Bab 46 Bukan Adik!

397 24 1
                                    

Halow ... Halow ....

GAK TAU POKOKNYA CADO LAGI SENENG BANGET JADI PENGEN NULIS, oke nikmati saja ....

بسم الله الرحمن الرحيم



Fira menutup panggilannya. Ia menghela napas berat, entah mengapa terdapat rasa sesak di dadanya. Vio ... wisuda tahfidz? Lalu apa dirinya ini? Apa pencapaiannya selama ini? Sepertinya tidak ada.

Tanpa persetujuan sang pemilik, air mata itu menetes dari mata indahnya. Hati dan pikirannya sedang berperang, bagaimana kalau Fizo jatuh hati lebih dalam pada Vio daripada dirinya?

Gadis itu terus bergulat dengan berbagai pikiran negatifnya. Seakan semua kelebihan istri kedua suaminya itu mengalahkan semua kekurangannya. Ia apa? Bahkan juz tiga puluh saja ia masih kurang banyak ....

Mengapa justru istri kedua lebih baik?

Gadis itu mengusap air matanya kasar. "Terserah, Fira ingin scroll tiktok saja," monolognya. Masih dengan mukenah ia memposisikan tubuhnya bersandar pada sofa.

Namun baru saja membuka aplikasi berwarna hitam itu, ia sudah ditampar dengan video pertama.

Terlihat video ceramah singkat yang dibawakan oleh Ustadz Adihidayat.
"Ajal itu mendekat kepada kita, sedangkan perjalanan masih panjang. Teman-teman kita sudah di depan, bekalnya banyak sekali. Maksudnya apa? Teman-teman kita sudah ada yang hafal Quran, salatnya ngak putus, malamnya banyak tahajud, puasanya gak putus, sunnahnya dikerjakan. Kita ini mah ya Allah ... mau bangun tidur aja susah ya Allah, mau tahajud aja susah. Sementara ajal datang semakin dekat. Setiap hari ingat wafat ... setiap hari ingat pulang ... setiap hari ingat kita akan mengalami suasana di alam kubur ... jangan sampai meninggalkan dunia dalam keadaan yang terancam."

"Astagfirullahaladim Ya Allah ... Fira baru buka niatnya mau ngehibur diri Ya Allah ... malah ditampar." Gadis itu menghela napas berat sebelum teriakan sang ayah membubarkan semuanya.

"FIRA! CEPAT BANTU IBUMU!" Gadis itu sontak membulatkan kedua matanya sempurna. Ia celingukan sebelum suara kakek ikut menyahut memanggilnya. Dengan buru-buru ia melepas mukenah dan merapikan kembali semua alat ibadahnya. Bergegas keluar kamar, ia sempat terdiam saat mendapati sang Ibu tampak kesakitan.

"Ibu!" Fira berlari menuju Ibunya yang sedang dituntun ayah keluar rumah.

"Bantu Ibumu, Ayah ambil mobil dahulu." Fira langsung mengambil alih tubuh Ibu dari ayah. Setelah berhasil memasukkan Ibu ke dalam mobil, Fira mencoba ikut masuk namun ditahan sang ayah.

"Fira, tetap di rumah."

Raut wajah Fira seolah tidak terima. Ia sangat khawatir pada ibunya itu. "Tap-"

"Kamu mau terjadi perang dunia ke dua di rumah? Temani kakek dan nenek saja, Ayah bisa urus semuanya. Percaya, kan?"

"Tidak."

"Terserah." Tanpa memperdulikan putrinya itu, Ayah segera menutup pintu mobil lalu segera melajukannya. Sedangkan anak gadisnya di belakang sana terus menggerutu tidak terima!

Dasar, anak tidak diundang! Membuat ibuku repot saja!

●●●●

Perjodohan Tidak Seindah Bayangan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang