02

129 6 0
                                    


"Jika kita berdua tidak berjodoh, maka jodohkan lah anak kita berdua di masa depan nanti"

Imama Zidan Angkasa

Karya Wattpad by anggun putri.W

.
.
.
.

Suasana Jakarta sangat lah dingin, setelah semalaman hujan deras mengguyur kota Jakarta itu. Serta embun pagi sangat terasa dingin jika di sentuh.

"Bunda Ayah kita hari ini jadikan?".

"Why?, Kemana hafiz?".

Seketika hafiz terdiam sambil cemberut."katanya mau ke pesantren hara, emang ga jadi yah ayah?". Hafiz menoleh ke arah ayah zayn yang kini sedang duduk di depan nya.

"Jadi kok, bunda aja yang belum tau". Jawab ayah zayn sambil melirik bunda azizah.

"Bunda udah tau kok". Bela bunda kepada diri nya sendiri. Ayah zayn hanya geleng-geleng kepala saja melihat tingkah zaujati nya yang ingin di bela dan di puji.

"Assalamualaikum, bunda ayah hafiz".

"Waalaikumsalam, loh Hyung baru bangun tidur kah?.

"Iyah", zayyan mengangguk seraya mengambil air putih.

"Bunda mau ke kamar dulu".

"Bunda kemana".

"Bunda Jangan pergi, bunda marah sama hafiz yah".

"Kemana Humaira?".

Hafiz, zayyan, ayah zayn. Mereka bertiga kompak sekali saat bunda azizah beranjak pergi dari mereka.

"Emang bener kata pepatah, 'buah ga jauh jatuh dari pohon nya". Ujar bunda sambil menutup pintu kamar.

Ayah zayn dan zayyan hanya bisa terkekeh, sementara hafiz masih memikirkan apa yang di ucapkan oleh bunda azizah tadi.

Ntah lah hafiz terkadang login kalau di ajak bercanda yang aneh aneh.

~ Z & H ~

Di pesantren darunnajah. Kini beberapa santri sedang bersiap-siap untuk di jenguk oleh keluarga mereka. Dari mulai ada yang ngantri mandi, terus mikirin gimana cara nya Saliman sama sepupu, Karena beberapa keluarga membawa sepupu lelaki yang kangen bertemu dengan sepupu perempuan nya.

"Yey Alhamdulillah hari ini umi zanab mau jenguk Rara, semoga aja sepupu perempuan aku ikut". Rara teriak histeris sembari menjemur pakaian nya.

"Ra, jangan kek gitu juga nanti santri yang lain pada keganggu tau". Tegur salah seorang santriwati.

"Iyah, maaf yah". Rara menundukkan kepalanya. Santriwati yang menegur Rara kini pergi sambil tersenyum.

Di tempat yang berbeda namun masih di dalam pesantren darunnajah. Terlihat kini hara dan bunda Dila mereka berdua jalan pagi berdua sambil curhat.

Takdir Pesantren «HIATUS»Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang