Jisoo segera mengambil tas ranselnya dan memasukan pakaian secukupnya. Jisoo merasa gusar usai manager Taeyong menelfonnya dan mengatakan jika Taeyong sakit dan posisinya sekarang masih ada di Busan. Jisoo sempat bertanya Taeyong sakit apa pada sang manager dan ia berkata jika Taeyong terkena penyakit langka.
Pikiran Jisoo udah kemana - mana waktu manager Taeyong bilang begitu. Ia takut Taeyong terkena penyakit berbahaya dan lebih buruknya ia takut jika penyakit Taeyong tidak bisa disembuhkan.
Selesai menyiapkan barang bawaan ia langsung mengambil kunci mobilnya dan bergegas turun ke bawah.
" Loh? Kak Mingyu ngapain di sini?" Tanya Jisoo mendapati sang kakak yang sudah duduk di ruang tamu.
" Kakak anterin kamu nyusul Taeyong. Bahaya kalo kamu nyetir sendiri dalam kondisi panik." Ucap Mingyu.
Tumben ni orang, biasanya juga kalo ada sesuatu yang ada sangkut pautnya sama Taeyong dia ogah - ogahan. Batin Jisoo.
Jisoo memang sudah mengari keluarganya jika ia akan berangkat ke Busan menyusul Taeyong yang sedang sakit.
" Yaudah deh ayok." Setuju Jisoo lalu mereka berangkat.
" Gimana hasilnya yang?" Tanya seorang pria yang sedari tadi menunggu di depan kamar mandi dengan wajah tegangnya.
" Positif. Aku hamil jen." Ucap Gyuri menangis bahagia. Jeno langsung memeluk Gyuri erat. Ia serasa dibawa terbang karena sebentar lagi ia akan menjadi seorang ayah.
" Makasih sayang makasih." Ucap Jeno sambil mengecupi bibir Gyuri. Bukan hanya Jeno tapi Gyuri juga sangat merasa bahagia. Ini hadiah terbaik yang diberikan Tuhan untuknya dan Jeno.
Gyuri menikah satu tahun yang lalu dengan Jeno. Awalnya Gyuri ragu untuk melangkahi Jisoo tapi Jisoonya sih gak masalah dilangkahi karena dipikir - pikir Jisoo cuma lima menit lebih tua dari Gyuri jadi ya gak masalah.
" Kita kasih tau keluarga besar kita yuk." Ucap Jeno antusias. Ia sudah membayangkan betapa bahagianya keluarganya jika mengetahui Gyuri hamil.
" Jangan sekarang deh yang." Ucap Gyuri.
" Kenapa?"
" Suaminya Jisoo lagi sakit, nggak enak kalau kita ngasih kabar bahagia sementara saudara kembar aku lagi kepikiran sama suaminya." Ucap Gyuri. Jeno mengusap lembut rambut Gyuri, ia merasa beruntung memiliki istri yang berhati lembut dan memiliki wajah cantik.
Jisoo sama Mingyu sekarang udah sampai di hotel tempat Taeyong menginap. Jisoo langsung menghubungi manager Taeyong untuk memberitahu di mana kamar Taeyong.
" Lantai 4 kak." Ucap Jisoo lalu keduanya langsung masuk ke dalam lift
Di depan kamar inap Taeyong sudah ada managernya yang siap menyambut Jisoo. " Gimana keadaan Taeyong?" Tanya Jisoo saat sudah ada di depan kamar hotel Taeyong.
Manager Taeyong hanya menunduk dan menggelengkan kepala sambil menunjukkan wajah sedihnya. Jisoo panik dia langsung masuk ke dalam kamar.
" Astagaa Taeyong!!" Khawatir Jisoo saat melihat Taeyong terkulai lemas di atas ranjangnya dengan kompresan tempel di keningnya.
" Sa-sayangg..." Ucap Taeyong lemah.
" Yong kamu sakit apasih kok bisa sampek kaya gini?" Tanya Jisoo khawatir sambil nangkup wajah Taeyong.
" Jangan nangis." Ucap Taeyong mengusap air mata Jisoo.
" Jawab yong lo sakit apa? Jisoo khawatir banget sama lo waktu manager lo bilang kalau penyakit lo itu langka." Tanya Mingyu yang tak tega melihat adeknya khawatir seperti ini.
" Penyakit aku emang langka sayang tapi kamu jangan khawatir ya. Aku gak suka lihat kamu nangis." Ucap Taeyong menghapus air mata Jisoo.
" Ya makannya ngomong kamu sakit apa. Aku istri kamu dan aku juga berhak tau." Ucap Jisoo berusaha tenang.
" Maafin aku sayang." Ucap Taeyong yang buat Jisoo tambah nangis. Kenapa nggak to the point aja sih Taeyong dia sakit apa sebenarnya.
Mingyu gak bisa lagi lihat Jisoo nangis kaya gini. " YUTAAA MASUK LO." Teriak Mingyu memanggil manager Taeyong yang ada di luar kamar.
" Ada apa tuan?" Tanya Yuta menunduk.
" Kasih tau ke kita apa penyakit Taeyong yang sebenarnya." Desak Mingyu.
" Ehmmm."
" Kasih tau cepet!!"
" Tuan Taeyong mengidap penyakit...
rindu." Ucap Yuta
" HAH??!" Syok Mingyu dan Jisoo.
" Iya, saat selesai meeting waktu itu tuan Taeyong terus mengatakan jika ia merindukan nona Jisoo. Sejak kemarin pagi tuan Taeyong tidak mau makan dan terus melihat foto nona Jisoo. Pekerjaanpun juga terlalaikan. Setelah telfon dengan nona Jisoopun tuan Taeyong menangis lalu mengurung diri dalam kamar. Ia terus berkata ' Aku kangen kamu Jisoo' dia selalu mengulang kata itu." Yuta terlihat mengambil nafas.
" Sampai tadi pagi saya masuk dan melihat tuan Taeyong yang sudah pucat. Badannya panas dan matanya sembab. Saya langsung manggil dokter ke sini. Dokter bilang tuan Taeyong demam. Ia terlalu banyak menangis dan tidak menjaga pola makannya. Dokterpun menyimpulkan kalau penyakit tuan Taeyong itu langka. Dokter juga baru menemukan penyakit bernama rindu ini." Ucap Yuta.
Jisoo dan Mingyu terperanga mendengar penjelasan Yuta.
" BANGSAT YA LO TAEYONG!!" Kesal Jisoo memukul Taeyong menggunakan bantal.
" Ampun saayaanggg..."
" LO TAU GAK SIH GUE UDAH PANIK BANGET WAKTU YUTA BILANG LO SAKIT. BELUM LAGI DIA BILANG KALAU PENYAKIT LO LANGKA. KAK MINGYU SAMPEK NGEBUT KARENA DIA TAU GUE LAGI KHAWATIR. TAPI SAMPAI SINI APA YANG GUE DAPETIN?" Marah Jisoo.
Taeyong menunduk takut. Ia merasa bersalah tapi mau bagaimana lagi ia tak tahan berjauhan dengan istrinya.
" Terserah lo deh gue capek." Lelah Jisoo lalu keluar dari kamar Taeyong.
" Sayaanggg..." Seru Taeyong hendak mengejar Jisoo tapi ditahan sama Mingyu.
" Mikir dong, udah jadi suami juga tapi kelakuan kaya bocah." Kesal Mingyu.
" Heh ngaca ya! Lo juga bocah." Balas Taeyong.
" Lebih bocah elo!!"
" lebih bocah lo kiming!!"
" LO!''
" LO!"
Dan akhirnya mereka gelut.
Hai - hai jangan lupa vote yaaa🤍
Siapanih yang nungguin next ceritanya?? Vote kalian penyemangatku🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Aesthetic Life [Jisyong]
RomanceCerita tentang pasangan suami istri muda. " Kenapa lagi sih Taeyong?" " Mau ditium." Ucapnya manja dipangkuan Jisoo sambil mengerucutkan bibirnya.