1

1.8K 164 34
                                    

Sebelum memulai aktivitas di pagi hari ini kini Chika dan Indah sedang berada di meja menikmati sarapan paginya bersama kedua orang tua mereka Feni dan Okta.

" Indah gimana urusan kantor semuanya lancar kan?." Tanya Okta."

" Iya Pah lancar Semuanya kok." Jawab Indah."

" Syukurlah gak salah Papah percayakan semua urusan kantor sama kamu, kamu memang anak kebanggaan Papah." Ucap Okta."

Lagi dan lagi Chika mendengar Papahnya memuji Indah Kakaknya memang prestasinya tidak sebagus Indah tetapi Chika sudah merasa kesal setiap kali Papahnya selalu memuji Indah.

Indah yang melihat perubahan di raut wajah Chika merasa tidak enak karena Indah tau bahwa Papahnya memang sering membandingkan dirinya dengan Chika.

" Oh Iya Chika kamu kan udah lulus kuliah apa kamu udah punya rencana buat kedepannya nanti." Tanya Feni."

" Belum Mah tapi aku kirim beberapa CV ke perusahaan sih semoga aja ada kabar baik nanti." Jawab Chika."

" Chika kenapa kamu gak bantu Mbak aja buat ngurus perusahaannya Papah Mbak bakalan seneng banget kalo kamu mau." Ucap Indah."

Chika menggeleng." Enggak Mbak lagian Papah juga gak bakalan setuju kalo aku ikut gabung buat ngurus perusahaan Papah mana percaya sama aku."

" Pah Chika boleh kan bantuin aku ngurus perusahaan dari pada Chika nantinya kerja di Perusahaan lain mendingan Chika bantuin aku buat urus perusahaan Papah." Ucap Indah."

" Enggak Indah Papah gak setuju Lagian Papah gak yakin Chika bakalan bisa bantu kamu buat urus perusahaan yang ada nanti Chika malah buat perusahaan Papah itu rugi dan malah merepotkan kamu nanti." Ucap Okta."

" Papah itu emang gak pernah adil sama aku."

Chika berdiri dari duduknya emosinya kini sudah tidak bisa ia tahan lagi Indah yang memang duduk di samping Chika berusaha menenangkan Chika dengan mengusap lengannya.

" Chika jaga bicara kamu gak sopan kamu sama Papah kamu sendiri." Ucap Okta."

" Emang kenyataannya kayak gitu Pah mana pernah Papah adil sama aku perlakuan Papah ke aku sama Mbak Indah itu beda semua usaha yang udah aku lakuin itu gak ada artinya buat Papah." Ucap Chika."

" Udah- Udah gak perlu di lanjutin lagi obrolan ini." Ucap Feni."

Chika akhirnya berjalan menuju kamarnya sementara Indah ia langsung bergegas menyusul Chika.

" Pah kamu gak seharusnya ngomong kayak gitu sama Chika kasian kan Chika kalo kamu terus membandingkan dia sama Indah." Ucap Feni."

" Itu faktanya Mah aku ngomong tegas kayak gini sama Chika supaya dia itu ngerti dan paham liat itu Indah bisa dapet beasiswa sampai ke luar negeri sementara Chika Apa udah bisa lulus aja itu juga udah bagus." Ucap Okta."

Feni menggelengkan kepalanya percuma saja ia bicara pada Okta karena itu akan membuang Energinya saja Okta memang keras kepala dan susah sekali untuk di ajak bicara baik-baik.

***
" Chika kamu mau kemana."

Chika memasukkan baju-bajunya ke dalam kopernya sepertinya ia harus kembali lagi ke apartemennya percuma juga kalau ia harus di rumah dan terus berdebat dengan Papahnya.

" Aku mau balik ke apartemen aja Mbak."

Indah menghampiri Chika yang sedang duduk di  pinggiran kasurnya sambil merapikan baju-bajunya." Kamu serius mau balik ke apartemen?."

" Iya Mbak lagian keberadaan aku disini juga cuma bisa bikin Papah kesel aja kan." Ucap Chika."

Indah menghela nafasnya lalu ikut duduk di pinggiran kasur Chika." Kamu tau kan gimana sifat Papah Mbak harap kamu jangan terlalu ambil hati omongannya Papah."

PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang