~20~

742 86 21
                                    

"..Cale, kamu tidak perlu minta maaf, ini adalah keputusan kami bertiga jdi kami tidak menyesalinya." Ucap Kim Dokja dari ranjangnya, walaupun berbaring Dokja masih bisa melihat Cale.

"Huhu.. hiks.. apa yg dikatakan Dokja benar hiks.. ini bukan salahmu." Yoojin juga berusaha berhenti menangis dan ikut berbicara.

"Kamu pasti sering mengalami hal seperti ini bukan?! Hidup mu pasti sulit Cale." Gongja justru prihatin dgn Cale yg sepertinya terlihat sering mengalami situasi yg serupa.

Cale tau bahwa dirinya tidak boleh lemah disituasi apapun, hati dan pikirannya harus selalu kuat. Tapi.. hanya kali ini saja.. Cale ingin melepaskan semuanya dan menjadi manusia yg 'normal' untuk saat ini.

"Terimakasih.. semuanya. Terimakasih." Ucap Cale dengan air mata yg sedikit keluar dri ujung matanya dan senyuman tulus pertamanya.

"Huu.. hiks, Calee huuaa, aku akan selalu menjadi temanmu hiks." Ucap Yoojin yg justru menangis semakin kencang.

Sedangkan Dokja dan Gongja tersenyum bahagia karena ini juga pengalam pertama mereka memiliki seorang teman yg begitu berharga. Setelah sesi yg mengharukan itu, Cale ikut berjalan bersama Yoojin dan Gongja menuju tempat tidur Dokja.

Mereka berbincang" sebentar dan terdengar suara dobrakan pintu yg keras dari luar.

"Teman teman kalian tidak apa apa?" Ucap Jooheon yg berhasil masuk dgn cara yg tidak berprikepintuan.

"DOKJAAA." Dibelakangnya juga disusul dengan Sooyoung yg langsung meneriaki nama Dokja.

"Oh.. haha, hai Sooyoung." Ucap Dokja menyapa Sooyoung saat melihat perempuan itu yg langsung berlari menuju dirinya.

Plakk.

Terdengar suara tamparan yg nyaring diruang itu, tetapi bukan Dokja bukan Cale yg ditampar. Melainkan Han Sooyoung yg menampar dirinya sendiri.

Kim Dokja dan yg lainnya yg melihat kejadian itu tentu terkejut setengah mati. Ada apa dengan wanita yg kerasa kepala dan sifatnya yg kasar itu, mengapa dia menampar dirinya sendiri??.

"K-kau bodoh.. padahal kau sudah berjanji kepadaku untuk tidak terluka lagi dan menghubungiku jika terkena masalah.. Ka-kamu pembohong." Ucap Sooyoung sambil menahan air matanya dan langsung pergi keluar tanpa memperdulikan pandangan teman temannya yg lain.

"Hayoloo Dokja, Sooyoung udah nangis hayolo." Ucap Yoojin dgn ekspresi menakut-nakuti.

"Haduh parah sih ini, gua jdi Sooyoung pasti udah ga mau nyapa lo lagi Ja." Ucap Gongja mengikuti permainan Yoojin.

"Ish ish ish, parah lo bro." Ucap Jooheon geleng geleng kepala.

Sementara itu dipikirkan Dokja sudah ramai dgn rasa bersalah, khawatir, dan takut jika apa yg dikatakan Gongja benar-benar terjadi.

Kim Dokja tidak ingin hubungan persahabatan nya dengan Sooyoung hancur karena kebodohannya sendiri. Sementara dirinya masih khawatir, Rosalyn dan Sangah sudah pergi lebih dulu untuk mengejar Sooyoung.

Karena pikiran² negatif yg terus bermunculan dipikirkannya dan hasutan² setan dri teman-temannya yg lain kecuali Cale, Dokja langsung memaksakan dirinya bangun dan berlari mengejar Sooyoung.

"Woii Dokja lo belum sembuh kok udah bisa jalan." Teriak Yoojin yg kaget melihat Dokja tiba-tiba bangun, turun dan langsung pergi keluar.

"Fiks dia dah gila." Ucap Gongja kagum melihat Dokja yg masih bisa berjalan.

"Larinya cepet juga." Ucap Jooheon hanya menatap kepergian Dokja tanpa niat untuk menyusul.

"Apa-apaan kalian? Kenapa kalian diem aja, gimana klo entar Dokja jatuh ato kenapa-kenapa ha!?." Ucap Cale yg panik sendiri.

OTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang