Halow ... Halow ....
بسم الله الرحمن الرحيم
●
●
●Setelah selesai memberi makan sapi, Fizo beralih pada makanan para ayamnya. "Wah ...." Ia menoleh saat mendengar lontaran tiba-tiba dari gadis itu.
"Fira juga ingin mencobanya." Teriaknya seraya berlari menuju Fizo.
"Eh ... masuklah, ini kotor. Kamu sudah mandi."
"Tidak apa. Nanti bisa mandi lagi, kan?"
Fizo menyungging senyumnya seraya mendekatkan wajahnya pada wajah Fira. "Mandi ... bersama?" Mendenger itu, sontak membuat Fira membulatkan matanya. Tangannya refleks menampar lengan Fizo, "mesum sekali kamu ini!" bukannya kesakitan lelaki itu justru terkekeh pelan melihat ekspresi wajah istrinya.
Fizo memberikan makanan ayam pada Fira untuk gadis itu memberi makan para ayamnya. Sudut bibirnya sedikit terangkat saat melihat Fira dengan ketakutan saat akan memberikan makanan itu pada ayam. Biasa disebut, dedek bekatul.
"Setoran sudah kamu siapkan untuk nanti?" Tanya Fizo membuat kegiatan Fira terhenti. Ia perlahan memberikan kembali bekatul pada Fizo, "Sepertinya perut Fira mulas hihi." Fira bergegas pergi meninggalkan Fizo yang terus menatap kepergiannya dengan heran.
●●●●
Selepas salat asar, sedari tadi Fira duduk di tepi ranjang dengan terus berdoa semoga Fizo akan ikut salat berjamaah di mushola nanti. Ya Allah ... Fira belum hafal Al-Fajr dan artinya, semoga nanti Babi ikut salat berjamaah di masjid saja. Tapi ini bukan juga sepenuhnya salah Fira, karena Al-Fajr tiga puluh ayat beserta artinya hanya diberi waktu satu minggu, sangat tidak mungkin bukan, Ya Allah? Batinnya seraya mengerucutkan bibir kesal.
Terdengar suara pintu terbuka dan menampakkan Fizo berdiri di ambang sana seraya memakai sarung dan pecinya. Ia beranjak masuk kamar, keningnya mengerut saat melihat Fira menundukkan kepalanya. Seperti ... ia menghindar darinya.
"Fira," panggilnya.
"Ya, Bi?" Jawabnya tanpa menatap lelaki di depannya.
"Kenapa menghindar?"
Hening. Tidak langsung dijawab oleh Fira. Namun detik kemudian, "Menghindar? Tidak, Fira hanya sedang murajaah," dustanya.
"Baiklah, lanjutkan. Berarti sudah siap nanti sehabis salat magrib, ya."
Mampus,
Hening. Tidak ada jawaban apapun dari Fira. Fizo hanya mengedikkan bahunya tak acuh, mungkin karena ia berpikir tidak ingin menganggu murajaah istrinya.
"Saya ada urusan dengan Mas Aan sebentar. Jika kamu cari, saya ada di ladang kacang hijau yang kemarin, ingat kan?" Fira mengangguk tanpa menatap Fizo. Tanpa memperpanjang lagi, Fizo berlalu pergi dari rumah. Ladang tidak jauh dari rumahnya, dengan berjalan kaki saja Fizo sudah bisa sampai di tujuannya.
Kini jam sudah menunjukkan pukul setengah enam menjelang magrib. Di saat kepanikan melanda, terdengar suara kucing dari luar kamarnya. Fira mengerutkan keningnya heran, ia beranjak dari kasur lalu mencoba membuka pintu kamar. Seketika mata Fira membulat sempurna saat melihat seekor kucing kecil yang mengeong di depan pintu.
"Aaa ...." Teriak Fira refleks melompat kembali menaiki kasurnya. Ia memojok seraya memejamkan kedua matanya. Menutup wajahnya dengan telapak tangannya. "Babi ... tolong ...." teriaknya seraya terisak.
Sudah beberapa menit Fira tidak mendengar suara kucing itu. Dengan penuh keberanian Fira mencoba membuka matanya.
"Meong ...."
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjodohan Tidak Seindah Bayangan [END]
Любовные романы🚫Latar Belakang Cerita Diambil Dari KISAH NYATA🚫 ⚠️Aku tau ceritaku gak sebagus yang lain, tapi plagiat jauh-jauh ya⚠️ Perjodohan merupakan suatu hubungan yang akan dibawa ke jenjang serius, namun pasangan dipilihkan oleh orang lain. Opini orang t...