Maaf klo ada typo, enjoy the reading.
.
.
.Selama diperjalanan Bang Chan merasa heran dengan jalanan sepi yang tak ia kenali, kebingungan tergambar jelas di wajah tampannya. Sementara itu, Changbin tetap serius, fokus menatap jalan sambil mengemudikan mobil.
“Ini mau pergi kemana sih, Bin?” tanya Bang Chan yang tak bisa lagi menahan rasa penasarannya.
“Lu bakal tau sendiri, pokoknya liat aja apa yang bakal gue tunjukin” jawab Changbin tanpa mengalihkan tatapannya dari jalan memberi kesan misterius.
Setelah percakapan singkat itu hanya ada keheningan diantara keduanya. Mobil metalik hitam milik Bang Chan akhirnya berhenti di depan sebuah bangunan besar yang terletak di tengah hutan, setelah menghabiskan beberapa jam di perjalanan.
Menjadi satu-satunya bangunan di tengah hutan itu, namun bangunan itu terlihat terawat dengan baik, meski berada di lokasi yang terpencil.
Bang Chan menyusul Changbin keluar mobil dan keduanya berjalan beriringan masuk ke dalam bangunan tersebut, Begitu memasuki ruangan, Bang Chan terpesona oleh interior yang sangat futuristik dan terlihat canggih dengan banyaknya berbagai peralatan berteknologi tinggi tersebar di sekitar ruangan.
Changbin berjalan memimpin di depan, melalui lorong-lorong bangunan tersebut, melewati ruangan-ruangan yang penuh dengan peralatan canggih dan layar-layar monitor yang memantulkan cahaya biru ke wajah mereka. Setelah beberapa saat berjalan, mereka tiba di sebuah ruangan yang tampaknya menjadi inti dari bangunan.
Changbin terus melangkahkan tungkainya, lalu berbalik diseberang meja kayu, Changbin memandang Bang Chan penuh rasa percaya diri. “Ini yang mau gue tunjukkin ke lu, Chan” ujar Changbin dengan senyuman miring. Sorot mata Bang Chan penuh akan tanda tanya.
Di tengah ruangan itu ada sebuah proyektor holografik yang memancarkan cahaya biru ke segala arah. Changbin dengan cekatan mengoperasikan beberapa perangkat dan tiba-tiba, gambar muncul di udara. Gambar itu adalah peta kompleks yang menunjukkan beberapa lokasi yang saling terhubung di seluruh kota. Ada juga garis waktu yang menandai kejadian-kejadian penting, termasuk hari pernikahan Bang Chan dan Minho pun dengan tanggal keberangkatan juga kepulangan mereka dari Maldives, dan juga tragedi kebakaran di butik.
“Ini adalah pusat informasi rahasia yang udah gue bangun selama beberapa tahun terakhir,” jelas Changbin. “Gue mulai curiga ada sesuatu yang gak beres sejak persiapan pernikahan Hyunjin dan Felix.”
Bang Chan memandang peta yang menggantung di udara dengan tatapan kagum juga serius. Ia merasa tercengang dengan kepintaran yang dimiliki Changbin, hingga membuat alat secanggih ini. Bang Chan merasa saat ini dia seperti sedang menjadi seorang detektif dengan memiliki pusat operasi rahasia.
.
.
.Dilain tempat suasana ruangan yang besar dan mewah itu terlihat cukup mencekam dimana tak ada satupun lampu yang menyala selain lampu kecil disetiap sudut ruangan. Seungmin berdiri di dekat jendela besar masih ada duka di kedua mata kecilnya, masih tak habis pikir apa yang Hyunjin lakukan hingga ia bertindak konyol dan mempertaruhkan nyawanya sendiri demi Felix.
Suara gigi gemeletuk terdengar jelas disana, rasa kesal juga rasa amarah membungkus apik hati Seungmin, ketika kembali otaknya mengingat nama Felix yang menjadi penyebab kematian mengenaskan Hyunjin.
Hingga senyuman terbit pada kurva thinnya, ia perlu bertemu dengan Felix dan meminta tanggung jawab, karena dirinya lah Seungmin harus kehilangan sahabat serta cinta pertamanya sejak kecil. Seungmin berniat untuk membalaskan rasa sakit yang dialami Hyunjin pada Felix, lalu tubuhnya berbalik menatap penuh arti pada kedua anak buahnya yang berdiri dengan setia di belakangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jatuh (HyunLix)
Short StoryBaca dari awal sampe akhir yah jangan setengah-setengah✌️ "Lepas Lix!" "Gak mau Hyunjin! Klo harus ada yang jatuh, kita bisa jatuh bersama!" ujar Felix membantah ucapan Hyunjin "Lu lebih dulu" sergah Hyunjin "Lu bakal nyusul kan?" tanya Felix pelan...