Sorry for typo & happy reading
Chapter ini alurnya maju mundur jadi termasuk waktunya, suasananya bisa berubah kapan aja. Jadi bacanya pelan-pelan aja yah biar gak bingung ○^●^○
.
.
.Pagi yang cerah di Maldives, Bang Chan dan Minho tengah duduk di teras villa, menikmati segelas kopi hangat bertemankan dengan beberapa helai roti tawar, sambil melihat pemandangan laut biru terhampar luas yang berlayar dibawah sinar matahari begitu memanjakan mata.
Keduanya menikmati waktu terakhir di Maldives sebelum siang nanti berangkat untuk kembali pulang, yah walau Bang Chan masih merasa tidak ikhlas honeymoon mereka terganggu karena bentrok dengan hari pernikahan Hyunjin dan Felix.
Minho yang sadar dengan mood Bang Chan, menggenggam sebelah tangan Bang Chan meminta perhatian dari suami tampannya ini, “Jangan kesel gitu, honeymoon beres bukan berarti bakal kiamat Chan” ujar Minho terkikik lucu.
Bang Chan mendengus, “Memang tapikan- akhh” timpal Bang Chan mengerang tidak memiliki kalimat apapun untuk diutarakan pada Minho.
Masih dengan tawanya yang lucu, Minho mengusap lembut punggung tangan berkulit pucat itu, “Aku punya hadiah besar untukmu” seru Minho tanpa melihat pada Bang Chan dirinya sibuk memainkan punggung tangan yang dihiasi dengan urat yang menonjol memperlihatkan betapa gagahnya suaminya ini.
Bang Chan mengerutkan kedua alisnya bingung, sejak kapan Minho menyiapkan hadiah untuknya sementara pemuda manis itu 24 jam ada dalam pengawasan Bang Chan selama di Maldives.
Minho coba tahan senyumnya tapi gagal, tangan kanannya melambai memberi kode agar Chan mendekat, Minho dorong sedikit bahu telanjang sebab Bang Chan memakai kaos tanpa lengan, saat pemuda itu terlalu dekat dengan Minho. Minho dekatkan bibirnya ditelinga Chan berbisik pelan disana.
Kepalanya kembali mundur dengan senyum lebarnya menanti reaksi apa yang suaminya itu berikan. Pandangan seakan tak percaya, tubuh yang membatu dan ekspresinya error menjadi pandangan yang paling menghibur bagi Minho, tak lama berselang ledakkan tawa Minho mengudara bebas, memukuli punggung Bang Chan brutal, “Biasa aja kali Chan reaksinya segitunya banget kamu mah” urai Minho mengusap ujung matanya yang berair.
“Kamu gak bercanda kan? Ini beneran serius?” tanya Bang Chan memastikan, mata sipitnya membola sempurna, nada bicaranya yang datar dan terdengar kaku layaknya robot makin membuat Minho semakin tertawa dibuatnya.
“Kenapa aku harus bohong sama kamu? Aku gak mau yah gedein bayi ini sendirian jadi single parents gitu, oh darling big no” ujar Minho dengan mencampurkan Bahasa Inggris dikalimatnya yang buat pemuda itu terlihat menggemaskan, apalagi nada bicara juga wajahnya yang terlihat polos dan tanpa beban saat mengucapkan kalimat inggris yang tak tepat.
Uraian air bening mulai turun dari kerlip bening milik Bang Chan perasaan haru juga bahagia begitu kental dirasa oleh pemuda itu. Bang Chan bangkit dari duduknya berjalan mendekati Minho lalu memeluk yang muda, menumpahkan air matanya pada bahu si manis. Minho merasakan haru yang sama dengan yang dirasakan Bang Chan, kedua matanya mulai basah dan siap meluncurkan liquid bening yang dihasilkan dari kebahagiaan.
Bang Chan menyudahi pelukan itu, menatap yang muda penuh syukur sebelum menarik tekuk leher yang muda menyatukan bilah bibir keduanya berbagi perasaan bahagia, haru, syukur juga sebagai tanda cinta dan komitmen bagi keduanya.
Sang dominan menjadi yang paling aktif, ia memimpin dengan begitu baik, kepalanya digerakkan kanan kiri guna mengeksplor lebih jauh gua hangat nan manis milik pasangan sehidup dan sematinya ini, mendapat perlakuan hangat ini Minho meremat kaos tanpa lengan Bang Chan di bagian punggung pemuda itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jatuh (HyunLix)
Short StoryBaca dari awal sampe akhir yah jangan setengah-setengah✌️ "Lepas Lix!" "Gak mau Hyunjin! Klo harus ada yang jatuh, kita bisa jatuh bersama!" ujar Felix membantah ucapan Hyunjin "Lu lebih dulu" sergah Hyunjin "Lu bakal nyusul kan?" tanya Felix pelan...