Chapter 27 : Pemandangan yang Ganjil

163 25 74
                                    









Hati selalu tahu sosok siapa yang paling dia butuhkan 
🦋 Kanao Kocho 🦋








Pagi-pagi sekali Houtaro Oreki sudah berada di depan rumah Kanao. Menunggu cewek itu di teras depan sembari membaca novel detektif dengan fokus tak terbagi.

Pembatas novel ia sematkan tatkala terdengar suara Kanao melangkah menghampirinya.
Dandanan Kanao seperti biasanya. Namun bagi Houtaro ada yang nampak berbeda. Binar di mata itu lebih ceria dengan pipi merona segar.
Dia nggak tahu, apakah ini disebabkan oleh efek jatuh cinta atau terpesona. Mana aja boleh. Dia nggak masalah.

"Yuk," ajaknya sembari menyampirkan ransel dan menuju ke mobil.

Selama perjalanan berlangsung mereka mengobrol kan banyak hal. Karena pada dasarnya kedua remaja itu sudah kenal sejak lama, rasa canggung pun sudah terkikis habis.
Di lampu merah dekat sekolah, Houtaro menarik perhatian gadis manis berlesung pipi itu dengan meraih salah satu tangannya.

Atmosfer menjadi canggung seiring kedua netra hijau menatap dalam kecubung Kanao.
Mendadak saja kegugupan melanda gadis itu. Nggak akan ada cewek di Universe manapun yang jantungnya bakal baik-baik saja. Ditatap seintens itu oleh lawan jenis. Itu reaksi alami pada setiap perempuan normal macam Kanao.

"Kenapa? Ada sesuatu ya, di muka ku?"

Houtaro tersenyum lebar sampai terpana Kanao dibuatnya. Mana bisa dia lupa, kalau senyum manis itu merupakan hak miliknya, dulu.
Begitu pula Houtaro. Badannya dicondongkan demi mengatakan sesuatu pada Kanao.

"Kanao... aku udah lama pengen ngomong kayak gini ke Kamu. Kamu tau... Aku selalu sayang sama kamu. Dari dulu ... Sampai sekarang." Perasaan Kanao mendadak jadi tidak enak. "Aku pengen kita kayak dulu lagi. Please... Mau 'kan, kita Backstreet? Kasi aku kesempatan sekali lagi."

Nggak ada ujan gak ada angin.

Tiba-tiba saja mas mantan ngajak Kanao balikan. Perkataan itu disuarakan dengan intonasi pelan dan terdengar menyenangkan. Bonus senyum semanis gula mint dengan kontak mata yang enggan terputus.




🦋🦋🦋



Selama sisa jam pelajaran ke empat. Teman sebangkunya tahu dengan pasti ada yang salah dengan Kanao. Tingkahnya agak berbeda sejak cewek itu baru menginjakkan kaki ke dalam kelas.
Nggak hanya Aoi. Uraraka yang ngaku si paling polos aja nyadar. Ada sekelebat kabut yang membuat mbak Kupu-kupu itu kelihatan beda sikapnya.

Karena nggak pandai berbohong dia pun akhirnya bercerita hal yang mengganjalnya pada dua cewek itu. Yang ditanggapi penuh minat sembari memberi tatapan;

Oh-astaga-lo-bikin-iri-Kanao!

Desahan frustasi terdengar saat Kanao membenamkan kepala di atas mejanya. Dia keliatan gamang. Ajakan kencan sepulang sekolah dari mas mantan, punya sedikit--bahkan nyaris gak ada peluang untuk ditolak.

Hatinya kacau gak karuan. Belum lagi mengingat perkataan Tanjirou tempo hari. Ditemani gerimis dan sebuah pelukan. Mengingatnya, Kanao menggeleng dan menepuk kedua pipinya yang sontak memerah.



"Kenapa Lo? Yang bikin salting, si Mantan atau adek kelas?" tebak Aoi.

Tepat sasaran. Aoi terkadang bisa menebak isi pikiran Kanao seperti seorang Cenayang.

"Apaan sih, enggak," kilah cewek cantik itu.

Uraraka menimpali. "Duh, bukan itu kan yang seharusnya kita bahas?"
"Jadi gimana, pulang sekolah?"

Sepotong Hati Untuk Tanjirou ✔️ || TanjiKanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang