HAPPY READING 😍🥰✨
•••
PEMBERONTAKAN yang digagalkan oleh Jepang membuat tentara-tentara PETA yang terlibat dijebloskan ke penjara. Janji seorang samurai yang tidak pernah ditepati sebagai sebuah bukti, Jepang bukanlah saudara tua yang membawa kemerdekaan Indonesia dengan cuma-cuma.
Tepat tanggal dua belas Maret, tentara PETA Blitar yang terlibat pemberontakan dipindahkan ke Jakarta. Sebulan setelahnya pengadilan digelar dengan dihadiri tokoh-tokoh penting dari Indonesia. Hasil pengadilan itu membawa Muradi dan lima rekannya pada hukuman mati.
Kini, 16 Mei 1945 di Eereveld, Ancol, persiapan untuk penghukuman telah dirampungkan. Muradi, Halir Mangkudijaya, Sunanto, Suparyono, Sudarmo, dan dr. Ismail memasuki wilayah eksekusi. Tidak ada ketakutan dalam hati mereka. Keputusan untuk memberontak telah mereka pertimbangan dengan matang.
Muradi menatap rekan-rekannya sesaat sebelum hakim membacakan keputusan. Lima tentara PETA itu tampak tidak menyesal sama sekali. Tujuan mereka semata-mata untuk memperjuangkan kemerdekaan dan itu akan terwujud sebentar lagi.
"Gunji hōtei no kettei ni yori, honjitsu, dai Nihon ni hanki o hirugaeshita 6-ri no uragirimono no shokei ga okonawa reru koto ni natta. Karera wa, seitōna seifu ni hankō suru yō heishi o chōhatsu shita koto de, sore ni ōjite basse rarerudeshou." (Sesuai keputusan pengadilan militer, hari ini akan diadakan eksekusi mati untuk enam pengkhianat yang sudah memberontak kepada Dai Nippon. Mereka akan mendapat hukuman yang setimpal karena sudah memprovokasi prajurit untuk memberontak kepada pemerintahan yang sah.)
"Kekkyoku, uragirimono wa okashita tsumi ni taishite tsuneni basse raremasu. Kyō, dai Nihon ga idaina rīdādearunara, rekishi ga kaka rerudeshou. Dai Nihon wa, seifu o uragiru mono o yōsha shimasen." (Pada akhirnya pengkhianat akan selalu mendapat hukuman atas dosa yang sudah diperbuat. Hari ini sejarah akan menulis jika Dai Nippon adalah pemimpin yang hebat. Dai Nippon tidak akan mengampuni siapa pun yang berkhianat kepada pemerintah.)
"Ajia no hikari Nippon. Ajia no botai Nippon. Ajia no shidōsya Nippon. Kyō saisho ni shobatsu sa reta no wa moto bundancho hariru mankudijayadesu." (Jepang cahaya Asia. Jepang pelindung Asia. Jepang pemimpin Asia. Orang pertama yang akan mendapat hukuman hari ini adalah eks Bundancho Halir Mangkudijaya.)
Muradi, Sunanto, Suparyono, Sudarmo, dr. Ismail, sontak menatap ke arah Halir Mangkudijaya. Pemuda itu tampak tenang sekali. Saat ia hendak maju selangkah, Muradi terlebih dahulu bersuara.
"Watashi wa karera no rīdādesu. Watashi no sei wa koko de motto ōkīdesu. Karera yori saki ni, watashi ga shobatsu sa rerubekidatta. Dakarakoso, hariru mankudijaya no mae de basse rareru yō, watashi wa kokorokara kōtei no kyoka o motometa nodesu." (Saya adalah pemimpin mereka. Kesalahan saya lebih besar di sini. Sudah sepatutnya saya dihukum terlebih dahulu sebelum mereka. Itu sebabnya dengan segenap hati saya meminta izin kepada kaisar untuk mendapat hukuman terlebih dahulu sebelum Halir Mangkudijaya.)
Sontak semua orang yang hadir di sini terkejut mendengar penuturan Muradi, termasuk kelima rekannya sekali pun.
"Bung—"
Muradi mengangkat tangan. Ia menggeleng kecil kepada rekan-rekannya.
Para petinggi Jepang yang hadir di sini pun mengungkapkan keputusan mereka. "Wakatta. Moto shodan machi muradi, kimi ga kyō hajimete shobatsu sa reru." (Baiklah. Eks Shodancho Muradi, kau yang pertama mendapat hukuman hari ini.)
Muradi bergerak maju sementara seorang samurai Jepang tengah bersiap dengan pedang di tangannya. Pejuang itu menatap langit-langit gedung dengan penuh arti. "Tolong jaga pemimpin dan negeriku, Nona," ujarnya dalam hati.
![](https://img.wattpad.com/cover/330520056-288-k280958.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
KLANDESTIN ( SELESAI )
Historical Fiction[Reboot cerita Clandestine, bisa dibaca terpisah. Alur cerita tidak saling berhubungan.] • klan·des·tin /adv/ secara rahasia; secara diam-diam. • Terkunci di perpustakaan sekolah saat membaca buku tentang seorang pejuang kemerdekaan membuat Noureen...