Bab 51 Al-Quran dengan Qalbi

320 17 2
                                    

Halow ... Halow ....

بسم الله الرحمن الرحيم



Kening Fizo mengerut saat tak ada jawaban sama sekali sedari tadi. "Ra?" Ia mulai membuka knop pintu yang ternyata tidak terkunci. Lelaki itu mulai melangkah masuk, gadis itu sudah tidak di kasurnya. Perhatiannya tertuju pada kertas di atas nakas, Fizo mengambilnya dan ....

 Perhatiannya tertuju pada kertas di atas nakas, Fizo mengambilnya dan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ya allah ... anak ini," gumam Fizo seraya menggelengkan kepalanya. Kemudian ia keluar kamar lalu segera bersih-bersih untuk berangkat mengunjungi restorannya.

Lelaki itu terdiam sejenak saat baru saja tiba di parkiran restorannya. Detik kemudian ia tersenyum tipis seraya memasukkan kedua tangannya pada saku celana. Restonya kini mulai berkembang pesat, bahkan berencana akan membangun cabang di daerah lain. Tetapi hal sedih juga, dejavu saat pertama kali ia kenal dengan Fira. Teringat gadis kecil itu dulu menyetujui pernikahan mereka hanya karena taruhan novel, Fizo terkekeh pelan saat mengingat semuanya.

Ia menarik napas dalam lalu segera berjalan masuk. Baru pada depan pintu ia sudah disambut ramah oleh karyawannya. Fizo hanya membalasnya dengan senyuman lalu berjalan menuju bagian dapur. "Assalamualaikum." Salamnya.

"Waalaikumussalam ... eh pak bos," jawab kompak semuanya.

Salah seorang bawahannya pergi mendekatinya. "Bagaimana kabarnya bos? Sudah lama bos tidak berkunjung." Sapanya seraya melakukan salam ala lelaki.

Fizo terkekeh mendengarnya. "Iya, maaf ya, saya akhir-akhir ini lagi ada beberapa problem. Ini saya sempatin ke sini lagi. Tapi ... aman kan selama saya tidak ada?"

"Ooo ... iya pasti aman lancar jaya dengan saya, Boby gitu loh." Keduanya tertawa mendengarnya.

Fizo menepuk pundak Boby. "Saya sangat percaya padamu, Bob."

"Hehe ... terima kasih pak sudah mempercayai saya."

"Bapak lagi banyak masalah ya? Wajahnya kelihatan capek banget?" Lanjutnya bertanya. Fizo hanya membalasnya dengan senyuman tipis.

"Tidak," jawabnya dengan gelengan.

"Em, saya lihat laporan selama saya tidak datang Bob."

"Oh iya sebentar saya ambilkan, Pak." Fizo mengangguk. Ia berjalan menuju ruangannya. Rasanya ... sudah sangat lama tidak menduduki kursi ini.

Baru saja Fizo mendudukkan tubuhnya pada kursi, terdengar suara ketukan dari luar. "Assalamualaikum, permisi Pak ...."

"Waalaikumussalam, masuk Bob." Pintu itu terbuka, menunjukkan keberadaan Boby dengan beberapa berkas di tangannya. Ia menyerahkan semua berkas itu pada Fizo.

"Ini semua ada laporan laba-rugi pada beberapa bulan lalu, Pak. Nah yang ini laporan arus kas, yang ini ada laporan perubahan modal karena kemarin-kemarin sempat mengalami beberapa kendala."

Perjodohan Tidak Seindah Bayangan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang