31. LANGIT SORE

4.7K 320 65
                                    

Annyeong 👋

Part 31 for you guys

Seperti biasa, jangan lupa follow+komen+vote

Btw, kalau kalian mau promoin cerita Niskala Cinta di sosial media kalian boleh banget. Tapi jangan lupa tag Miawww yawww.

Part ini pendek, soalnya part kemarin sepi kaya hati Miawww saat ini.

Happy reading

•••
Cinta menatap nanar kearah Coffee shop yang sore itu terlihat cukup sepi. Setelah kebakaran beberapa hari yang lalu Coffee shop itu tutup dan baru buka kembali hari ini. Dan semenjak hari itu pula Cinta selalu berdiri dari kejauhan menatap bangunan itu.

Cinta buru-buru bersembunyi di balik pohon ketika seorang pria keluar, lengan kiri pria itu tampak di perban dengan kain kasa. Beberapa saat kemudian seorang perempuan keluar dari kursi pengemudi. Cinta tau perempuan itu, dia adalah kasir yang di peluk oleh Niskala.

"Cinta,"

Cinta yang hendak berbalik untuk pergi mengurungi niatnya, ketika namanya di panggil.

"Cinta tunggu," panggil Niskala lagi saat Cinta hendak kembali mengambil langkah tanpa menoleh.

"Aku mau ngomong sama kamu."

"Nggak ada yang harus di omongin." Cinta diam, lalu menatap lengan Niskala sebentar.

"Aku mohon Ta," pinta Niskala. "Aku mau ngomong hal penting sama kamu."

•••

Cinta menatap langit sore yang mulai berubah menjadi warna oranye. Pemandangan dari atas rooftop yang tidak terlalu tinggi ternyata cukup indah. Jalanan yang macet, gedung-gedung yang lampunya mulai menyala satu-persatu serta burung-burung yang terbang untuk kembali ke sangkar masing-masing.

Cinta mengalihkan pandangannya ketika Niskala datang membawa secangkir kopi dan meletakkan kopi itu di atas dinding pembatas rooftop.

Cinta melirik sebentar kopi yang mengeluarkan kepulan asap tersebut. Aromanya dapat Cinta cium dengan jelas.

"Minum," kata Niskala.

"Kamu mau ngomong apa?" Cinta melipat tangannya di depan dada dan tidak peduli dengan kopi yang Niskala bawakan.

"Minum dulu, Ta," suruh Niskala lagi.

Tidak ingin berdebat lebih lama, Cinta pun akhirnya meminum kopi tersebut. Sebelumnya dia menghirup aroma kopi yang harum sembari dia tiup untuk mengurangi panasnya.

Hening tiba-tiba mendominasi. Cinta yang diam menunggu Niskala untuk memulai percakapan. Sedangkan Niskala yang mendadak diam, bingung harus memulai dari mana. Ada banyak kata yang ingin dia sampaikan kepada Cinta setelah sekian lama. Tapi lidahnya mendadak kelu, seolah lupa cara untuk berbicara.

Niskala kemudian menatap wajah Cinta yang sangat cantik walaupun hanya di lihat dari samping. Niskala rindu dengan wajah itu, Niskala juga rindu dengan rambut Cinta yang selalu di kepang rapi. Karena rambut yang berciri khas itulah Niskala bisa mengenali Cinta dari kejauhan.

"Ta,"

"Hmmm?"

"Maaf, karena aku ingkar janji." Niskala berbalik, menyandarkan setengah tubuhnya pada pembatas. "Padahal aku udah janji untuk nggak muncul di hadapan kamu lagi."

"Terus kenapa kamu masih muncul?" tanya Cinta datar tanpa menoleh pada Niskala.

Niskala menatap wajah itu dengan seksama kemudian Niskala tersenyum getir. Dari wajah itu Niskala tau, jika Cinta memang sudah tidak menginginkannya.

NISKALA CINTA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang