14.[ALDARA DAN PERUBAHANNYA]

44 17 0
                                    


Selamat membaca

••🦖🦖••

Langit itu harus dipandang sebagai langit, tak boleh ingin menggapainya.

-Algares Reyzan Argadana-

Sorotan matahari memberikan semangat beraktivitas untuk semua makhluk hidup di bumi ini.

Semua murid SMANTESA sudah berkumpul di kursi yang sudah di sediakan di tempat titik gelar seni di laksanakan.

Seluruh murid sungguh tidak sabar pertunjukan gelar seni yang mengadakan setiap satu tahun sekali.

Peserta yang akan mengikuti acara ini, sedang sibuk menghiasi diri dan mempersipkan mental untuk tampil di depan semua orang. Termasuk Aldara yang ada di belakang panggung tersebut.

"Duh gimana ini, gue bisa nggak yah. Mudah-mudahan nggak akan mengecewakan" Perempuan itu terlihat sedang mempersiapkan diri, ia terlihat sangat cantik hari ini. Dirinya memakai dres putih sepanjang lutut, dan memakai bandana putih yang melingkari kepalanya.

Hiasan wajah yang terlihat natural putih pucat, dan bibir teroles oleh sedikit liptint pink manis.

"Minum dulu" Seorang laki-laki memberikan botol minuman air mineral, dia adalah Algares.

Aldara melihat siapa yang memberi botol mineral tersebut, tak kunjung di raih, ia tidak jadi membawa botol yang ada di tangan besar laki-laki itu.

"Nggak perlu, gue bisa beli sendiri" tolaknya secara mentah. Ia tidak ingin mendapatkan barang dari Algares, bahkan sedikitpun atau berupa apapun ia kekeh tidak akan menerimanya.

"Kalo beli lama. Mending ini yang udah ada di depan mata, cepet lo haus kan" Tangan kanannya setia menjulurkan botol air minum itu, namun nihil Aldara tetep tidak menerimanya, entah kenapa perempuan ini tidak ingin menerimanya. Itu yang Algares fikirkan.

Aldara dengan cepat mengambil botol tersebut tapi tunggu! Dia tidak meminumnya, akan tetapi membuang botol minum itu ke dalam tong sampah yang terbuka di sana.

Terbuat terkejut, kenapa gadis ini sombong? Padahal niat Algares hanya memberinya tulus. Aldara dengan segala perbedaanya.

"Lo kenapa buang? Gue sengaja beli minum itu buat lo. Kalo sekiranya nggak mau minum sekarang. Minimal terima dan simpen, nggak usah di buang gitu" ketus Algares merasa tidak di hargai namun itu di remehkan.

Hati Aldara merasa tidak tega, ia sebenarnya tidak ingin melakukan seperti ini. Namun demi visi misi ia secepatnya di laksanakan. Bersikap seperti ini memang pantas dan senonoh untuk Algares.

"Gue udah tolak tadi, tapi lo malah maksa. Gue bilang nggak perlu, apa masih kurang kedengeran?" balasnya dengan mata yang membulat.

Aldara dengan secepatnya meninggalkan Algares di belakang panggung itu. Ia tidak ingin lama-lama berurusan dengan masa lalunya.

Acara sudah di mulai, mc sudah memberikan pembukaan di atas panggung tersebut. Pementasan yang akan di mulai pertama yaitu menari, dan kedua adalah musikalisasi puisi, ketiga adalah drama dan seterusnya di isi oleh yang lainnya ...

Mc sudah memanggil peserta yang akan menampilkan tariannya, Shena, Noyie, Zora dan Vanisa. Masih merasa tidak lengkap dan belum siap. Karena Aldara tidak mengikutinya, padahal kemarin mereka sudah menunggu Aldara selesai latihan di belakang aula. Namun, nihil Aldara tidak datang malah pulang secepatnya.

You Are The Winner [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang