Petal II

24 4 0
                                    

Prompt: Buat cerita dengan tema lucid dream.

🍃🍃🍃

Tidak tahu juga apakah ini mimpi atau bukan. Namun, Zahira tahu, ini bukan kenyataan.

Semua itu bermula dari masalah di asramanya. Zahira merasakan ada sesuatu yang tidak beres, bukan hanya dari desas-desus di antara kawannya, melainkan juga tingkah aneh para petinggi. Awalnya, Zahira tidak mau ambil pusing, ia hanya ingin tinggal di lingkungan yang tak terjangkau para lelaki. Ada sesuatu yang memicu traumanya akan lawan jenis; sesuatu yang tak bisa ia jelaskan dengan pasti. Bahkan, ia sempat takut dengan ayahnya sendiri, yang untungnya bisa diatasi.

Namun, Zahira tak bisa tinggal diam ketika tanpa sengaja—atau entah karena apa pendengarannya jadi luar biasa tajam, ia mendengar apa tujuan asrama tempatnya tinggal sebenarnya. Apa mungkin sensitivitasnya pada suara berhubungan dengan mimpi aneh yang akhir-akhir ini jadi sering menghampirinya? Mulanya, ia hanya bermimpi sedang berjalan di kegelapan, tak habis-habis, tak berujung. Namun, lama kelamaan, mimpinya makin jelas.

Kilatan merah.

Api.

Hingga Zahira mendengar suara entah dari mana. Suara asing yang tak pernah ia dengar sebelumnya, tetapi bicara padanya seolah mereka kawan lama. Suara tanpa wujud. Suara yang seperti hendak mengambil alih pikirannya.

Hilangkan kemungkaran, Pahlawan. Hapus kebencian, tebarkan perdamaian.

Siapa pahlawan itu?

Tugasmu untuk mencarinya ....

Setelah itu, tiap tertidur, Zahira akan selalu terbangun sambil terengah-engah. Ada yang ganjil.

Suara dalam mimpi atau apa pun itu namanya, jelas-jelas menyuruh Zahira untuk melakukan sesuatu.

Zahira mengumpulkan teman-temannya. Mereka berunding dan mengumpulkan kesaksian. Mereka hendak kabur dan melapor bersama.

Asrama Putri tempat mereka tinggal sekarang ini memiliki ambisi yang ... ganjil. Aneh, menyeleweng, dan tidak manusiawi. Sesuatu yang sebenarnya tak bisa Zahira pahami, tetapi ia tahu itu berbahaya. Setelah ia telusuri, tak ada satu pun jejak lulusan dari sana.

Ke manakah mereka pergi? Atau ... menghilang?

Zahira dan semuanya tahu, mereka dalam bahaya. Namun, tak ada satu pun selain Zahira yang bermimpi aneh, apalagi mendengar suara-suara. Mereka antusias dengan cerita Zahira. Mereka meminta petunjuk pada Zahira. Karena itulah, Zahira berusaha tidak kabur dari "mimpi"-nya. Ia terus berjalan dalam kegelapan dengan kilatan-kilatan merah berupa api sambil menyimak suara asing itu baik-baik.

Satu langkah menuju kehancuran. Lihat kedua tanganmu, Annisa Zahira. Kamu pemantiknya. Kamu penentunya. Kamu akan membuat takdir, sebelum kelahiran Yang Ditakdirkan.

"Apa?" Zahira berujar pelan, dan agak kaget karena bisa mendengar suaranya sendiri dari dalam sini. Ia ... hidup. Sadar. Terasa tidak seperti mimpi, tetapi jelas ini bukan kenyataan.

Annisa Zahira. Banggalah, kamu yang terpilih dari semuanya. Sekarang, lanjutkan perjalanan dari para petinggi yang sia-sia, habiskan semuanya, sambut tongkat estafet dan kembalikan eksistensi Sang Ratu.

Hanya satu peraturannya: jangan melanggar apa yang kautulis, atau kau akan menghilang selamanya ....

"Aaaah!" Zahira terjajar mundur. Api muncul dari tangan kanan-kirinya, membesar tanpa bisa ia kendalikan. Ia tidak merasakan panas—ia tahu, ini mimpi. Namun, tetap saja.

Ini terlalu nyata untuk disebut mimpi!

Sebaiknya memang aku buru-buru bangun seperti biasanya, keluh Zahira. Namun, kepalang basah, ia merasa sudah berada di ujung. Apakah dengan ini, ia bisa membebaskan seluruh temannya dari kejahatan asrama mereka?

Mengikuti insting, Zahira melempar api dari kedua tangannya tak tentu arah. Terus, terus ia lakukan hal itu berulang, selama api itu masih muncul. Entah apa korelasinya dengan dunia nyata, tetapi Zahira merasa lega melakukannya. Seolah, ia sedang menghukum para petinggi meski hanya dalam mimpi; karena itulah ia melakukan semuanya tanpa merasa bersalah.

Berikutnya, yang Zahira sadari begitu terbangun dan membuka mata, adalah berita mengenai asramanya yang kebakaran hebat dan ia sebagai satu-satunya yang selamat.

🍃🍃🍃

Hening beberapa lama.

Aku sampai kesulitan menelan ludah sendiri. Deha terpaku di sampingku, tampak tidak sadar memeluk Terra erat-erat. Sementara itu, Zele merangkul Zahir yang menunduk dengan bahu sesekali gemetar.

"Ada alasan kenapa Bunga Kenangan disegel dari beberapa orang," ujar Zele pelan. "Tapi, Zahir memang mengingat semuanya, baik dengan ataupun tanpa Bunga Kenangan. Jadi, soal kenangan buruk itu ... enggak ada yang bisa dilakukan, selain mengikhlaskan."

"Aku baik-baik saja," ujar Zahir akhirnya. Ia kembali mengangkat wajah, lalu tersenyum ke arah kami. "Jadi? Kalian mau bertemu anak-anak? Mereka hobi sekali bermain di taman."

"Ya, memang itu tujuan kami." Aku bangkit dari dudukku. "Maaf, cuma karena menanyakan soal mimpi, ingatan Anda jadi ke mana-mana ...."

"Selama ini, cuma Zele ... dan Haidar yang tahu." Zahir ikut berdiri. "Ayo, kalian kuantar."

Kami berjalan melalui lorong-lorong istana yang megah, dengan taman-taman luas yang tidak bisa dimasuki umum. Aku sendiri tak tahu tujuanku bertemu anak-anak mereka sekarang. Pikiranku buntu, aku merasa dihantui sesuatu, tetapi aku tak bisa merangkai apa pun dalam otakku.

(Nulis ini aja agak maksa, sih)

"Mereka biasa ada di tengah taman ini." Zahir menunjuk sebuah taman yang tampak dikelilingi pepohonan tinggi dan lebat, dipagari aneka semak berbunga, dan memiliki danau buatan di tengah-tengah, lengkap dengan pohon willow. Pemandangan yang bisa saja membuatku kontan menangis. "Sudah, ya. Aku kembali ke ruanganku. Zele, kamu mau balik?"

Dua wanita itu melenggang pergi, tinggallah kami di sini. Saling tatap, menimbang lewat lirikan mata.

Apa kita akan pergi? Dengan atau tanpa mereka?

Masuk sajalah.

Maka, kami memasuki taman itu.

(Bersambung)

***

Jujur, sampai saat ini, yang kutulis cuma rewrite atau retell cerita-cerita yang sudah terbayangkan sebelumnya. Aku ga ada ide cerita baru sama sekali ... makanya Tare masih keliling Hayalan, cari OC buat berbagi cerita, alias memantik ingatan akan cerita-cerita lama yang belum saya publikasikan ....

Sudahlah. Ga mood. Pusing.

1/6/23
zzztare

Bunga Kenangan: Kisah-Kisah yang TertahanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang