Setalah kejadian semalam yang membuat Nio bersikap sangat manja dan cengeng kepada sang adik—Lana, ia menjadi sosok berbeda di pikiran Lana.
Pagi ini, Nio tengah makan dengan lahap tak seperti biasa. Lana melihat kakaknya itu nampak memasang raut wajah heran. Sejak kapan kakaknya ini menjadi rakus saat makan? Bukannya kakaknya itu kalau makan seperti ogah-ogahan and gak niat? Aneh! Benar-benar aneh!
"Ngapain liatin Abang gitu? Abang ganteng? Jelas! Itu, sih!" Ucap Nio yang narsis.
Para maid disana melihat tuan mudanya yang berbicara lebih dari dua patah kata melongo sekaligus heran dengan apa yang tuannya lakukan itu. Apa tuan muda terbentur sesuatu di kepalanya? Atau mungkin jiwanya tertukar seperti di novel-novel? Atau tuan mudanya ini memiliki kepribadian ganda? Atau—
"Bi, kami berangkat!" Ucap Nio dengan ceria menggandeng tangan Lana.
Karena keasyikan berpikir mereka sampai mengabaikan majikannya. Tapi apapun itu, mereka bersyukur karena tuan mudanya tidak melakukan hal buruk. Bukankah perubahan ini adalah hal baik? Patut bersyukur bukan?
Di sisi lain, Lana tengah berdiri di gerbang rumahnya menunggu Nio yang sedang mengambil motor di bagasi. Kalau bukan paksaan Nio, Lana juga ogah berangkat dengan abangnya itu. Bisa-bisa ia jadi musuh ciwi-ciwi se—SMA Harum Bangsa yang udah gila sama kegantengan super abangnya itu.
Tin...Tin...
Suara klakson menyadarkan Lana dari lamunannya. Lana yang telah menormalkan ekspresinya segera menaiki motor sport hitam milik sang kakak itu setelah mengenakan helm.
"Bentar!" Ucap Nio sembari melepas jaket di badannya.
"Nih, buat nutupin paha Lo." Ucap Nio memberikan jaketnya.
Lana mengikatkan jaket Nio di pinggangnya guna menutupi paha mulusnya yang terekspos itu. Setelah siap, Nio melakukan motornya membelah jalanan. Di sepanjang jalan, tiada percakapan di antara mereka hingga tanpa sadar mereka telah sampai di sekolah.
Saat memasuki sekolah pekikan-pekikan para manusia di sana mulai terdengar ricuh. Lana merotasikan matanya malas. Ia terlalu muak mendengar pekikan yang sangat alay menurutnya itu.
"Aaaa!!! Itu siapa yang dibonceng ayang gue??!!"
"Eh, ayang! Kamu kok selingkuh, sih!"
"Sayang, kok kamu selingkuh? Anak kita gimana?"
"Anak, anak! Pala Lo itu anak. Buat aja belom, udah ngaku-ngaku!"
"Diem Lo, Dugong!"
"Tapi El emang ganteng, sih. Jadi pengen, deh!"
"Eh, jauh-jauh!! Si Toro udah banci!! Dia belok!!!"
Dan lain-lain.
Tanpa peduli celotehan tak bermutu itu, Lana dengan santai turun dari motor sembari melepas helm di kepalanya. Ia lalu mengibaskan rambutnya sedikit dan melepas jaket Nio di pinggangnya. Saat hendak memberikan jaket itu, tiba-tiba saja rambutnya tengah di rapihkan oleh Nio dan terakhir di beri kecupan singkat. Sontak saja hal itu membuat para ciwi-ciwi berteriak histeris.
KAMU SEDANG MEMBACA
• 𝐍𝐞𝐞𝐝 𝐞𝐧𝐞𝐫𝐠𝐢 • (end)
Teen Fiction🚨🚨: Cerita ini hanya karangan semata °PLAGIAT JAUH JAUH ❌ °HASIL PEMIKIRAN SENDRI ✔️ 𝐁𝐲:𝑳𝒊𝒍𝒊𝒏𝒅𝒊𝒂𝒘𝒂𝒏 ° "LANA TOLONG GUE! DIRUMAH GUE ADA PENJAHAT! CEPET DA-" Tut... _____________________ "Bisa-bisa gue temenan sama Lo yang gila. Mau...