Penjaga Padang Bunga

96 16 4
                                    

Aku sampai di sini. Tepi danau di mana rumput liar tumbuh hingga di atas mata kaki. Sementara itu, di hadapanku sana, ilalang yang lebih tinggi menanti.

Dua orang berdiri di sana. Satu lelaki, satu perempuan. Sama-sama berkacamata, karena memang sengaja menutupi mata mereka.

"Kamu sudah datang," ucap si perempuan. "Kamu tidak terindikasi memiliki trauma atau apa pun yang berkaitan dengan hal buruk di masa lalu. Ayo, masuk."

Aku, Tare, di sini.

Lagi, bersama Deha dan Terra, tetapi tanpa RI. Entah ke mana perginya ia, tetapi sepertinya, akhir-akhir ini, ia tidak bisa berbuat banyak untukku. Jadilah aku kehilangan jejaknya beberapa waktu lalu. Sesekali suaranya masih muncul dan menohokku, tetapi keberadaannya tak lagi terasa.

Ah, aku jadi sedih.

"Kenapa bengong?" Si lelaki memecah lamunanku. "Aku tahu, kamu sudah sering ke sini. Tapi, bukannya kamu menuntut penjelasan lebih?"

Sambil menggigit bibir, aku mengangguk dan melangkah pelan, diiringi Deha yang memeluk Terra versi mini di belakangku. Senja ini senyap, dan aku merasa gamang.

"Kamu tahu, nama aslinya masih tidak diketahui. Kami memanggilnya Bunga Cahaya ... atau Bunga Kenangan. Karena dia menyimpan semua memori dunia." Wanita itu berjongkok, lantas memetik satu tangkai. "Ia bisa diambil sebanyak apa pun kamu mau, tetapi ia ... menetap. Jumlahnya tidak berkurang. Bunga ini melawan semua hukum alam. Mau itu dunia asli atau dunia paralel, lokasi, masa ... dia ada di segalanya."

Satu titik pertemuan antarruang, waktu, linimasa, dan dimensi yang berbeda. Dia ada di sana, tak berpindah tempat, sekaligus di segala tempat; tak bertambah usia, sekaligus ada di segala masa; tak peduli soal alur maju-mundur; tak pandang dimensi. Merekam semua kejadian yang pernah, sedang, dan akan terjadi; menyimpannya dalam memori; menunjukkannya pada orang-orang yang terpilih.

Mengapa terpilih?

"Tidak semua orang sanggup untuk melihat masa lalu," ucap sang lelaki. "Andai ia melihat kenangan yang memicu ingatan traumatis dan berdampak buruk pada kehidupannya sekarang, siapa yang bertanggung jawab? Sebenarnya, tidak ada. Namun, kami akan berusaha menghindari kasus seperti itu."

"Karena itulah, kami tetap di sini." Sang perempuan kini menggandeng tangan sang lelaki. "Kamilah Penjaga Padang Bunga Kenangan."

Bunga Kenangan ....

Apakah ia sungguhan ada?

Aku merunduk, mengambil setangkai. Seketika, aneka ingatan merasuk. Bukan hanya tentangku; ini juga ingatan semua yang ada di sini. Ingatan dari segala kejadian dari aneka masa dan lokasi. Ingatan yang indah maupun yang meninggalkan perih di hati.

"Azh, Zel, aku harus memastikan sesuatu," ucapku. "Kalian enggak mendewakan bunga ini, 'kan?"

Kedua penjaga itu mengangguk kompak.

Aku tersenyum tipis. "Kalian tahu, 'kan, sehebat apa pun sesuatu, selalu ada yang posisinya di atas dan tak tergoyahkan."

"Tentu. Keyakinan akan hal itu yang membuat kami kuat, tahu?" Sang perempuan, Zelenna, tertawa renyah. "Silakan di sini selama apa pun yang kamu mau. Kalau mau rehat, pintu rumah selalu terbuka untukmu." Ia menggamit lengan sang lelaki, Azhari, lalu keduanya berpamitan.

Sementara itu, matahari makin merendah di ufuk barat. Langit oranye berhias megamendung cerah. Kutiup setangkai bunga yang tadi kupetik, percik-percik cahaya seketika bertebaran.

"Bunga Kenangan," panggilku, "ceritakan padaku memori dunia."

Titik-titik itu makin terang, menyilaukan, lalu perlahan menghilang. Satu demi satu bunga di padang itu bercahaya. Padang bunga kini diselimuti pendar putih. Bunga-bunga itu saling berkomunikasi, dengan cara yang tidak akan dipahami.

Aku menghela napas, lalu berpaling ke dua makhluk lain di belakangku. "Deha, um ... Terra, malam ini kita balik dulu. Nanti kalau saatnya udah tiba, mereka bakal menyampaikannya padaku."

"Hore, makan!" Deha melonjak, masih mendekap Terra. Ia mendahuluiku langsung ke Rumah Danau.

Aku menoleh sekali lagi, menatap lautan cahaya putih di sana.

Bunga Kenangan.

Eksis ataupun hanya mitos, ia tetap makhluk yang tunduk pada ketetapan-Nya.

Our memories start right now, right here.

🍃🍃🍃

****

Ditulis pada
(22/5/23)

Diikutsertakan dalam Daily Writing Challenge-nya NPC2301

🍃🍃🍃

Jkt, 26/5/23
zzztare

Bunga Kenangan: Kisah-Kisah yang TertahanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang