Pagi hari disaat aku tengah sarapan, tiba-tiba bibi menujukan handphone nya kepada ku, di layar handphone itu berisi seseorang dengan nomor baru mengirim pesan whatsapp.
Assalamualaikum kak, ini Aan ayah nya Dilla, maaf baru menghubungi Setelah belasan tahun, saya malu kak, baru sekarang memberanikan diri. Oh iya maaf sebelum nya saya dapet nomor kakak ini dari temen kakak yang sekampung nama nya Nani, dia tetanggaan sama saya disini, cerita nya panjang. Dilla apa kabar nya kak ? Apa dilla tinggal sama kakak dan mama ? Maafin saya baru berani sekarang, saya harap dilla mau memaafkan saya. Tolong sampaikan ke dilla kak, saya sangat rindu putri kecil saya, kalau boleh saya ingin bertemu kak.
Begitulah isi pesan nya, tapi pesan itu tak di balas oleh bibi ku. Setelah membaca nya rasanya tu pengen teriak dan marah besar di depan wajah ayah, tapi aku tahan amarah ku hingga air mata ku jatuh ke pipi ku..
"Dilla, gimana ini dil, dilla mau ketemu ayah ?" Ucap bibi ku dengan raut wajah sedih.
"Ga bakalan bi, kenapa baru sekarang ? Dulu-dulu kemana aja ? Ada dia cari dilla ? Ada dia bilang rindu ke dilla ? Ga ada bị !!! Kenapa baru sekarang Setelah belasan tahun ! Dilla ga mau ketemu dia, hidup dilla Udah tenang sekarang, dilla ga mau ketemu dia! " ucap ku tak kuasa menahan tangis. Aku pun langsung meninggalkan meja makan dan sarapan ku, langsung masuk ke kamar tidur ku, dan menutup pintu kamar.
Bibi hanya duduk diam di ruang makan..
di dalam kamar aku hanya menangis, sambil duduk memeluk bantal. selama ini aku menahan rasa sakit atas apa yang telah ayah lakukan kepada ku dan ibu. Mengapa dia datang lagi di hidup ku sekarang, kemana saja dia dulu!! Ucap ku dalam hati sambil terus menangis, air mata ku mengalir deras membasahi pipi dengan rasa sesak di dada menahan sakit hati, kepedihan yang ku rasakan.."Tok...tok.. dilla buka pintunya" ucap nenek sambil mengetuk pintu kamar.
Ku buka pintu itu dan ya benar nenek sudah berdiri di depan pintu kamar ku sambil tersenyum, dan masuk ke kamar ku.
Aku langsung duduk di kasur begitu juga dengan nenek.
"Ada apa nek ?" Tanya ku.
"Mata mu tu loh sampe bengkak dill..dill nangis nya kelamaan" ucap nenek memegang wajah ku.
"Begini loh dill, nenek tau perasaan mu itu bagaimana ke ayah mu, ayah mu memang salah besar, tapi dilla.. nama nya seorang ayah dan anak tidak bisa putus ikatan nya, darah nya mengalir ini loh di seluruh tubuh my.. mau sejahat apapun ayah maafin nak.. tetap hormati ayah mu, mungkin dulu dia memang bikin kesalahan, mungkjn sekarang dia sudah menyesali semua nya dan berubah, memaafkan itu bagus, jangan simpan dendam terlalu lama di dalam dirimu nak, apalagi dendam terhadap orang tua sendiri, ga baik" ucap nenek sambil mengelus rambut ku.
Aku hanya diam tak menjawab apapun dengan wajah menunduk.
"Bagaimana dil.. apa dilla mau bertemu dengan ayah ?" Tanya nenek tersenyum kecil..
ku lihat wajah nenek.. Aku sebenar nya bingung, kok nenek dengan mudah nya ya maafin ayah, padahal ayah sudah nyakitin ibu ku anak kandung nenek sendiri.. tapi nenek ikhlas banget yaa dan memaafkan ayah, bahkan ayah juga tidak menafkahi ku selama belasan tahun ini, Dan sekarang tiba-tiba ayah datang begitu saja dan tanpa rasa malu ingin bertemu dengan ku.. sungguh tidak masuk akal rasanya.."Hei.. kok melamun. Gimana, mau ga ketemu ayah ?" Nenek mulai bertanya lagi.
"Hmm.. iya Deh nek, mau" ucap ku lesu.
"Nah begitu dong, nenek seneng karena dilla mau melawan rasa benci dilla.. nenek juga ga mau egois melarang-melarang ayah buat ketemu dilla, karena dilla kan perempuan, suatu saat jika nanti dilla akan menikah, dila tetap membutuhkan ayah, karena ya memang harus ayah yang menikahkan anak perempuan nya. Makanya sekarang mulai berfikir kedepan, buka kan pintu maaf untuk ayah & ibu. Ini semua sudah takdir nya allah dil" ucap nenek sambil tersenyum dan mengelus rambut ku, sementara aku hanya mengangguk kan kepala.
Malam hari nya aku seperti biasa, menatap langit-langit kamar ku dan seperti biasa juga aku berperang dengan pikiran-pikiran ku..
"seperti mimpi aja rasanya, kenapa baru sekarang mencari ku, dulu kemana aja, apa dia ga mikirin ya perasaan ku Bagaimana, kenapa harus datang lagi disaat Aku sudah mencoba memaafkan, kenapa harus datang lagi disaat Aku sudah pelan-pelan menerima takdir. Rasa yang selama ini aku bangun pelan-pelan tiba-tiba seperti Ambruk runtuh gitu, kaya percuma gitu loh jadi nya sekarang aku terluka lagi, terluka karena ternyata dia masih hidup, ayah ku ternyata masih hidup, terus ngapain aja selama ini baru ingat !!! Lebih baik jangan pernah muncul lagi itu jauh lebih baik" kata-kata itulah yang terus muncul dari dalam kepala ku. Kalau bukan karena nenek mungkin aku benar-benar menolak bertemu dengan nya" itulah yang hanya mampu ucapkan dalam hati.
"Dilla... Tok..tokk...tok..dill ayo keluar ini ayah mu sudah datang" bibi memanggil ku sambil mengetok pintu kamar ku. Sebenar nya aku sudah dari tadi bangun dari tidur ku, tapi rasanya aku malas sekali kelur kamar. Padahal hari ini aku bertemu ayah, tapi sama sekali tak ada semangat. Mendengar bibi memanggil ku aku dengan perasaan terpaksa harus keluar. Jujur saja perasaan aku campur aduk, ada sedikit senang tapi benar-benar sedikit, mungkin hanya 5% saja, sisa nya memendam amarah. Keluar aku dari kamar tidur ku..
"Dilla itu ayah mu sudah ada di ruang tamu, ayo nak" ucap nenek sambil tersenyum. "Nek, harus banget ya aku ketemu dia" ucap ku dengan wajah kesal. "Heh ga boleh begitu, ayo" nenek langsung menarik tangan kanan ku. Saat sampai di ruang tamu, ku lihat seorang pria yang badan nya tidak terlalu gemuk, tidak terlalu kurus juga, rambut nya hitam, memakai celana jeans dan juga kemeja coklat.. ya tidak terlalu tua tua banget wajah nya. Melihat aku dan nenek pria itu langsung beranjak dari duduk nya, wajah nya tampak senang sekali"Dilla ya..ini ayah nak" ucap pria ini sambil ingin memeluk ku, tapi reflek saja Aku langsung Mundur saat ingin di peluk nya, Aku hanya diam, dan ayah pun diam saja.. rasanya aku ingin menjaga dari pria ini, ya pria ini ayah ku, ayah ku yang belasan tahun lalu meninggalkan ku begitu saja, sekarang berdiri di hadapan ku.. ayah, aku, nenek, bibi, kakek, kembali duduk..
"Dilla maafin ayah ya dil" ucap ayah sambil melihat ke arah ku..
Aku hanya mengangguk.
"Buk.. pak.. maafin saya ya, saya menyesal. Kaget saya ternyata anak saya sudah sebesar ini" ucap ayah yang seperti nya menyesal, tapi tetap saja apapun yang dia katakan rasanya luka ini masih sakit."Ibu kamu kemana dil ? " tanya ayah.
"Ibu sudah menikah lagi, sudah bahagia, sekarang tinggal nya diluar negri" ucap ku puas.
"Oohhh" hanya itu yang ayah ucap kan."Sudahlah, yang lalu biar saja berlaku, yang penting sekarang saling memaafkan, mungkin sudah takdir tuhan cerita nya jadi begini" ucap kakek.
"Kamu sendiri sudah menikah lagi " tanya nenek kepada ayah.
"Iya sempat bu, waktu dulu itu kejadian yang waktu itu, yang dilla sama ibu nya kesini, Setelah menikah selama enam bulan saya dan perempuan itu pisah. Terus saya menikah lagi, dan punya 3 orang anak. dilla punya adek dill, tiga-tiga nya perempuan" ucap ayah sambil tersenyum. Ntah apa yang ada di pikiran nya, dengan mudah nya bicara seperti itu tanpa memikirkan perasaan ku.
"Kenapa ga di bawa kesini anak istrinya ?" Ucap ku ketus.
"Sudah pisah dil, baru saja tiga abil an yang lalu. adik-adik mu ikut ibu nya balik ke semarang, mantan istri asal sana, jadi Setelah bercerai balik ke kampung nya" ucap ayah. Lagi-lagi aku kesal mendengar nya, berarti dia mencari ku karena anak istri nya meninggalkan nya, kalau rumah tangga nya baik-baik saja mungkin sampai sekarang dia tidak mencari ku, ucap ku dalam hati. Rasanya ingin ku ungkap kan semua nya di depan wajah ayah, ingin ku tumpahkan rasa sakit ku kepada nya, agar dia tau betapa sakit nya aku atas perbuataan nya, tapi disini ada nenek & kakek, mana mungkin aku melakukan itu.. lagi lagi hanya bisa memendam.
Setelah berbicara cukup lama, ayah akhirnya pamitan untuk balik lagi ke kota, dia datang kesini menggunakan mobil avanza putih. Saat sudah berpamitan kepada nenek, kakek dan bibi, ayah pamitan dengan ku.."Dilla.. maafin ayah ya nak, ayah salah. Dilla sehat-sehat ya nak.. kalau ada waktu ayah main kesini lagi jenguk dilla. Atau kalau dilla mau dilla ikut ayah, dilla disana bisa ketemu keluarga dilla, sepupu-sepupu dilla, mereka kangen sama dilla" ucap ayah sambil kaki nya perlahan berjalan ke arah ku, aku
Yang paham ayah ingin memeluk ku, aku langsung pindah posisi di samping kakek. Dan ayah berhenti melangkah. Mungkin ayah juga sadar kalau aku tidak mau di peluk oleh nya.. Setelah bersalaman ayah pun pulang.. kamu pun langsung masuk ke dalam rumah. Sepupu ku meledek ku "cie cieee ketemu bapak nyaa nih eee" ucap nya tertawa kecil. Aku hanya diam dan langsung ke kamar. Dikamar Aku langsung berbaring di kasur ku dengan posisi terlentang sambil melihat langit-langit kamar. rasanya lelah sekali hari ini.. lelah karena menguras batin.. tak kusangka aku akan bertemu dengan nya.. seperti itu ternyata ayah ku.. ku balikan badan ku, posisi miring sekarang. "Ya tuhan.. mungkin memang sudah jalan mu, tapi sakit sekali tuhan. Semoga dia selamat sampai tujuan" ucap ku pelan dan ku tutup kedua mata ku, dan Aku tertidur...
KAMU SEDANG MEMBACA
Trauma Pernikahan
Acak"Mengapa harus ada pernikahan" itulah yang selalu Dilla tanyakan dalam setiap lamunan nya. Dilla yang memiliki trauma di masa kecil karena perceraian orang tua nya itu, ternyata Setelah dewasa mencoba melawan rasa trauma itu dengan mulai mempercayai...