9. Sabar

471 63 0
                                    

" Sayaangg..." Ucapnya manja sambil mengganggu Jisoo yang sedang mencuci piring. Dengan eratnya Taeyong memeluk Jisoo sampai - sampai ia sulit bergerak.

" Kenapa Taeyong?" Tanya Jisoo berusaha sabar.

" Gyuri sama Jeno aja udah mau punya baby, kita kapan?" Tanya Taeyong sambil ndusel - ndusel manja. Jisoo merotasikan matanya malas. Lagi dan lagi Taeyong selalu menanyakan ini sejak Gyuri mengumumkan kehamilannya satu minggu yang lalu. Jisoo jengah mendengar pertanyaan itu.

" Kalau Tuhan belum ngasih kita bisa apa." Ucap Jisoo melepaskan pelukan Taeyong dan melepas sarung tangan dan clemeknya.

" Ya kita usaha sayang. Jangan malem aja kita usahanya tapi pagi sama siang juga. Ya bisa dibilang tiga kali sehari gitu yang." Ucap Taeyong sambil menunjukkan tiga jarinya.

" Ngawur tau nggak. Kamu pikir aku nggak kerja, kamu pikir aku hidup cuma buat nglayanin kamu hah?" Kesal Jisoo.

" Nggak gitu maksud aku yanggg ih jangan marah. Ya kan biar kita cepet dapet babynya." Ucap Taeyong sambil menggoyanhkan tangan Jisoo.

" Kamu pikir dengan kita rajin terus kita bisa cepet dapet anak gitu? Dengerin ya, diluaran sana banyak pasangan suami istri yang udah lama menikah tapi sampai sekarang juga belum dikasih momongan. Kamu lihat tuh kak Krystal, suaminya napsunya tinggi dan mereka udah rajin bikinnya, tapi apa? Mereka baru dikasih momongan setelah empat tahun menikah. Seharusnya dari situ kamu ngerti kalau dengan kita rajin atau nggak, itu nggak ngaruh. Apalagi kita nikah baru lima bulan." Ucap Jisoo membuat Taeyong menunduk.

" Maaf..." Taeyong menunduk dengan mata yang sudah berkaca - kaca.

Jisoo memejamkam matanya berusaha sabar. " Udah mending kamu mandi sana. Aku udah siapin kebutuhan kamu di kamar." Ucap Jisoo dan Taeyongpun menurut sampai - sampai Taeyong naik ke atas sambil menunduk ngusapin air matanya yang sudah menggenang.


































































" Loh - loh anak mama kenapa sedih gitu mukanya?" Tanya Yoona melihat Taeyong datang dengan wajah yang sedih. Bukannya berangkat kerja tapi dia malah ke rumah Donghae.

" Taeyong habis dimarahin Jisoo ma." Sedihnya.

" Dimarahin kenapa sayang?" Tanya Yoona sambil mengusap rambut Taeyong lembut yang kini sudah berbaring dan menjadikan paha Yoona sebagai bantal.

" Taeyong bahas soal anak dan Jisoo marah. Maaaa kalo Jisoo jadi benci sama Taeyong gimana?" Takut Taeyong.

" Emangnya kamu ngomongnya gimana?" Tanya Yoona dan Taeyong menceritakan apa yang bicarakan dengan Jisoo tadi.

" Pantes Jisoo marah orang kamu ngomongnya gitu." Bukan Yoona tapi Donghae lah yang menyaut.

" Loh papa kok udah pulang?" Tanya Yoona. " Meeting hari ini ditunda karena klien papa mendadak sakit. Jadi hari ini papa free." Balas Donghae sambil melonggarkan dasinya.

" Wajar kalo Jisoo marah kalo kamunya ngomong kaya gitu yong. Gini ya mau serajin apapun kamu sama Jisoo bikin tapi kalau Tuhan belum berkehendak ya kamu belum dikasih yong. Kalau kamu terkesan menuntut atau memaksa Jisoo malah kasihan Jisoonya. Dia yang berperan penting nantinya. Kamu mah enak tinggal bikin tapi yang ngadung selama sembilan bulan itu Jisoo. Sebelum kamu bahas soal anak kaya gini seharusnya kamu tanya dulu Jisoonya. Udah siap belum dia buat mengandung kalau belum itu juga akan berpengaruh sama kondisi Jisoo nantinya. Jangan kasih banyak beban pikiran buat Jisoo." Ucap Donghae bijaksana.

" Sayang dengerin mama." Ucap Yoona menangkup wajah putra semata wayangnya.

" Mulai sekarang jangan pernah kamu minta yang aneh - aneh ke Jisoo. Manjain dia, selalu atur pola makan, selalu kasih vitamin, dan jangan biarin dia kecapean. Mama yakin dengan hal semacam itu bisa jadi salah satu cara supaya Jisoo bisa cepet hamil." Ucap Yoona.

" Yang terpenting kamu harus selalu berdoa dan sabar." Ucap Donghae.

" Uhhh udah ya gantenya mama jangan sedih lagi oke." Ucap Yoona membuat raut wajah Taeyong yang tadinya sedih menjadi tersenyum lembut.
























" Heyy cantik...kenapa diem aja sih hmm?" Tanya Sean yang melihat adeknya melamun. Mereka sekarang ada di rooftop.

" Gapapa." Ucap Jisoo seadanya.

" Bohong, cewek kalo bilang gapapa berarti ada apa - apa. Cerita sini dong ke kakak." Ucap Sean mengusap surai Jisoo.

Jisoo menghela nafas." Lagi kepikiran masalah anak kak. Taeyong udah ngebet banget punya anak. Akunya sih siap - siap aja tapi kan kalo belum dikasih kita bisa apa?" Tanya Jisoo.

" Ya bilang ke dia buat sabar. Kakak yakin kok kalo Tuhan udah mempercayai kalian buat punya anak pasti juga cepet dikasih kok." Ucap Sean.

" Tuhkan, aku udah bilang gitu ke Taeyong tapi taulah kak dia kan 11 12 sama kak Mingyu." Kesal Jisoo.

" Hahaha kakak nggak ngebayangin kalo kamu sama Taeyong nginep di rumah papa. Tiap hari rumah pasti rame. Bukan karena anak - anak tapi karena bapak - bapaknya." Kekeh Sean.

" Berarti kakak juga dong." Canda Jisoo.

" Itu gak berlaku buat kakak. Kan kakakmu ini adalah suami terwaras diantara suami - suami kalian hahah." Ucapnya bangga.

" Iyain deh." Pasrah Jisoo

Hai - hai guysss semangat votenya 🤍Siapanih yang pingin baca kekocakan empat pasang suami istri ini dichapter berikutnya? Komen yang banyak yaaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hai - hai guysss semangat votenya 🤍Siapanih yang pingin baca kekocakan empat pasang suami istri ini dichapter berikutnya? Komen yang banyak yaaa...

Spoiler
- Mabuk
- Cemburu
- Marahan

Aesthetic Life [Jisyong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang