7

640 93 6
                                    

" Ini hasil pendapatan kita selama satu bulan Niel."

Oniel melihat selembar kertas yang di berikan oleh Gito." Alhamdulillah ya bulan ini pengunjung makin rame."

" Iya dan kalo kayak gini terus gue yakin sih Lo bakalan bisa buka Coffe Shop lagi." Ucap Gito."

" Semoga aja ya Git gue emang ada rencana mau buka Coffe Shop lagi sih tapi yang paling penting gue mau lunasin cicilan rumah dulu." Ucap Oniel."

" Gue salut banget sama Lo Niel di usai Lo yang masih muda sekarang Lo udah nyiapin semuanya buat masa depan padahal Lo bisa aja minta semua yang Lo mau sama Papah Lo tapi Lo gak ngelakuin itu." Ucap Gito."

Oniel tersenyum tipis entah kenapa bila Gito menyebut Papahnya hatinya menjadi sakit Oniel tidak akan lupa dengan apa yang udah Papahnya lakukan pada Sang Mamah tercintanya.

" Oh Iya Git gue titip Coffe Shop sebentar ya abis ini gue mau ke makam Mamah."

" Iya Niel pokoknya urusan Coffe Shop Lo gak perlu khawatir ya aman kok sama gue."

" Thanks ya Git."

" Sama-sama Niel."

***
" Assalamualaikum Mah ini aku Dateng."

Oniel berjongkok di depan makam yang bertuliskan nama Anindita Rahma Tangan Oniel mengusap lembut tepat di bagian pusara Anin Oniel terdiam sejenak memandangi makam Anin yang tampak terawat karena memang Oniel yang meminta pada penjaga makam untuk selalu membersihkan makam Anin setiap harinya.

" Maaf Mah kalo akhir-akhir ini aku jarang Dateng kesini Coffe Shop beberapa hari ini lagi banyak pengunjung jadi aku sama Gito agak sedikit repot ngurus itu semua."

Oniel menaburkan bunga di atas makam Anin lalu tak lupa Oniel berdoa untuk Anin sambil menengadahkan kedua tangannya setelah selesai Oniel pun mengusap wajahnya.

" Aku pamit ya Mah aku janji bakal sering-sering dateng kesini doa aku gak pernah putus buat Mamah."

Oniel mendekatkan wajahnya pada pusara Anin lalu menciumnya." Doain aku dari atas sana ya Mah."

" Oniel."

Oniel menoleh ke belakang." Tante Shania."

Oniel pun berdiri lalu menatap tajam pada Shania mengapa perempuan yang paling Oniel benci harus ada di sini tatapan Oniel pun beralih pada anak kecil yang berada di samping Shania. Anak kecil berusia sekitar enam tahun itu pun nampak erat menggenggam tangan kanan Shania.

" Mau apa Tante Shania ada disini." Tanya Oniel Tegas."

" Tante kesini cuma mau ziarah ke makam Mamah kamu Oniel." Jawab Shania."

" Mendingan sekarang Tante pulang dan gak usah dateng ke makam Mamah saya lagi."  Ucap Oniel."

" Niel tapi Tante itu cuma-."

" AKU BILANG PERGI DARI SINI TANTE."

" Abang Oniel Jahat."

" Hey Christy Sayang Abang Oniel gak jahat kok Nak." Ucap Shania sambil mengelus pipi mungil Christy."

" Abang Oniel Jahat Mah, Abang Oniel udah bentak Mamah aku gak suka." Ucap Christy."

Oniel memejamkan matanya sebentar apa ia sudah sangat keterlaluan karena sudah membentak Shania sehingga membuat Christy marah padanya.

Sepertinya Oniel harus secepatnya pergi dari sini karena Oniel tidak mau emosinya kembali naik jika harus berlama-lama bertemu dengan Shania perempuan yang sudah merusak kebahagiaan keluarganya.

" Oniel tunggu sebentar."

Shania menahan tangan Oniel yang akan pergi namun dengan cepat Oniel menepisnya.

PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang