Selamat membaca
••🦖🦖••
Mengandung umpatan kasar⚠️
Harap bijak dalam membaca⚠️
Hal yang buruk dalam cerita ini jangan di turuti, ambilah hikmah dan sisi baiknya⚠️Mari follow dan vote, hindari pembaca gelap, hargai karya orang lain⚠️
"Aku sekarang memang tidak bisa berkutik, tapi lihat saja kedepannya aku harus bisa mengubah nasibku yang malang seperti ini"
Kaki Aldara kini menginjak pecahan gelas yang ada di bawah tangga sana. Kakinya mengeluarkan kucuran darah, kulit kakinya mengelupas memberikan tanda berupa luka yang tercolok beling tajam.
"Jangan, jangan mendekat! Gue sadar lo bukan orang sembarangan!" Tangan Aldara menunjuk lurus tepat pada wajah lelaki tampan itu, air matanya dari tadi ia keluarkan, dada yang terasa sakit karena isakan tangisan, wajah yang berkerut memikirkan situasi malang yang terjadi padanya.
"DIAM, ATAU LO BAKAL MATI DISINI!" ancam laki-laki itu mulai mengeluarkan nada bicara tingginya. Tangannya tidak kosong, ia mengeluarkan benda tajam seperti pisau, ia tunjukan tepat pada posisi hadapan mata telanjang Aldara.
Melihat sebuah benda tajam di hadapannya. Tentu saja membuat Aldara semakin panik dan was-was, bagaimana jika memang beneran nyawa Aldara akan melayang pada hari ini juga? Dia tidak ingin mati konyol di tangan laki-laki pemain itu. Wajah saja terlihat tampan, perawakan pun terlihat sangat rapi dan berwibawa, tapi akankah nafsu dan raga masih bisa ia tahan?
Jujur saja bumbu yang teracik pada episode kali ini membuat Aldara ingin putus asa terhadap hidupnya. Tapi bodoh jika Aldara benar-benar putus asa karena ancaman yang seperti ini. Ia harus bisa hidup sampai kelak ibunda kandungnya menerima Aldara dengan segala keikhlasan dan kata pembawa sial harus musnah selamanya.
Dengan pantang menyerah, Aldara mengelak! Dia pergi dari hadapan laki-laki tersebut, ia tidak peduli dengan apa yang terjadi pada dirinya sendiri. Masalah luka masih bisa terobati, tapi masalah harga diri itu harus tetap menjunjung tinggi.
"KERAS KEPALA! HENTIKAN LANGKAHMU ATAU PISAU INI AKAN MELAYANG DI ATAS KEPALAMU!" Laki-laki tersebut teriak keras melontarkan ucapan yang terdengar seram itu. Ia akan bisa menghalalkan segala cara demi mendapatkan yang ia inginkan.
Degh-degh-degh!
Jantung Aldara langsung berdetak kencang, mendengarkan ucapan laki-laki itu yang baru saja beliau katakan. Sungguh menyiksa diri, ia harus bisa lari dari kanyataan ini, ia harus bisa kuat walaupun banyak ancaman yang menerpa setiap langkahnya.
"Tidak, gue enggak mau! Gue bukan wanita murahan. Jangan lakukan hal yang menjijikan!" balas Aldara seraya lari dengan kaki kiri yang terluka. Ia mengatakan itu tanpa menoleh kepala sedikitpun
Langkah kakinya dipercepat, Aldara tidak peduli terhadap luka di kaki kirinya, matanya langsung cepat melihat jendela panjang yang terpampang di depan. Ia mempunyai akal untuk meloncat dari sana, walaupun tinggi itu tidak masalah, karena yang terpenting ia selamat dari perangkap laki-laki tersebut.
Dengan bergegas, Aldara membuka kunci jendela tersebut yang bisa di bilang slot jendela. Ia membukanya secara kasar di karenakan kejaran laki-laki itu mulai mendekati area Aldara. Setelah jendela itu terbuka, Aldara melihat pada sekitar luar, tebingannya lumayan tinggi, tapi ia tetap fokus pada tujuan utamanya. Dengan kekeh dan rasa berani, Aldara melompat dari jendela dengan keadaan selimut yang menyelimuti badannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are The Winner [REVISI]
Teen Fiction[DIHARAPKAN FOLLOW DAN VOTE SEBELUM OR SESUDAH BACA! JANGAN BACA DOANG KALO VOTE ENGGAK, BELAJAR MENGHARGAI KARYA ORANG LAIN] Hidup penuh luka-liku, kecewa akan selalu ada, rasa adalah utama, penyesalan akan selalu ada. Kisah remaja yang menjalankan...