Bab 37 Jacky

229 17 0
                                    

Halow  ... Halow ....

بسم الله الرحمن الرحيم

"Terkadang orang ketiga tidak terlalu buruk. Mereka mengajarkan kita untuk menjadi lebih kuat dari sebelumnya."

~FiraAgita

Pagi ini, tidak seperti biasanya. Kedua pasutri itu tidak melakukan jamaah saat qiyamul lail tadi. Waktu subuh Fizo pamit berjamaah dan Fira munfarid di kamar tamu. Setelah itu ia sibuk bergelut dengan berbagai peralatan masak di dapurnya. Di saat Fizo pulang, Fira sudah selesai dengan segala masakannya yang tertata rapi di meja makan.

"Ma syaa allah ... terlihat enak sekali, kamu masak sendiri, Ra?" puji Fizo seraya menarik satu kursi untuknya duduk.

"Menurut Abi, bersama setan?" tanya Fira tanpa menoleh pada suaminya.

Lelaki itu hanya menghela napas pasrah. Ia hanya ingin mencairkan suasana. Apakah itu salah? Fira menatap jam dinding yang berada di dapurnya, jamnya sudah menunjukkan pukul setengah enam. Fira menarik sebuah kursi berhadapan dengan Fizo. Tanpa menatap lelaki itu, ia segera mengambil makanan dan memakannya.

"Ra, pulang sekolah ada acara?" Fira menggeleng.

"Alkhamdulillah. Temani aku ya, fetting baju dan cincin nanti bersama Vio." Bagai pisau menyayat hati Fira. Tidak bisa bohong jika rasanya perih sekali. Mengapa harus ia? Menemani suaminya fitting baju dan cincin bersama calon ... istri keduanya? Allah ... ujian apalagi, ini?

Mendengar penuturan Fizo, sendok berisi nasi yang akan Fira suapkan ke dalam mulut itu terhenti. "Kenapa harus Fira? Ada Bang Nico?"

"Menurutmu, dua laki-laki dan satu perempuan bukan mahram?"

"Qilla?"

"Kamu lupa? Qilla bukan mahram aku."

Kening Fira mengerut dibuatnya. "Apa hubungannya? Hanya sekadar menemani, kan?"

"Jadi kamu tidak bisa, Ra?" Bukannya menjawab pertanyaan Fira, ia malah melemparkan pertanyaan baru pada gadis di depannya itu.

"Bisa. Tapi ada syaratnya."

"Apa?"

"Kembalikan gelang Fira dari Bang Nico."

"Hari ini Abi kerja saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hari ini Abi kerja saja. Fira berangkat sendiri." Ia beranjak dari meja makan dengan membawa piring dan sedok sisanya tadi. Menuju wastafel dapur, lalu mencucinya.

"Ra? Kalau kamu tidak ikhlas, bilang saja. Aku bisa tolak in syaa allah. Kamu jangan seperti ini, kumohon ...." lirih Fizo yang terabaikan oleh Fira. Gadis itu tidak menyahut ucapan suaminya sama sekali. Setelah selesai mencuci, ia segera menuju kamarnya untuk bersiap berangkat sekolah. Hari ini senin, ia tidak boleh tertinggal upacara.

Perjodohan Tidak Seindah Bayangan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang