27. PENYESALAN DAN PERMOHONAN

7.8K 474 64
                                    

Annyeong 👋

Gimana kabarnya hari ini? Semoga selalu baik ya. Amin

Jam segini masih ada yang melek gak ya?

Sebelum baca jangan lupa follow ya. Abis itu Vote setelah itu komen yang banyak.

Happy reading

•••

"Sayang, kamu dari mana aja?" Nela berjalan cepat menghampiri Cinta yang baru saja masuk kedalam rumah.

Cinta mengeryit, raut wajah kedua orang tuanya terlihat sangat berbeda.

"Mami sama papi kok di rumah?" tanya Cinta kaget. Dia hampir tidak pernah menemui orang tuanya pagi hari ada di rumah.

"Terus kok Vella sama Noah ada di sini?" tanya Cinta kaget melihat Vella dan Noah yang duduk di ruang tamu dan langsung berdiri ketika melihat dirinya.

"Kamu dari mana aja? Kenapa baru pulang?!" bentak Nula. "Kamu nggak tau Mami sama Papi khawatir!"

Cinta membulatkan matanya kaget atas bentakan Papi.

"Pi, kamu kok gitu?" tegur Nela.

"Maafin Cinta, Pi. Cinta habis dari__"

PLAKKK

Nula langsung menampar Niskala yang baru saja masuk.

"PAPI," pekik Cinta, dia memegang lengan Nula. "Papi kenapa nampar Kala?"

Niskala mengusap pipinya yang panas dan perih.

"Kamu habis dari mana aja sama anak saya? kenapa kalian baru pulang pagi ini?" tanya Nula marah.

"Pi, Cinta bisa jelasin," Cinta berusaha menenangkan Nula. "Cinta sama Kala ketiduran di mobil Kala__"

"Papi nggak nanya sama kamu, Cinta," potong Nula. "Papi nanya sama Niskala. Bisa kamu jelasin sama saya? Berani sekali kamu membawa putri saya semalaman tanpa memberikan kabar."

"Maaf om. Ini semua salah saya." Niskala menunduk. "Semalam saya berantem sama Cinta, dan saya ngelarang Cinta pulang sampai akhirnya ketiduran di mobil."

"Mi, bawa Cinta ke kamar. Periksa tubuh Cinta ada luka atau nggak," perintah Nula tanpa mengalihkan pandangannya dari Niskala.

"Maksud papi apa?" Cinta memegang lengan kekar Nula. "Cinta nggak kenapa-kenapa Pi."

"Nela, kamu dengarkan apa yang saya bilang?" suara Nula meninggi pada istrinya yang tak kunjung bergerak.

"Mi, mi nggak." Cinta menolak ketika Nela akan membawa dia ke kamar. "Kalian salah paham. Cinta nggak kenapa-napa, Kala nggak ngapa-ngapain Cinta."

"Ta, lo dengarin aja apa kata bokap Lo." Vella yang sedari tadi hanya diam ikut bersuara. Dia tidak mau kemarahan Nula semakin menjadi.

"Kamu jangan bohongin Papi Cinta. Kamu nggak dengar tadi Niskala bilang apa? kemarin kalian berantem," Nula menunjuk Niskala. "Dia pasti udah mukulin kamu kan?"

"Maksud om apa?" tanya Niskala kaget.

"Jangan pura-pura tidak tau, saya tau semuanya. Saya tau kamu sering menyakiti putri saya. Kamu pernah nyiram dia sama air panas, kamu pernah mukul putri saya di depan umum dan bentak-bentak putri saya. Saya saja tidak pernah memperlakukan putri saya seperti itu."

Nula menjeda kalimatnya, hatinya terlalu sakit untuk melanjutkan kalimat menyedihkan itu. "Dan saya juga tau kamu udah perkosa putri saya sampai dia hamil dan akhirnya kamu juga yang buat dia keguguran."

Air mata Cinta seketika tumpah mendengar semua perkataan papinya.

Wajah Papinya memerah, urat leher Nula terlihat jelas dan mata Pria paru baya itupun memerah. Cinta tau hati Nula pasti sangat hancur ketika mengetahui jika putrinya di perlakukan seperti itu.

NISKALA CINTA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang