I'm sorry for typo, enjoy the reading.
Felix mempoutkan bibirnya, kedua bola matanya ikut bergerak kemana pun Hyunjin melangkah yang udah mirip sama setrikaan emak. Jika pada tempo hari Felix yang menumpang dirumah Bang Chan juga Minho sekarang giliran Hyunjin yang menumpang di apartemen Felix maka tak aneh jika kini Hyunjin sibuk mencari keberadaan barang-barang pribadinya sebab belum terbiasa.
“Kan gue udah bilang Hyun klo simpen barang tuh mending barengin sama yang punya gue” ujar Felix jengah dengan kebebalan kekasihnya itu, tangan si manis pun tak berhenti memberi usapan lembut pada perutnya yang terasa sedikit kram.
“Iyah ntar gak gini lagi. Klo gitu gue berangkat dulu yah, gue usahain gak akan lama” ujar Hyunjin sedikit membujuk diakhir kalimat lalu ia sempatkan untuk mengecup dahi calon mama muda itu.
Keduanya beranjak keluar dari kamar Felix mengantar Hyunjin sampai kedepan pintu membiarkan Hyunjin keluar untuk hal penting katanya meski hatinya cukup tak rela jika ditinggal sendiri.
Felix kembali merebahkan tubuhnya pada ranjang, kepalanya terasa pusing juga mual yang berasal dari perutnya belum sepenuhnya menghilang itu alasannya kenapa ia merasa sedih begitu Hyunjin akan keluar. Felix memilih untuk tidur saja masa bodoh dengan hari yang masih pagi menjelang siang ini tubuhnya perlu diistirahatkan.
Dilain tempat;
Hyunjin menatap berbinar banyaknya jejeran cincin dalam etalase di sebuah toko perhiasan, dirinya cukup kebingungan untuk memilih model bentuk dari cincin terlebih ia buta dalam urusan seperti ini. Para pegawai disana pun terlihat sudah bosan dengan keterdiaman Hyunjin selama 15 menit lalu, hingga suara pintu yang terbuka itu buat para pegawai kembali bertindak profesional.
“Selamat siang tuan, anda akan mengambil pesanan cincin anda?” sapa serta tanya ramah pegawai itu pada 2 orang yang datang bersamaan juga tangan keduanya tertaut erat secara tak langsung memberitahukan pada sekitar bahwa mereka saling memiliki, yang ditanya langsung mengangguk.
“Klo begitu tunggu sebentar akan kami siapkan” ujar pegawai itu sebelum melenggang pergi.
“Aduhh alah cari cincin aja ribet begini yah” keluhan itu meluncur dari bilah tebal milik Hyunjin kedua tangannya mengusak kasar surai tebalnya, merasa frustasi tingkat dewa. Salah satu pemuda disana melirik kearah Hyunjin, kedua maniknya memindai tubuh serta pakaian terasa begitu familiar baginya, hingga satu tangannya bergerak menoel bahu yang meluruh tak semangat. Mendapatkan toelan pada bahunya Hyunjin menyampingkan tubuhnya guna melihat orang yang menoelnya tadi.
“Oh Kak Min!” seru Hyunjin semangat.
“Ngapain disini?” tanya Minho, maniknya menelusuri setiap sudut bangunan merasa tak percaya jika Hyunjin datang ke toko perhiasan dan untuk apa.
“Kak Min bantuin gue yah? Tolong bantu pilihin satu cincin aja diantara segabreng pilihan, gue pusing lah” keluh Hyunjin manja pada Minho, bukan cuma itu tapi Hyunjin juga memegang perut samping Minho, Bang Chan yang melihat itu jelas tak terima ia tepiskan kedua tangan Hyunjin turun secara paksa, bahkan ia pun menyembunyikan Minho dibalik tubuhnya.
“Mau minta tolong boleh asal jangan pegang-pegang juga kali” ujar Bang Chan posesif nada suaranya yang pelan namun dalam itu sanggup buat suasana disana menjadi mencekam. Dari balik punggung Minho menepuk-nepuk pelan punggung calon suaminya itu agar tenang.
“Sini gue bantu, tapi Felix suka yang modelnya gimana?” tanya Minho kembali mendekat pada Hyunjin saat Bang Chan pergi untuk pembayaran, namun yang didekati malah mundur satu langkah secara otomatis berusaha tetap menjaga jarak hal itu justru menarik tawa dari Minho.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jatuh (HyunLix)
ContoBaca dari awal sampe akhir yah jangan setengah-setengah✌️ "Lepas Lix!" "Gak mau Hyunjin! Klo harus ada yang jatuh, kita bisa jatuh bersama!" ujar Felix membantah ucapan Hyunjin "Lu lebih dulu" sergah Hyunjin "Lu bakal nyusul kan?" tanya Felix pelan...