Diing! Diing! Diing!
Akhirnya bel yg ditunggu² oleh para murid berbunyi.
Yang menandakan mereka boleh pulang ke rumah. Jam menunjukkan pukul 14.45, Kim Dokja menghela nafas lelah akan kejadian yg menimpanya hari ini.
Sooyoung sudah pulang lebih dulu dgn Yoo Sangah. Sebenarnya tadi diajak ikut pulang bersama, hanya saja arah pulang mereka berbeda, jadi Kim Dokja memutuskan untuk pulang sendiri.
Saat sedang menikmati pemandangan sekolahnya yg indah dan sejuk, ada suara motor yg mendekati dirinya.
Brumm... Brumm..
Motor itu berhenti tepat disamping dirinya, Kim Dokja agak waspada, tetapi saat org itu membuka helmnya Kim Dokja bernafas lega.
"Ketua kelas" Ucapnya terhadap pemuda di dekatnya.
Ya. Itu adalah Sung Jinwo.
"Apakah kamu pulang sendiri?"
"Yaa, aku lebih suka pulang sambil melihat pemandangan sekitar"
Sebenarnya jarak rumah Dokja dan sekolahnya hampir berjarak 1 km, itu sangat jauh karena memang sekolahnya berada jauh dari pedesaan maupun perkotaan. Di sekolah memang sudah menyiapkan asrama, tetapi itu hanya bisa untuk kelas 11.
Kim Dokja datang dan pulang menggunakan kereta bawah tanah. Dirinya menaiki bis, lalu menggunakan kereta bawah tanah, dan kembali menggunakan bis untuk sampai ke rumahnya.
Tentu saja dia bisa dijemput atau membawa kendaraan sendiri, tetapi dirinya menolak. Alasanya karena dia tidak mau merepotkan seseorang, dan jika dirinya membawa kendaraan sendiri malah ortunya yg akan panik.
Jadi Kim Dokja memilih untuk menggunakan tranportasi umum.
"Bagaimana kalau kamu ikut dengan ku, sepertinya arah pulang mu dan aku sama"
"Emm.. Aku hanya terima niat baik mu saja, Ketua kelas-nim"
"Tolong panggil aku dgn nama ku"
"Oh! Baiklah Jinwo-nim"
"Haaa..."
Sung Jinwo menghela nafasnya lelah, bagaimana caranya untuk membuat Kim Dokja peka. Sepertinya dia membutuhkan usaha lebih. Dan entah kenapa Kim Dokja memanggilnya dgn hormat.
"Panggil aku tanpa embel apapun"
"Emm..!"
Sekarang Kim Dokja terlihat agak kaku dan bingung. Wajahnya dimata Jinwo saat ini sungguh imut dan menggemaskan, hingga Jinwo rasanya ingin menculiknya saja.
"Maaf!"
"Kenapa kamu meminta maaf?"
"I-itu.."
Alasan Kim Dokja tidak ingin memanggil Sung Jinwo hanya dgn namanya saja, sebenarnya dia menganggap Jinwo sebagai seorang protagonis dari sebuah cerita.
Bagaimana tidak. Wajah tampan Sung Jinwo bahkan bisa menampar wajah Yoo Joonghyuk. Dan soal sikap tentu saja Jinwo lebih baik daripada mola² itu. Tetapi tetap saja, bagi Kim Dokja itu agak...
"Baiklah, kamu boleh memanggilku sesuka mu"
"Tapi kuharap kita bisa lebih dekat lagi"
"Emm.. Terimakasih Jinwo-nim"
"Jadi? Kamu mau pulang denganku" Ucap Jinwo sesopan mungkin.
"Hmm.. Baiklah"
Dirinya menerima ajakan Jinwo karena kejadian hari ini yg membuatnya lelah tidak seperti biasa. Jika tidak mungkin dia akan keras kepala untuk menolak ajakan Sung Jinwo.
"Kalau begitu ayo"
Sekarang Kim Dokja terpana dgn wajah tampan yg tersenyum itu. Dirinya mengakui ada sesuatu yg aneh di jantungnya saat melihat senyum Sung Jinwo.
Setelah Kim Dokja naik, mereka langsung pergi tanpa percakapan. Yg satu bingung harus memulai dri mana karena gugup, dan yg satunya menikmati angin sejuk tidak peduli dgn apapun.
Sementara itu ditempat lain.
"Huhu.. Peace kuuu"
"Papa pasti akan mengingat mu" Ucap Han Yoojin dramatis.
Dia terus berjalan dgn lesu tidak tau arah. Terlalu terlarut dlm kesedihannya hingga dia sekarang berada di gedung kls 11.
Dia belum menyadari hal itu sampai dirinya menabrak seseorang. Ini sudah jam pulang, dan jam pulang sama untuk semuanya. Yg membedakan hanyalah kegiatan selesai sekolah. Ada yg diam untuk mengikuti ekstrakurikuler.
Brukk.
"Ah! Aku minta maaf" Ucap Han Yoojin cepat.
"Iya tidak apa², itu juga tidak sakit"
"Oh! Kamu yg tadi bersama Kim Dokja" Ucap org yg tadi ditabrak oleh Yoojin
"Ee.. Uriel-nim"
"Ayaya.. Tidak perlu memanggilku dgn hormat, panggil saja Uriel"
Sekarang Yoojin sadar seberapa cantiknya wanita yg tadi saat makan duduk di dekat Dokja.
'Sialan kau Kim Dokja'
----
"Hmm..!?"
"Ada apa Kim Dokja?"
"Tidak ada.. Aku hanya merasa ada yg sedang membicarakan ku" Ucap Dokja sambil menyimpitkan matanya.
---
"Ngomong² apa yg membawa mu ke gedung kelas 11?" Tanya Uriel penasaran.
"Ah! Aku tersesat saat sedang memikirkan sesuatu" Ucapnya agak malu.
"Oh.. Kal- " Baru saja Uriel ingin berbicara, ada suara seseorang yg memotongnya.
"Uriel!! Kau sedang dipanggil oleh Pak guru, disuruh ke ruangannya"
"Ngapain?"
"Aku juga tidak tau, karena kita disuruh datang berdua"
"Oh! Baiklah, kalau begitu ayo pergi"
Uriel baru saja ingin mengikuti pria berambut emas bermata biru yg memancarkan aura seorang penguasa itu, sampai dia menyadari kalo Yoojin masih disana.
"Mm.. Tapi bagaimana dgn mu Yoojin?"
"Kau bisa meninggalkan ku kok"
"Tapi aku tidak enak" Saat dirinya baru selesai berkata dgn sedih, kebetulan yg pas, teman sekelasnya lewat yg mana langsung dipanggil oleh Uriel dgn suara keras.
"HYUNJAE" Yg punya nama tersentak mendengar panggilan itu, dan langsung menuju ke Uriel.
"Kenapa kamu memanggilku begitu keras?"
"Apakah urusan OSIS mu sudah selesai?" Uriel bertanya balik tanpa menjawab pertanyaan Sung Hyunjae sebelumnya.
"Sudah"
"Pas sekali, apa kamu bisa menemani Yoojin sebentar"
Setelah mendengar nama itu, Hyunjae langsung menatap Han Yoojin. Dan sepertinya Yoojin tidak nyaman akan tatapannya.
"Tentu"
Setelah mengatakan itu, Uriel langsung pamit dan bergegas pergi mengikuti Alberu ke ruang guru.
.
.Itu sunyi setelah kepergian Uriel. Jarang² Han Yoojin tidak memulai percakapan terlebih dahulu. Dan Hyunjae yg diam memperhatikan apakah tempat itu sudah sepi atau belum.
"Apakah kamu ingin mengikuti ku" Yg lebih tua lah yg membuka suaranya lebih dulu.
"Kemana?"
"Ruang OSIS"
"Kenapa kamu mengajak ku ketempat seperti itu?"
"Karena sepertinya kamu sedih"
"Lalu apa hubungannya dgn ruang osis?" Kali ini Han Yoojin lah tidak habis fiqri dgn sikap Hyunjae.
Tetapi dirinya tetap mengekori Hyunjae sampai dia tiba diruang OSIS. Lebih tepatnya, ruangan khusus untuk Ketos.
KAMU SEDANG MEMBACA
OTS
RandomCerita random berikutnya, cuma bedanya ini tu latarnya sekolahan Maaf ya klo gaje atau gak nyambung😢 Bikin nya pas lagi gabut sih Maaf aku lupa naruhin! Ini ada unsur homo nya, jadi yg homophobic tolong jangan dibaca ok. Jindok! Jongdok! Dan yg...