Candu

231 22 0
                                    

Sorry for typo & happy reading

Hyunjin palingkan wajahnya enggan menatap Felix yang kini mengobati luka ditangannya. Sesekali suara ringisan meluncur merasakan rasa perih antara luka dan alkohol.

“Kurang kerjaan emang” racau Felix.

“Lu pikir gara-gara siapa gue kayak tadi?” ujar Hyunjin.

“Yah kenapa harus tembok? Kenapa gak gue aja yang lu pukul kan lu marah sama gue” timpal Felix.

“Dan buat lu makin marah sama gue?” ia bawa jari telunjuk dan tengahnya mengangkat kepala Felix yang menunduk “Liat lu ngediemin aja rasanya gue kesiksa, apalagi bikin lu luka dan masuk rumah sakit. Mending gue yang sakit daripada ngeliat lu yang sakit” sambung Hyunjin ia tarik tangan kananya dirasa cukup diobati, namun Felix kembali menarik tangan itu mengundang ringisan dari Hyunjin.

“Sini biar gue bersihin” ujar Felix ragu, ia tatap Hyunjin yang juga menatapnya bingung. Enggan berlama-lama Felix tarik kuat tangan Hyunjin buat si empu kembali terduduk disebelahnya dan tanpa aba-aba Felix bawa satu tangan lainnya menarik tekuk leher Hyunjin.

Sukses mata Hyunjin membola sempurna kala ia dapat merasakan betapa kenyal dan lembutnya permukaan bibir Felix, meski Felix hanya menempelkan bibirnya pada milik Hyunjin namun perasaan bahagia tak dapat Hyunjin tampung ia tersenyum kecil melihat Felix yang memejamkan kedua maniknya tampak lucu apalagi hidung mereka saling bersinggungan. Felix menjadi yang pertama memutuskan tautan mereka ia menatap Hyunjin malu.

“First time?” tanya usil Hyunjin yang diangguki malu-malu oleh Felix.

"Gak waktu itu kan lu yang nyosor duluan" jawab Felix angkuh mencoba menyembunyikan rasa malunya.

"Itu cuma kecupan Lix beda lagi" timpal Hyunjin sabar.

"Emang iyah?" tanya Felix polos.

“Hahaha pantes masih amatir” tawa Hyunjin menggelegar membuat air wajah Felix berubah dengan cepat. Sadar akan hal itu Hyunjin buru-buru minta maaf.

“Kenapa tiba-tiba hmm?” tanya Hyunjin.

“Pengen aja ngehapus bekas pegawai supermarket itu” jawab Felix pelan ia membuat pola abstrak diatas pahanya sendiri.

“Itu cuma di pipi Lixie” ujar Hyunjin teduh.

“Yah sama aja itu bekas orang lain. Pokoknya gak ada yang boleh ketempel ditubuh lu selain punya gue” ujar Felix membuat aturan denger itu Hyunjin tertawa nyaring tak habis pikir dengan kekasih manisnya itu.

“Jadi aksi tadi lu nyium gue tuh mau ngehapus bekas pegawai itu. Tapi caranya salah ada yang lebih bikin bersih tanpa noda” seringai Hyunjin melebar tatkala wajah penuh penasaran Felix terpampang jelas.

“Apa?” tanya Felix antusias alih-alih menjawab pertanyaan Felix, Hyunjin malah mengangkat tubuh Felix keatas pangkuannya jelas Felix terkejut buka main dengan aksi yang Hyunjin lakukan.

“Hyun” panggil Felix yang tak nyaman dengan posisinya.

“Tenang aja Lix. Ikutin alur yang gue buat” Felix mengangguk patah-patah ia ikuti tangan kirinya yang ditarik oleh Hyunjin kebelakang kepala pemuda itu sementara tangan kanannya ditarik ke dada kiri Hyunjin. Felix lebarkan maniknya dengan mulut yang terbuka, ia bisa merasakan detak jantung Hyunjin yang menggila.

“Lu bisa ngerasainnya kan?” tanya Hyunjin yang lagi-lagi hanya dibalas anggukan ragu oleh Felix.

"Sekarang lu diem anteng aja yah. Klo udah ngerasa nyaman bales apa yang gue lakuin ke lu" ujar Hyunjin kedua tangannya terulur kepinggang si manis dan menariknya agar lebih dekat.

Jatuh (HyunLix)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang