~18~

703 91 10
                                    

Ternyata yg menelpon Sung Jinwo adalah Kim Gongja. Kaget karena orang yg tadi tidak bisa dihubungi malah menghubungi duluan. Dirinya buru-buru mengangkat telpon itu.

"Halo, Gongja!?" Ucap Jinwo ditelpon.

Wukong, dan Barrow melihat ekspresi Jinwo yg kaget sedikit bingung, tetapi tidak di pedulikan dan mereka berdua menyuruh Jinwo untuk mengeraskan volume telponnya.

"Oi, besarkan suara speker telponnya." Perintah Wukong.

Karena tidak ingin berdebat lebih jauh lagi, Sung Jinwo langsung menuruti kata-kata mereka.

Terdengar suara nafas yg terengah-engah dri tempat Gongja.

".. Belakang... Hutan.. Dekat.. Bandara." Itu memang benar suara Kim Gongja, hanya saja terdengar bahwa dia sedang sekarat.

"Hutan belakang dekat bandara." Setelah gumaman Wukong dan Barrow, mereka berdua saling bertatapan dan langsung menghilang begitu saja tanpa memberitahu Jinwo.

"Dimana lokasi mu sekarang?" Tanya Jinwo.

"Hosh.. Haa.. Sungai dekat hutan.. Hosh.. Bandara." Sepertinya Gongja benar² berusaha agar tetap sadar.

"Aku mengerti tunggu aku disana." Setelah mengatakan hal itu Jinwo langsung bergegas untuk pergi sambil mengajak Wukong dan Barrow.

"Senio-" Belum selesai berbicara, dirinya malah sadar bahwa dia di tinggal begitu saja tanpa ada kabar.

'Mereka pasti menuju ketempat yg dikatakan Gongja diawal'

Jinwo sediri tidak peduli dgn dua kakak kelas gil- pembuat onar itu, toh mereka pasti akan baik² saja. Sekarang yg harus dikhawatirkan adalah kondisi Gongja dan yg lain.

Tanpa banyak berpikir, Jinwo langsung bergegas mengambil motornya dan pergi ke lokasi Gongja.

Flasback off

_-_-_-_-_-_

"Siapa yg berani-beraninya membuat keributan di wilayah ku." Ucap Pria sekaligus pemimpin mereka, kita panggil aja Mamat.

"Ya ampun, bos terakhirnya terlalu cepat datang." Berbeda dgn nada bicara Wukong yg agak rendah, nyatanya wajahnya tersenyum dgn cerah.

Suasana disana makin tegang, dan Cale yg menyaksikan semuanya melalui celah pintu tidak bisa untuk tidak khawatir melihat pemandangan itu.

"Ternyata ada seekor monyet yg masuk ke wilayah ku." Ucap bos Mamat dgn suara yg geram.

Bukannya takut ataupun khawatir, Wukong malah mengancungkan jari tengah nya pada Mamat. Hal itu justru membuat semuanya kaget, jelas karena Wukong hanya sendiri sedangkan mereka kroy- berkelompok.

Mamat yg melihat reaksi Wukong semakin geram. "Berani-beraninya monyet rendahan seperti mu.. menghina ku." Ucapnya dan siap untuk menembak Wukong saat itu juga.

Brakk.

Sayangnya tiba-tiba ada yg masuk dan mengeluarkan hawa membunuh yg lumayan dari dirnya.

"Siapa.. diantara kalian yg menyentuh Yoojin ku." Tidak terduga malah ketos nya sendiri yg datang. Raut wajah Sung Hyunjae benar-benar tidak terlihat santai, jika ditanya kenapa dia bisa ada disini, itu rahasia.

"Aku tanya ulang, siapa diantara kalian yg berani melukai Han Yoojin." Ucap Hyunjae dgn penuh penekanan.

"Masalah ini akan cepat selesai." Ucap Sun Wukong dalam hatinya.

Bahkan bos tempat itu sendiri bingung dgn kedatangan Hyunjae yg terlalu tiba-tiba. Sehingga dia tidak bisa menangani situasi dgn tepat.

"Baiklah kalau tidak ada yg ingin bicara, aku hanya perlu membuat kalian berbicara." Ucapnya dan langsung maju tanpa basa basi lagi.

OTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang