Tak terasa dila sudah beranjak dewasa, dia cukup aktif disekolah nya, dan memiliki teman-teman yang cukup banyak disekolah. namun di saat remaja ini, dila mulai mengikuti teman-teman Geng nya (sekelompok teman-teman disekolah nya), bisa dibilang teman-teman nya ini baik sih, cuma terkadang rada nakal gitu, contohnya sering bolos, tidak masuk kelas pada saat jam pelajaran, dan berani melawan guru.. hmm lumayan juga lah ya nakal nya. pada saat mata pelajaran yang pertama yaitu pelajaran matematika, suara riuh di kelas tiba-tiba berhenti, yang sedang berdiri sontak langsung kembali ke bangku masing-masing, ya guru matematika sudah memasuki ruang kelas kami, nama nya pak wira, dia guru matematika di kelas ini.
pak wira berjalan menuju meja nya, sambil menyapa kami "pagi anak-anak" sambil tersenyum
"pagiiii pakkk...."kompak semua menjawab.
"keluarkan PR kalian ya, ada yang tidak mengerjakan PR ? yang tidak mengerjakan PR angkat tangan nya"
"sialan, aku baru tau kalo ada PR matematika, waduh.. mana aku ga bikin lagi nih" ucapku dalam hati. dan akhirnya kuangkat tangan kiriku ke atas sambil menunjuk.
'Dila, kamu lagi-lagi tidak bikin PR ya.. kenapa kamu selalu saja malas untuk mengerjakan PR mu dil, sini kamu maju ke depan sekarang"
dila langsung maju kedepan menghampiri pak wira
"kenapa kamu tidak mengerjakan PR mu dila ?"
"suka-suka saya dong pak, saya mau mengerjakan atau tidak itu hak saya, bukan urusan bapak!!!
pak wira langsung beranjak dari tempat duduk nya dan berdiri di depan ku "mau jadi apa kamu ini dila dila" sambil tertawa kecil. anak-anak dikelas mulai panik hihihi.....
"ya jadi manusia lah pak, masa jadi kambing, gimana sih" dengan judes nya dila menjawab. entahlah, rasanya benci banget aku sama guru satu ini, dia tu ga pernah marahin aku, kalo aku ga dengerin dia lagi menerangkan materi di kelas dia ga pernah, pasti hanya tertawa dan bilang "dila.. dila" udah gitu aja.
mendengar jawaban ku tadi, ya seperti biasa dia hanya tersenyum saja. "dila kaya nya kamu harus di sanksi deh, kamu keliling lapangan 10x ya"
serius aku kaget, karena selama ini dia ga pernah kasi sanksi ke aku loh, hmm tapi ada bagus nya juga sih, biar dia bosen sama aku, aku berucap dalam hati begitu.
"oke pak, dengan senang hati" aku langsung keluar kelas, tapi lagi-lagi aku ga mau keliling lapangan, aku hanya diam saja di depan kelas.
"enak aja nyuruh gw lari di lapangan" ucapku sambil menatapi lorong dan halaman pada sepi karena semua pada belajar di dalam kelas.
sekian lama aku duduk di depan kelas, bell istirahat pertama punn bunyi menandakan berakhirnya belajar mengajar, dan di perbolehkan istirahat.
Aku langsung bergegas tanpa aba-aba menuju kantin.. di kantin aku bertemu Egi, Ranti, Lia, Mila, Putri, Meilin, Winda dan Deva. Ya, mereka ini teman-teman ku di sekolah, kita beda kelas jadi bertemu hanya saat jam istirahat.
"Eh.. besok bolos yuk, main kemana kek, bosen sekolah mulu" ucap egi sambil menyantap mie instan di kantin. "Hmm... takut ah gi, nanti kena kasus lagi kita di panggil sama kepsek" sahut lia. "Aku gaaa ikutan yaa" ucap meilin. "Udah ikut ajaa, ga bakalan ketahuan, nah pagi-pagi pas kita berangkat sekolah kita janjian aja ketemu di samping sekolah, jangan lupa bawa baju ganti di tas ya, ga mungkin Kan kita pake seragam sekolah main nya" ucap putri dengan semangat. "Betul bgt, aku setuju, ayo Udah aman kok pasti" ucap Deva setuju dengan ide putri. "Dila ikutan yaaa, bakalan seru ini, kapan lagi kita seru-seru an" ucap egi sambil tetap terus melahap mie instan nya itu. "Oke Deh" ucap ku begitu saja tanpa berfikir apa-apa lagi.
keesokan harinya, ya benar saja, kita jadi melakukan perencanaan bolos itu. kebetulan pagi itu aku di antar bibi kesekolah.
"bi.. jangan sampe depan gerbang deh, disini aja turun nya"
"Loh kenapa dil ?"
"Ga papa bi sini aja, biar jalan kaki aja udah deket juga kok, hitung-hitung olahraga"
"Oke lah, hati-hati ya" bibi pun mulai memberhentikan motor nya di pinggir jalan. Ku salim tangan bibi dan bibi pun pergi. setelah aku berjalan kaki beberapa saat Egi, Lia, Ranti, Mila, Winda, Putri dan Deva menghampiri ku, rupanya mereka sudah datang duluan, sepertinya meilin tidak ikut kita.
"oke guys kita ke cafe strawberry aja ya, aku yang traktir" ucap egi dengan girang nya sambil berjalan. kita semua pun mengiya kan saja. egi memang anak orang kaya diantara kami, bapak dan ibu nya pengusaha nasi goreng sukses yang memiliki cabang nasi goreng dimana-mana dan memang nasi goreng nya ku akui benar-benar enak.
setelah sampai di cafe strawberry yang letaknya tidak terlalu jauh dari sekolah kami, aku langsung memesan menu favorit ku yaitu Strawbery Milk Shake. sambil menunggu pesanan kami ngobrol santai kebetulan hanya kami yang ada di cafe itu, karena waktu masih pagi juga mungkin orang-orang masih pada sibuk dengan kegiatan nya masing-masing. tak lama pesanan kita pun datang, baru saja aku ingin meminum minuman ku, tiba-tiba saja "hei kalian ini yaa bukan nya belajar malah bolos enak-enak santai disini, mana pake baju seragam sekolah pula" suara itu terdengar sangat jelas di telinga ku, dan ternyata pak mail (security sekolah).. kaget bukan main rasanya.. setelah sadar ternayata ya kita lupa mengganti baju kita.. bener-bener pasrah sih kita. "ayo kalian semua ikut ke sekolah" dengan muka marah pak mail langsung pergi ke arah luar dan kita langsung saja mengikuti nya. sesampainya disekolah kita langsung di bawa ke ruangan kepala sekolah. "kalian ini ya selalu saja bikin masalah disekolah ini, ngapain sih kalian bolos tidak jelas seperti itu, mau jadi apa kalian nanti nya kalo belajar aja kalian malas" ucap kepala sekolah sambil menatap kami satu persatu. kami hanya diam saja tidak berkata apa pun, ya karna takut sih sejujurnya.. "kalian tidak boleh masuk sekolah selama satu minggu, dan selama satu minggu kalian dirumah, kalian wajib mengerjakan tugas dari semua mata pelajaran yang ada di sekolah ini, harus selesai wajib dikerjakan, jika tidak dikerjakan, kalian saya keluarkan dari sekolah ini" tegas kepala sekolah.
setelah keluar dari ruangan kepsek, meilin datang menghampiri kami "tuh kan aku bilang juga apa, kalian masih aja mau bolos, pak mail tu dari awal udah mergokin kalian waktu kalian menuju ke cafe, soalnya kalian tu masih pake seragam sekolah di jam belajar" ucap meilin sambil memainkan rambut curly nya. "pantesan aja pak mail bisa tau kita di cafe strawbery" ucapku melemas. "aku cuma bingung gimana bilang ke orang tua ku kalo aku di hukum ga boleh masuk sekolah beberapa hari kedepan" ucap egi dengan raut muka sedih. "aku sih ga bakal ada yang peduli mau aku dihukum juga, orang tua ku aja sibuk kerja semua, ga pernah nanyain aku sekolah nya gimana, ada masalah apa juga ga pernah nanya" ucap deva santai. sementara Putri, Winda, Mila dan Ranti hanya diam saja. tiba-tiba aku kepikiran "orang tua ku mungkin ga akan marah juga sih kalo tau hal ini, ibu juga jauh tidak tinggal serumah dengan ku, ayah apalagi, boro-boro mau marah, dari kecil sampai sekarang aja ntah dimana keberadaan nya saja aku tidak tau. tapi.. bagaimana dengan nenek, kakek, paman dan bibi ya.. apa mereka akan marah yaa, aku jadi khawatir" aku bergumam di dalam hati.
sepulang sekolah aku langsung pulang kerumah, ku hampiri nenek yang sedang duduk di rang kelarga sambil menjahit baju ku. "ehh dila udah pulang yaa.. ganti baju, cuci tangan terus makan ya" ucap nenek. " iya nek... tapi nek maaf ya dila pengen ngomong sesuatu sama nenek, dila minta maaf belum jadi cucu yang baik buat nenek, dila di hukum nek karena bolos sekolah tadi sama teman-teman dila, kita ketahuan dan di hukum ga boleh masuk sekolah selama seminggu, dan selama di rumah wajib ngerjain semua tugas yang dikasi guru, kalo engga.. dila... bisa dikeluar..kan... dari se..ko..lah nek". aku bicara terbata-bata sambil berlinang air mata karena takut. nenek pun kaget mendengar perkataan ku. "duduk sini dil" ucap nenek sambil menarik pelan tangan ku, aku pun duduk disebelah nenek, baju ku yang tadi di pegang ditangan nya iya letakan disamping nya, sekarang kedua tangan nya memegang tangan ku. "dila.. nenek tau kamu anak baik bukan anak yang nakal, temen-temen mu juga nenek tau mereka anak yang baik, hanya saja kalian ini kurang perhatian dari orang tua, terutama dila kan. tapi tolong ya dil, yang tidak baik jangan dila ikuti, dila bisa memilih mana yang baik dan mana yang tidak baik, orang tua boleh hancur, tapi dila juga jangan sampe hancur. masa depan mu masih cerah sayang.. lakukan lah hal yang baik-baik. kejadian hari ini jadikan pelajaran saja dan jangan di ulangi lagi yaa, nenek cuma pengen liat dila bahagia pengen dila sukses kedepan nya nanti, itu aja dil" ucap nenek yang berlinang air mata terus memeluk ku. "sekarang kamu ke kamar, ganti baju terus makan ya, dan ingat tugas nya harus dikerjakan, jangan sampai tidak, nenek mau lanjut jahit baju kamu ni, sobek kerah nya". aku tidak menjawab apapun, dan langsung menuju ke kamar. di kamar lah baru kutumpahkan semua nya tangisan ku "aku udah bikin nenek sedih, aku harus bikin nenek bangga suatu saat nanti, aku janji ga akan melakukan seperti ini lagi, aku harus buktikan kepada ayah aku bisa sukses tanpa nya, lihat saja..." ucapku tegas dalam hati sambil terus menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trauma Pernikahan
Random"Mengapa harus ada pernikahan" itulah yang selalu Dilla tanyakan dalam setiap lamunan nya. Dilla yang memiliki trauma di masa kecil karena perceraian orang tua nya itu, ternyata Setelah dewasa mencoba melawan rasa trauma itu dengan mulai mempercayai...
