40. PERGI DAN SEMBUNYI

6.2K 320 123
                                    

Annyeong 👋

Sebelumnya terimakasih untuk kalian yang udah memberikan Miawww semangat dan berbaik hati sudah balik ke part awal untuk Vote.

Maafin Miawww juga yang gak nempatin janji (seharusnya part ending Miawww up dari beberapa hari yang lalu) bukan karena keinginan tapi karena suatu hal. Kita gak tau kapan musibah datang.


Happy reading

•••

Setelah tiga hari di rawat Niskala akhirnya bisa pulang karena luka pada perutnya sudah mengering. Pagi-pagi sekali Cinta sudah berada di rumah sakit untuk membantu mengurus semua keperluan Niskala.

"Selamat pagi," sapa perawat yang masuk kedalam ruangan Sakala.

"Pagi juga sus," balas keduanya serentak.

"Mas Niskala boleh rebahan dulu? biar perbannya di ganti sebelum pulang."

Cinta mengambil tas berukuran kecil yang ada di atas ranjang dan meletakkan di atas sofa.

"Aku ke apotik dulu tebus obat kamu ya," kata Cinta. Sebelumnya dokter sudah datang untuk memeriksa keadaan Niskala dan memberikan resep obat yang bisa di tebus di apotik rumah sakit.

"Bareng aja, sekalian pas pulang," saran Niskala.

"Takutnya ngantri dan lama Kal, kamu tunggu bentar di sini. Mami sama papi bentar lagi nyampe kok." Sebelum pergi tidak lupa Cinta mengambil resep obat yang berada di atas nakas samping ranjang Niskala.

Niskala menahan tangan Cinta sebentar. "Jangan lama-lama."

Cinta mengangguk

"Tenang Mas, pacarnya gak bakal hilang kok," canda suster itu.

"Titip pacar saya dulu ya sus," kekeh Cinta lalu segera keluar.

•••

"Permisi sus," Cinta memberikan resep obat pada perawat tersebut. "Saya mau tebus obat ini."

"Baik mbak, tunggu sebentar ya."

Cinta yang sedang menunggu perawat mengambilkan Obat untuk Niskala mengeryit ketika dia melihat dua sosok yang dia kenali.

"Itu Fajar sama... Rindu," gumam Cinta.

Mata Cinta terus bergerak meneliti pergerakan dua orang itu. Sampai mereka masuk kedalam ruangan yang di atas pintunya sudah tertulis NICU.

"Sus, saya kesana dulu sebentar ya," kata Cinta pada perawat.

Dengan langkah pelan Cinta ikut masuk kedalam Ruangan tersebut, ruangan yang tidak pernah dia masuki sebelumnya dan tidak dia ketahui apa isinya. Lorong ruangan itu sangat sepi, tidak ada siapapun. Fajar dan Rindu sudah menghilang karena belok ke sisi kanan lorong.

Dengan jantung yang tiba-tiba berdetak sangat cepat dan rasa takut yang tiba-tiba menggerogoti pikirannya, Cinta berhenti dan mematung di ujung belokan.

Tangan kanannya bergerak memegangi sisi dinding.

Tidak jauh dari jarak dia berdiri, di sana di depan ruangan yang di batasi dengan kaca Fajar berdiri bersama Rindu yang mengusap kaca itu dari luar dengan air mata. Menatap seorang bayi kecil yang tengah tertidur di dalam inkubator dengan beberapa alat yang menempel pada tubuh bayi itu.

NISKALA CINTA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang