Delapan belas

12K 1.2K 79
                                    


Happy reading~

Sudah seminggu ini Helnan menjalani home schooling walaupun menurutnya sangat membosankan sangat jauh berbeda dengan saat ia bersekolah biasa, meskipun begitu Helnan tetap semangat mengerjakan tugas yang di berikan miss Dara, apalagi Helnan tipikal orang yang cepat tanggap dan cerdas.

Helnan juga sangat senang hari 2 hari lagi ia akan berulang tahun di umurnya yang ke 15 tahun, bahkan di dalam mansion semua orang tampak sibuk menata dan mendekor dengan sedemikian rupa.

Menurut Helnan sedikit berlebihan, tapi tidak memungkiri juga ia merasa terharu ini adalah kali pertama ulang tahunnya di rayakan.

Tetap saja rasanya ia merasa kepikiran berapa uang yang di keluarkan oleh Papanya untuk semua ini pikirnya tiba-tiba.

Melihat dekorasi yang terbilang mewah, bahkan Damar harus menyewa beberapa pekerja lagi untuk membantu padahal kan masih 2 hari lagi. Kenapa Damar tidak memilih di hotel, karena Helnan menolak katanya cukup di mansion saja bahkan anak itu berniat tidak mau di buat acara dengan sangat mewah dia hanya ingin di rayakan oleh keluarganya saja dan itu jauh lebih cukup menurutnya.

Tapi tidak dengan keluarganya, Damar berniat akan memberitahukan kepada publik tentang istri dan anaknya maka dari itu ia benar-benar mau acara ini sangat berkesan bagi orang tersayangnya.

Helnan dan Eksa duduk di sofa ruang tamu menatap maid yang membawa banyak macam bunga yang akan di taruh kedalam pot sebagai penghias ruangan.

Dan juga pelayan lain yang sedang memajang pigura besar berisi poto keluarga mereka, Helnan yang berdiri di tengah-tengah terlihat sangat lucu di dalam poto itu.

Eksa berdiri mencabut bunga mawar yang berada di dalam pot kaca yang terletak di atas meja.

"Ihh Abang jangan di ambil, nanti di marahin bibi maid tau!" Kata Helnan membuat Eksa terkekeh, dimarahin? Emang berani pikirnya.

"Enggak akan! Nih buat Adek." Sahut Eksa memberikan dua tangkai bunga mawar berwarna merah kepada Helnan.

Helnan mengambilnya, saat melihat Eksa juga memegang dua tangkai untuk dirinya.

"Ini bunga mawar benaran kan?" Tanya Eksa meneliti dan mencium baunya.

Helnan juga ikut penasaran. "Coba Abang makan deh."

Dengan polosnya Eksa malah memasukkan bunga mawar itu kedalam mulutnya membuat Helnan menatapnya dengan mulut terbuka aneh batin nya. Setelah ia amati cukup lama Helnan malah meniru kelakuan Eksa ikut memasukkan bunga ke dalam mulutnya juga.

Benar-benar di luar nalar.

"Enggak ada rasanya." Ujar Eksa membuat Helnan mengangguk setuju.

____

"Adek mau hadiah apa dari Abang?" Nolan bertanya dengan mendudukkan dirinya di dekat adiknya bahkan ia juga mengusir Eksa yang mepet terus dengan Helnan.

"Helnan enggak mau hadiah apa-apa." Sahutnya tersenyum dengan kedua matanya yang tampak lucu.

"Karena Helnan udah punya semuanya... Ada Papa, Mama, Abang, Bunda, Ayah, Kakek sama Nenek." Lanjutnya dengan suara yang terdengar lucu di telinga Nolan.

"Helnan sudah merasa bahagia banget!!" Ujarnya dengan senyum lebarnya.

"Dek kamu tuh sebenarnya umur berapa sih? Kok bisa lucu banget."  Nolan mencium pipi Helnan secara brutal membuat anak itu memekik tidak suka.

"Tolong Helnan ga mau di cium." Katanya dengan teriakkan nya membuat para orang tua yang sedari tadi mengobrol langsung mengalihkan perhatiannya menatap Helnan.

Dia Helnan | Lee Haechan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang