Malam ini aku sedang packing keperluan ku untuk di Jakarta, aku membawa 2 koper besar yang isi nya pakaian & keperluan ku tes di maskapai. Aku juga telah menyewa kos yang tidak jauh dari lokasi tes. Aku juga sudah membeli tiket pesawat Jelita Air di salah satu aplikasi jual beli tiket pesawat. Pesawat yang ku naiki besok terbang pukul 15.30 WIB dan sampai di Jakarta pukul 17.00 WIB karena penerbangan dari PNK-CGK memakan waktu satu setengah jam. rencana nya besok pagi aku berangkat dari rumah ke bandara dengan Travel.
Setelah selesai packing, aku duduk di atas kasur ku. Ku pandangi setiap sudut ruangan kamar ku sambil menghela napas "hmm... tak terasa juga pada akhirnya aku harus meninggalkan kamar ini juga" ucap ku.
"Hei udah beres packing nya" ucap sepupu ku yang tiba-tiba masuk ke kamar ku.
"Udah tuh" ucap ku sambil tersenyum dan menunjuk ke arah barang-barang yang telah ku packing.
"Wah, lumayan banyak juga ya" ucap nya sambil ikut duduk bersama ku di atas kasur.
"Iya nih.. doain aku lancar ya di jakarta" ucap ku.
"sudah pasti aku doain, jujur aku sedih karena pada akhirnya kita bakalan jauh, dari kecil kita udah bareng-bareng" ucap nya sambil mata mata nya menahan tangis.
"Aku juga pasti rindu sama kamu" ucap ku sambil ku peluk dia. Kami pun berpelukan dan tidak kuasa menahan tangis.
"Jaga diri di sana ya" ucap nya lagi.
Di tengah aku dan sepupu ku sedang berpelukan, tiba-tiba nenek & bibi datang ke kamar ku.
"Hayo yang lagi sedih-sedih an" ucap bibi
Aku dan sepupu ku melepas pelukan kami & tertawa kecil sambil menghapus air mata kami.
"Dill, jangan diri baik-baik ya disana, bibi yakin dilla bisa" ucap bibi.
"Pasti bisa, tetap jadi anak baik dimana pun, jangan lupa shalat nya jangan sampe ditinggal" ucap nenek.
Setelah berbincang cukup lama dan semua pada kembali ke kamar masing-masing.
Rasanya aku gelisah sekali malam ini, sulit sekali untuk tidur. Entahlah, apa karena aku sebenar nya galau untuk meninggalkan rumah ini, tapi kalau aku hanya disini-sini saja mau jadi apa aku kedepan nya. Sambil berbaring ku lihat terus ruangan kamar ku ini.. "ah pasti aku akan rindu sekali dengan kamar ini" ucap ku dalam hati.
Pagi hari ini aku sudah siap di teras rumah menunggu Travel menjemput ku. Ada paman, bibi, kakek, nenek & sepupu ku yang ikut menemaniku menunggu jemputan.
"Dill ini ada bekal buat jajan ya, kalau butuh apa-apa kabari paman ya" ucap paman sambil memberi ku beberapa uang yang lumayan banyak.
"Gak papa man, uang dilla yang diberi ibu masih cukup kok" ucap ku yang tak nyaman karena aku sudah terlalu banyak merepotkan paman.
"Sudah ambil saja, buat jaga-jaga" ucap bibi.
"Ini udah nenek simpen-simpen juga sisa uang gaji buat kamu dil, disimpan baik-baik ya. Buat kebutuhan disana" ucap nenek sambil memberikan uang itu kepada ku..
"Nek ini aja udah cukup, buat nenek aja" ucap ku yang semakin tak enak.
"Udah simpen" ucap nenek yang memaksa ku sambil memasukan uang itu ke tas kecil ku.
Dalam Hati ku berucap "ya allah Terimakasih sudah memberikan aku keluarga yang begitu baik kepada ku, benar-benar support aku, semoga aku sukses di rantau, dan bisa membahagiakan mereka ini".
Tak lama datang mobil inova putih di halaman rumah, ya benar saja.. itu Travel yang menjemput ku. Aku berpamitan kepada keluarga ku, tak tahan menahan haru aku benar-benar menangis tak berhenti, rasanya sakit sekali harus meninggalkan rumah ini, meninggalkan orang-orang ini, dari kecil aku disini sekarang aku harus jauh demi masa depan ku..
KAMU SEDANG MEMBACA
Trauma Pernikahan
Random"Mengapa harus ada pernikahan" itulah yang selalu Dilla tanyakan dalam setiap lamunan nya. Dilla yang memiliki trauma di masa kecil karena perceraian orang tua nya itu, ternyata Setelah dewasa mencoba melawan rasa trauma itu dengan mulai mempercayai...