Chapter 11

550 48 0
                                    

Cahaya mentari pagi mengusik tidurnya.
Ia memilih segera bangun dan mencuci muka nya.

Oniel turun dan mendapati bahwa semua temannya sudah pulang semalam.
Oh iya, dirinya kan sudah sembuh dan sudah berbaikan dengan Shani.

"Sepi banget" gumamnya

Oniel membuka kulkas dan mencari hal yang bisa ia masak untuk sarapan.

Drrt drrrtt drrt

Suara dering dari handphonenya dan menampakkan nama sang kekasih.

"Halo kenapa kak?" Oniel

"Kamu udah makan? Kalo belum aku pesenin aja ya,soalnya katanya jmt pada pulang semalem." Suara yang terdengar dari sebrang sana.

"Gausah kak aku masak sendiri aja" Oniel

"Yakin kamu bisa?"

"Iyaa yakin dong" Oniel

"Yaudah kalo gitu. nanti siang aku kesana kok"

"Siap boss" Oniel

"Hahaha,yaudah byee aku mau mandi dulu ya. Love you"

"Iya Love you too" Oniel

Panggilan berakhir dan ia kembali memasak bahan yang sempat ia siapkan tadi.



Tok tok tok

"Niel buka,gua Lulu" samar samar terdengar dari luar.

Oniel membukakan pintu dan menampakkan Lulu membawakannya makanan.

"Lo belum makan kan? Nih makan sama gue" Lulu

"Gua udah masak kampret,telat lu" Oniel

"Yaudah si wir lanjutin aja,nanti lu sambil makan ini kan bisa." Lulu

Oniel mempersilahkan Lulu masuk dan menata makanannya di meja.
Lulu ikut duduk berhadapan dengan Oniel.


"Tumben lu ga bareng curut curut beban itu?" Oniel

"Kagak,gua telponin satu satu pada kaga bisa katanya." Lulu


Setelah selesai makan Oniel memilih mandi.
Lulu sudah mandi sedari pagi, jadi ia bersantai sambil memakan cemilan.

Lulu mulai membuka media Sosial, Twitter.

"Sumpek gua liatin hate comments kaya gini, komedi komedi. Kaya sipaling bener aja." Gerutu Lulu

Mungkin dirinya tak sadar bahwa ada ada yang memperhatikannya sejak tadi.

"Ya ngapain lu buka nyet kalo sakit ati liatnya." Oniel

"Lu juga tuh ngeselin" Lulu
Lulu melempar bantal Sofa tepat mengenai wajah Oniel.

"Eh buset, erupsi apa ya" Oniel

"Pergi deh Niel, lo itu ngeselin tau ga." Lulu

Memangnya Oniel berbuat apa?
Oniel berjalan menuju Lulu dan mengambil camilan di dekat Lulu

"Lo Tuh ya, bukannya bersyukur numpang di apartemen gue malah nyuruh gue pergi. Lu pikir yang bayar tagihan aer sama listrik Lu?." Oniel

Lulu diam sambil terus mengunyah keripik.
Oniel yakin,saat ini Lulu pasti sedang bad mood.
Inilah pemicu perang dunia, Oniel segera mengambil ponsel dan menyuruh untuk teman temannya segera datang, setidaknya ancaman kepalanya penyok akan sedikit mereda.

"Lulu jangan badmood dong. Gua becandanya ama siapa kalo lu diem terus." Oniel

Lulu berdiri menuju dapur dan membawa teplon andalannya dan seperti berancang ancang akan menggebuk Oniel

"Duh mampus kayanya beneran deh pala gue penyok" Gumam Oniel.

"IYA IYA MAAF LULU AMPUN JANGAN GEBUK GUE" Oniel berteriak dan mulai menjauh dari Lulu yang sudah berkacak pinggang.

Jauh namun tampak sekali bahwa Lulu sedang berkaca kaca memandangi Oniel.

Oniel luluh dan mulai mendekati Lulu.

"Lo nangis?" Oniel

...

Lulu berjongkok dan menutup wajahnya.
Dia menangis?

"Loh kenapa?" Oniel mulai mendekati Lulu dan mencoba menenangkanya

"Lo itu dikhawatirin, gua khawatir sama lo. Bisa nggak lo tu jangan peduliin orang dulu baru lo peduliin diri sendiri?" Ucapnya dengan sesegukan.

Oniel paham dan memeluk sahabatnya tersebut.

"Gue kenapa dikhawatirin si? Gue kan ga kenapa kenapa." Gumamnya pelan.

"Udah jangan nangis ah, gua aja kuat banget nih." Oniel

"Bodo amat" Lulu

Oniel terkekeh mendengarnya.

TBC







LLCNGNG

kita nantikan di bab selanjutnya 👋

Nanti di usahain up lagi deh, kan hari minggu wkwkwk.

Janlup vote bray

SasaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang