Selamat membaca
••🦖••
"Kehadiranku merugikan banyak orang, hidup tidak seindah yang di kira, sejauh apapun berimajinasi, realita akan selalu jadi pemenangnya."
Perempuan berselimut itu di kelilingi oleh anak anggota Alaska, dia berada di posisi tengah dengan panglima Alaska.
Sepuluh mata laki-laki itu menempatkan pusat perhatian kepada Aldara. Gadis yang hampir saja membawa Algares nyaris mengakhiri kehidupan.
Bagaimanapun jalannya, jika kita memang sudah di takdirkan mati. Kita tidak bisa menghindari, dan memang ini belum takdir bagi Aldara dan Algares untuk mengakhiri kehidupannya.
Mereka masih beruntung di beri kesempatan untuk melanjutkan alur kehidupan, bagaimanapun itu episode di setiap kisah kehidupan dunia nyata.
Tidak habis fikir, Algares yang merupakan panglima Alaska tersebut. Dia tidak bisa mengira bahwa perempuan yang ada di hadapannya tidak se lugu dan semanis balutan dari luar saja. Dan nyatanya dia seperti sudah gila ingin mati dengan cara bunuh diri.
Mata Aldara melihat Algares dengan sorotan dengusan kesal. Tangan itu berani dengan nyalinya menampar pipi ketua Alaska dengan keras dan terdengar sangat mangagetkan bagi saksi mata yang melihatnya.
Plakkk! ...
Perempuan itu bisa dinyatakan sangat berani dan percaya diri. Dirinya sudah melangkahkan tahap selanjutnya untuk berurusan dengan Algares, lelaki yang cukup kasar, dan semua orang yang mengenalnya tentu saja sudah sangat tahu dengan identitas jati diri seorang Algares.
Tangan besar Algares mengusap pipinya secara kasar. Tentu dengan sangat kaget, mimpi apakah dia semalam? Kenapa bisa-bisanya ada orang yang berani menampar pipi ketua gang motor itu.
Apakah dia ingin terdaftar nama di buku yang terbaris orang yang tidak akan tenang dan tentram hidupnya?
Semuanya manganga, matanya membulat secara otomatis.
Laki-laki itu mengepalkan tangannya, rahangnya mengeras, matanya melihat dengan tatapan tajam. Nafasnya yang di hembuskan secara kasar. Wajahnya mulai memerah seperti orang yang marah dan emosional.
"Sialan! Kenapa lo berani tampar gue? Mau gue balas kelakuan lo barusan? Hah?" sentak Algares, tangan laki-laki itu menunjuk tepat hadapan wajah Aldara "Kalo mau main kasar ayok, gue jabanin dah. Mau berapa geplakan? APA PERLU GUE KASIH BOGEMAN MENTAH KE WAJAH LO ITU?" -sambungnya lagi dengan nada bicara yang tinggi
Kanaga yang mendengarkan ucapan Algares barusan merasa sangat misterius "Al, udah biarin. Ra sana lo pulang ..." suruh Kanaga mencampurkan urusan mereka berdua
Algares menoleh ke arah Kanaga, ia tidak suka jika dirinya di rendahkan seperti ini apalagi oleh seorang perempuan. "LO DIEM ATAU GUE PATAHIN TANGAN LO!" bentaknya
Kanaga hanya bisa diam dan menelan ludahnya sendiri, apalah daya jika seorang ketua sudah seperti itu.
Jantung Aldara berdetak kencang. Terlihat gadis ini sedang ketakutan, kenapa tangannya itu bisa lancang menampar laki-laki yang baru saja ia kenal tadi pagi.
Dia menundukan kepalanya ke bawah.
"NGAPAIN NUNDUK? TAKUT?, WAJAH GUE DISINI BUKAN DI BAWAH"
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are The Winner [REVISI]
Teen Fiction[DIHARAPKAN FOLLOW DAN VOTE SEBELUM OR SESUDAH BACA! JANGAN BACA DOANG KALO VOTE ENGGAK, BELAJAR MENGHARGAI KARYA ORANG LAIN] Hidup penuh luka-liku, kecewa akan selalu ada, rasa adalah utama, penyesalan akan selalu ada. Kisah remaja yang menjalankan...