

"Pesantren Darunnajah Jakarta bukan kak?. Soalnya Minggu Minggu ini lagi heboh itu pesantren nya".

"Iyah na. Emang kenapa heboh nya?". Tanya bunda azizah keheranan.

"Itu di pesantren nya ada seorang Gus katanya. Viona aja naksir loh kak walaupun udah umur 19 tahun tahun". Ujar viona spontan lagi.

"Astagfirullah lazim Ona ona ada ada aja kamu ". Jawab bunda azizah sambil geleng geleng kepala dengan ucapan viona.

"Assalamualaikum".

"Waalaikumsalam". Ujar mereka bertiga yang kini sedang duduk di ruang tamu itu.

"Loh viona?".

Viona langsung berdiri lalu mencium punggung tangan milik ayah zayn. "Apa kabar bang?".

"Alhamdulillah baik", ujar ayah zayn dengan senyuman yang indah di wajah tamvan nya.

~ Z & H ~

Di tempat lain pesantren Darunnajah kini sedang melaksanakan pengajian. Beberapa santri putri dan santri laki laki kini sedang bersih bersih di diri mereka sendiri. Karena acara pengajian ini di ceramahi oleh Gus Zidan jadi santri perempuan dan santri laki laki harus bergabung dalam satu gedung. Namun tetap di bedakan.

Beberapa santri perempuan sudah ada yang pergi ke tempat pengajian. Santri yang pergi duluan ada sekitar 50 yang di ketuai oleh umi zainab dan 46 santri yang akan menyusul nanti di ketuai oleh bunda Dila.

Di kamar santri putri yang belum pergi ada hara yang kini sedang melamun memikirkan kejadian kemarin.

"Raa?".

Seorang perempuan bercadar kini sedang ada di hadapan hara namun hara masih belum sadar. Perempuan itu langsung menepuk pundak hara.

"Astagfirullah". Ujar hara spontan dengan suara yang lantang.

"Kamu kenapa hara. Mikirin apa coba ceritakan ke bunda Dila insyaallah pasti ada jalan keluar nya".

"Hara cuma kepikiran soal kemarin. Yang pas hara kepeluk seluruh badan Gus Zidan. Sebenernya Gus Zidan hanya menolong hara bukan cari kesempatan tapi hara masih gak enak kek mengganggap nya Sebagai dosa yang sangat besar". Jelas hara sambil menundukkan kepalanya.

Takdir Pesantren «HIATUS»Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang