Selamat membaca
••🦖🦖••
"Masa lalu tidak semuanya menyakitkan, walaupun kita telah di sakiti tanpa sebab. Tapi jangan pernah membalasnya dengan rasa sakit yang sama."
-Algares Reyzan Argadana-
Pertanyaan Algares masih belum Aldara jawab, ia masih menggantung jawabannya. "Ra? Lo denger kan gue tanya?"
"Pertanyaan itu di jawab Ra, bukan di hindari" sindir Algares memegang kedua bahu Aldara.
"Lepasin gue!" sentak Aldara membuat kedua tangan Algares melepaskannya.
"Gue mau di apa-apain sama dia juga, itu bukan urusan lo! Ok deh buat hari ini makasi. Makasi karena udah nolongin gue." ketus Aldara dengan bibir yang bergetar dan mata yang berkaca-kaca.
Algares menelan salivanya kasar, kenapa Aldara sekarang berubah tidak seperti dulu? Ia dulu sangat lemah lembut tidak pernah kasar sedikitpun.
"Lo perempuan Ra, lo harus jaga mahkota lo sendiri. Jangan pernah mahkota lo di ambil laki-laki yang belum muhrim." ungkap Algares menasehati, dia tidak ingin ada kejadian yang tidak di inginkan.
Sedikit menyentuh hati, kata-kata mutiara keluar dari mulut ketua gang motor ini.
"Gue tahu, dan gue juga tahu batasan. Nggak usah sok nasehatin gue deh, kita sama-sama di didik oleh orang tua. Jadi lo nggak usah dan nggak perlu mengatakan itu ke gue." timpal Aldara dengan nada tinggi.
Menatap kepergian sosok Aldara yang dulu itu sangat menyakitkan, kemana Aldara yang dulu Algares kenal? Perempuan lembut dan pintar.
"Yaudah terserah mau bagaimanapun juga, silahkan kalo emang lo mau lakuin itu juga, itu bukan urusan gue" kesal Algares langsung pergi meninggalkan Aldara di depan tempat tersebut.
Algares kesal, mendengar lawanan Aldara yang tidak sama dengan ekspektasi.
Hati rasanya sangat sesak, sang mantan terlihat masih perduli dengannya, seharusnya dia berterimakasih dan tahu di untung. Ada seseorang yang masih perduli, tapi dirinya malah seperti ini. "HARUS KUAT RA, LO NGGAK USAH LULUH LAGI SAMA DIA" monolognya bersuara, menatap punggung Algares dari belakang.
"Makasi Al. Makasi karena lo datang di waktu yang tepat tadi" ucapnya dengan mengukir senyuman tipis di bibirnya.
••🦖••
Sesuai janji tadi, Maverik datang dengan wajah yang babak belur, ia tidak ingin di katakan pecundang oleh mantan ketuanya dulu. Dia sedang duduk di atas motornya, tempat berada di tengah hutan rimba dan di sebrang sana terdapat tempat rumah masa depan. Yaitu pemakaman umum.
Kemudian datang motor Algares, ia turun tangan sendiri dan sama sekali tidak membawa anggota yang lain.
Kalo bisa sendiri kenapa harus ngajak orang lain?
Itu prinsip Algares sekarang.Algares melepaskan helm full face-nya, dan sungguh tidak di sangka ternyata nyali Maverik bukan kaleng-kaleng.
"Welcome to ketua yang terhormat, yang banyak di segani oleh semua orang." sapa Maverik bertepuk tangan dan tersenyum lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are The Winner [REVISI]
Teen Fiction[DIHARAPKAN FOLLOW DAN VOTE SEBELUM OR SESUDAH BACA! JANGAN BACA DOANG KALO VOTE ENGGAK, BELAJAR MENGHARGAI KARYA ORANG LAIN] Hidup penuh luka-liku, kecewa akan selalu ada, rasa adalah utama, penyesalan akan selalu ada. Kisah remaja yang menjalankan...