N.E~007

32 8 0
                                    

Pagi hari di hari Minggu yang cerah ini mood Lana di buat hancur karena kedatangan dua bocil—Aruna dan Kasilas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi hari di hari Minggu yang cerah ini mood Lana di buat hancur karena kedatangan dua bocil—Aruna dan Kasilas. Katanya sih Aruna yang ribut minta ketemu sama Abang ganteng yang katanya masuk ke rumah kak Lana, tapi pas dateng malah gak ada. Jadilah Aruna menangis kejer dan Lana terpaksa menemani bocil itu bermain cuman gegara Kasilas yang tiba-tiba terserang diare.

"Kak, aku mau beli jajan. Aku tadi di bawain duit sama Mama." Ucap Aruna pada Lana yang tengah sibuk dengan ponselnya.

"Mager." Ucap Lana dengan tatapan tak beralih dari gadgetnya.

"Apa itu mager?" Tanya Aruna dengan wajah polos yang membuat Lana menghela nafas tak tega. Baiklah, ia harus merelakan energinya terpakai demi bocah tengik ini.

"Dah, lah. Yuk, gue temenin beli jajan. Tapi tunggu gue mandi sama ganti baju bentar, ya?" Tanya Lana dan langsung diangguki dengan girang oleh Aruna.

"Bi Way!! Tolong jagain Aruna! Aku mau mandi!" Teriak Lana pada bi way lalu berjalan menuju kamarnya di lantai atas untuk mandi dan bersiap.

"Iya, nona!" Jawab bi Way lalu berlari ke arah Aruna.

Beberapa menit kemudian...

"Kak Lana lama!" Ucap Aruna dengan wajah kesal yang terlihat imut.

"Tunggu se—"

"Gue pulang." Ucap sosok pemuda jangkung dengan datar memasuki pintu masuk.

"Eh, Tuan muda. Mau sa—"

"ABANG GANTENG!!!" Teriak Aruna lalu berlari memeluk Nio yang menatapnya tajam.

Bi Way yang melihat tatapan Nio langsung berlari mencoba memisahkan Aruna yang memeluk erat kaki Nio.

"Aruna, itu nona muda Lana udah nungguin di atas, loh! Ke sana aja, yuk!" Bujuk bi Way.

"No! Aluna mau Abang ganteng!" Ucap Aruna dengan wajah memerah menahan tangis.

Sedangkan bi Way yang melihat itu langsung panik dan Nio memandangnya dengan datar. "Eh, jangan nangis! Yuk, beli jajan aja!" Ucap Bi Way yang masih berusaha membujuk.

"Udah. Biar gue urus." Ucap Nio datar lalu menggendong Aruna yang membuat gadis kecil itu kegirangan.

Bi Way melihat tuan mudanya membawa Aruna ke taman belakang itu dengan khawatir. Ia takut tuan mudanya itu akan bertindak kejam pada gadis kecil yang polos itu. 'Semoga aja tuan muda nggak apa-apain Aruna!' batin bi Way berdoa.

|★★★★★

Aruna anteng berada di gendongan Nio dengan mata berbinar menatap wajah tampan Nio. Ia tak sadar bahwa Nio membawanya ke taman di belakang rumah Nio.

'Lo terlalu imut, cil. You is mine.' Nio mengklaim Aruna.

Saat sampai di sebuah pohon yang rindang, Nio lalu menurunkan Aruna dan langsung duduk di samping Aruna. Mereka terdiam beberapa saat dengan Aruna yang fokus memandang wajah tampan Nio. Hingga saat Aruna membuka percakapan.

"Abang ganteng! Tau ndak kalo Aluna udah bisa bahasa inglis, lo..!" Ucap Aruna dengan wajah sombong yang ditanggapi dengan alis terangkat sebelah dari Nio.

"Aluna ndak boong. Nih, ya! Aluna buktiin. Good molning selamat pagi. Kepalanya pening belum minum kopi!" Aruna bernyanyi yang membuat Nio mengangkat bibirnya tersenyum.

Sebentar! Tersenyum?! Gila!!! Ini momen sangat, sangat, sangat langka! Nio itu? orang sedatar triplek dan sedingin pelanet Neptunus bisa tersenyum? Gila!!! Momen langka!

Sedangkan Aruna, ia terpesona dengan senyuman Nio dan terbengong hingga mulutnya terbuka.

"Awas iler Lo jatuh." Ucap Nio mengejek di sertai kekehan.

Karena ejekan itu, Aruna langsung mingkem dan menggembungkan pipinya kesal. Ia merajuk dengan Nio.

"Nggak usah sok imut, cil! Bukannya imut malah kayak ikan buntal aja Lo!" Ledek Nio lagi yang membuat tangis Aruna pecah.

Nio kelabakan melihat Aruna menangis kejer. Ia lelu mengangkat Aruna ke pangkuannya menghadapnya dan menghapus air matanya.

"Don't cry, baby!" Ucap Nio yang membuat Aruna langsung menghentikan tangisnya.

"Aluna nggak nangsi, kok!" Ucap Aruna yang langsung membuat Nio kaget.

"Bisa bahasa Inggris?"

"Kan tadi Aluna udah bilang!" Ucap Aruna dengan wajah kesal membuatnya tampak sangat imut.

"Jangan imut-imut. Gue cipok tau rasa Lo!" Ancam Nio.

"Cipok? Apa itu?"

"Kiss, cil!"

"Benelan? Mau, dong!" Ucap Aruna dengan mata berbinar.

"Jangan nangis, loh!" Nio memperingati.

"Nggak, kok. Cepetan Abang ganteng! Aluna mau di cium sama Abang!" Ucap Aruna yang membuat Nio menyeringai.

"Jangan nangis." Nio memperingati sekali lagi dan mendekatkan wajahnya ke wajah Aruna.

Nio semakin memajukan wajahnya hingga bibirnya menyentuh kening Aruna. Ia mengecup keninga Aruna lama. Ia memejamkan menikmati suasana itu. Sedangkan Aruna masih heran karena Nio mencium keningnya, bukan pipinya.

Beberapa saat berlalu dan Nio baru saja melepaskan kecupannya.

"Abang ganteng kok kiss Aluna di jidat? Kenapa nggak di pipi?" Tanya Aruna dengan wajah polosnya yang membuat Nio ingin menggigit pipi gembulnya.

"Mau?" Tanya Nio dengan wajah tengil.

"Mau!!"

Cup...

Cup...

Cup...

Cup..

Cup...

Kecupan bertubi-tubi itu Nio berikan pada kedua mata, kening, dan terakhir kedua pipi Aruna hingga membuat gadis kecil itu kegirangan.

"Ahahaha... Geli, Abang ganteng!" Ucap Aruna disela-sela tawanya.

Nio tersenyum kecil dan memandang Aruna dengan tatapan yang sulit diartikan. Ia sudah jatuh dalam pesona gadis 5 tahun yang cedal itu.

★★★★★|

Sedangkan di pojok taman, Lana yang tengah duduk dengan mengenakan sweater rajut over size berwarna oranye dan celana pendek biru diatas paha yang tertutup sweaternya sembari men-scroll Instagram melihat para ayangnya.

Ia sebenarnya dongkol dengan Aruna si bocah tengik itu. Bagaimana tidak? Dia sudah merelakan energinya terpakai untuk mandi dan bersiap-siap menemani Aruna dan sekarang bocah itu tak terlihat lagi. Belum lagi bi way yang pergi entah kemana membuat moodnya benar-benar hancur! Padahal ia ingin sekali makan bakso bakar bumbu asam pedas buatan wanita itu. Eh, nggak taunya malah pergi. Menyebalkan!

Namun, suara tawa anak kecil membuatnya langsung penasaran. Ia lantas menengok ke arah asal suara dan mendapati abangnya—Nio yang tengah mengkecup-kecup wajah Aruna dan membuatnya menggeleng heran.

"Gila. Abang gue kepincut bocil!" Ucap Lana dengan raut wajah tak percaya.

 Abang gue kepincut bocil!" Ucap Lana dengan raut wajah tak percaya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
• 𝐍𝐞𝐞𝐝 𝐞𝐧𝐞𝐫𝐠𝐢 • (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang