Dila kini sudah berusia 16 Tahun, tak terasa sudah menginjak masa remaja. Banyak waktu di habiskan bersama keluarga & juga teman-teman. Terutama bersama Citra & Fio, ya.. citra & fio sebenar nya sahabat dila dari usia 5tahun. Karena pada saat itu sekolah nya pada berpisah ga bareng-bareng jadi main nya lumayan jarang. Nah pada saat ini SMA nya bareng an lagi jadi mulai akrab lagi.. kemana mana selalu bertiga sampe temen-temen di sekolah pada bilang kita Trio Macan. Citra orang yang penyayang, selalu memberi masukan positif, ga neko-neko orang nya, sedangkan Fio orang yang lumayan Gaul dan agak sedikit bandel, tapi dia orang yang baik. Pada suatu hari tepat nya bulan puasa Fio punya ide untuk bolos sekolah ingin menemui fajar pacar nya yang umur nya lebih tua dari nya (fajar kerja di bengkel) "gaisss... temenin aku ketemu mas fajar ya.. bolos aja lah, lagian ga belajar juga kan hari ini di kelas hanya absen & main-main saja" ajak Fio. "No...no...no Kalo mau pacaran sendirian aja, kita ga ikutan, apalagi di jam sekolah, Big NO!! " ucap Citra tegas. Aku hanya diam saja. "Yaelah, susah banget ni anak, orang cuma bolos sekali-kali gak papa kali" ucap Fio ngambek. "Aku gimana kalian aja lah" ucap ku. Tetap saja citra menolak dan citra kembali ke kelas. "Dila, kamu aja ya temenin aku, aku dah lama ni ga ketemu mas fajar, ayo lah please" ucap Fio me mohon. "Ngokeyyyyy" aku mengiya kan. "Eh tapi Gimana cara nya kita keluar dari sekolah ini ya" tanya ku bingung. "Ah itu soal gampang. Ayo ikut aku" ucap Fio sambil memegang tangan ku dan mengajak ku pergi. Ternyata Fio membawa ku ke ruangan Guru. "Fio ngapain kita disini" ucap ku bingung. "Udah diam aja ah" ucap fio kesel. Fio menghampiri Guru yang ada di ruangan dan Aku hanya mengikuti nya dari belakang, "permisi ibu, selamat pagi" ucap Fio. "Iya selamat pagi, ada apa ya" ucap ibu guru. "Maaf bu, saya mau izin pulang ambil softex, kebetulan saya baru aja datang bulan" ucap Fio meminta izin. "Oh.. jangan pulang, di kantor ada kok, sebentar ya ibu ambilkan" ucap bu guru sambil menuju ke sebuah Lemari yang ada di ruangan itu. Aku rasanya ingin tertawa karena misi nya fio Gagal hahahha tapi ku tahan karena masih di ruang guru. Wajah Fio seperti agak kecewa haha lagian ada-ada saja alasan nya mau ambil softex segala macem, ada-ada aja. setelah keluar dari ruang guru sambil membawa softex aku dan Fio langsung menghampiri citra, citra yang tengah duduk sendiri di bawah pohon yang berada di pinggir lapangan sekolah. "lah... lah..lah.. ini kenapa belum berangkat, katanya mau ketemu ayangg fajar" ucap Citra meledek. "Gagal ketemu mas fajar, ga dapet izin dari gur, nih aku malah di kasi softex, oleh-oleh dari kantor" ucap fio sambil memberikan softex ke citra". "lagian izin pulang ke guru alasan nya ambil softex, ya dikasi aja sama guru, ga boleh pulang" ucap ku sambil tertawa puas dan citra pun ikut tertawa mendengarnya. Aku, Citra dan Fio masih duduk di bawah pohon menikmati hembusan angin sambil ngemil, tiba-tiba datang Andre menghampiri kami "haii.. enak banget nyantai disini, ini coklat buat citra" sambil mengeluarkan sebatang coklat dari saku celana nya dan memberikan nya ke citra. terlihat wajah citra memerah menahan malu, andre adalah pria yang menyukai citra sejak awal masuk sekolah, sebenarnya aku dan Fio juga bingung dengan hubungan Andre dan Citra ini, mereka saling suka tapi tidak jadian juga. "Ndre kita juga mau dong, sekali-kali bagi juga kek, citra mulu yang dikasi" ucap fio. "kalian ntar aja ya, ini Khusus buat Citra, yauda kalian lanjut aja ya, aku mau ke kelas, bye cit" ucap andre sambil tersenyum ke arah citra dan pergi meninggalkan kami. "kenapa tidak jadian aja sih, bertahun-tahun baperan mulu, jadian engga" ucap Fio yang seperti nya kesal. "Heh.. dengerin ya bestie-bestie ku yang baik hati tidak sombong rajin menabung, ga harus mesti pacaran loh, liat aja nanti sudah umur 25 langsung gas nikah, liatin aja hahaha" ucap citra tertawa senang, dan kita pun ikut tertawa "terserah mu aja cit cit" ucap Fio pasrah sambil tertawa. "Eh bentar lagi libur panjang nih, kalian mau pada kemana ?" Tanya ku. "Aku pergi keluar kota sih sama mama papa ku" ucap citra. "Aku ke singapore sih bareng mama papa kemungkinan bakalan lama disana, tau sendiri mama ku hobby banget belanja kalo udah di luar negri" ucap fio. Fio memang berasal dari keluarga yang sangat tajir, setiap liburan sekolah selalu keluar negri, di antara aku dan Citra, fio selalu memakai barang-barang model terbaru, wajar saja karna memang orang tua nya sangat mampu. Fio menanyakan balik ke aku "kamu dil, liburan kali ini mau kemana ? Apa mama mu pulang ? Atau kamu yang mengunjungi mama mu ?". Aku hanya terdiam sejenak, dan spontan menjawab "entahlah.. rasa nya hanya ingin diam dikamar saja". Citra dan Fio pun terdiam mendengar jawaban ku. "maafin kita ya dil, ga bermaksud bikin kamu sedih" ucap citra seperti merasa tidak enak, Fio pun hanya diam. "it's okay.. aku juga gak sedih kali gaiss" ucap ku sambil tertawa. ya.. sebenarnya aku menahan sesak di dada, bukan karena pertanyaan kedia teman ku, tapi karena rasa sakit yang ku pendam selama ini. "kapan ya aku bisa bertemu orang tua ku lagi" itu yang selalu aku ucapkan dalam hati. perceraian membuat semuanya jadi hancur berantakan. jujur terkadang aku merasa iri kepada Citra dan Fio, bukan iri karena mereka bisa membeli apapun yang mereka mau, tapi aku merasa iri karena Keluarga meraka utuh, mereka mendapatkan kasih sayang penuh dari kedua orang tua mereka, sedangkan aku???? kasih sayang dari salah satu nya saja tidak aku dapatkan. lagi-lagi bisikan malaikat mungkin yang selalu berkeliaran di telinga ku disaat aku sedang meratapi nasib "Bersyukur karena kamu masih punya nenek, kakek, paman dan bibi yang sayang pada mu" kata-kata itu yang selalu menguatkan ku. Andai tidak ada perceraian di muka bumi ini, di kehidupan manusia, mungkin saat ini aku sedang bersama kedua orang tua dan kami sedang membicarakan akan liburan kemana dan ngapain aja. tapi ya begitulah, semua hanya mimpi, kenyataan nya waktu lah yang mendewasakan dan memaksa mengerti akan keadaan yang rumit ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trauma Pernikahan
De Todo"Mengapa harus ada pernikahan" itulah yang selalu Dilla tanyakan dalam setiap lamunan nya. Dilla yang memiliki trauma di masa kecil karena perceraian orang tua nya itu, ternyata Setelah dewasa mencoba melawan rasa trauma itu dengan mulai mempercayai...