Chapter 8 : Sukarelawan

168 56 36
                                    


Jangan menghakimi manusia yang ingin menyimpan sendiri rasa sakitnya
🦋 Kanao Kocho 🦋










Ada yang tidak biasa dengan akhir Minggu kali ini di kediaman Kamado.

Sang anak sulung yang biasanya masih bergelung dengan bantal dan selimut, di pagi buta justru sudah  siap dengan setelan kasualnya.
Jeans hitam dipadukan kaus putih, dan jaket hijau pastel.
Penampilannya kelihatan sangat soft boy sekali.

Penampilannya kelihatan sangat soft boy sekali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Angka di jam dinding baru belum terlalu siang. Akan tetapi Tanjirou Kamado sudah menapaki lantai dasar kediaman mereka. Tepatnya menuju bangunan di samping rumah, Toko Roti milik keluarga mereka;


KAMADO's BAKERY .


Sang bunda dan seorang asisten yang melihat, hanya terheran mendapati Tanjirou memasuki area dapur produksi.

"Ya ALLAH, bunda lupa pesanan kamu Nak, belum ditoping," bundanya bergerak pada lemari penyimpanan.

Tak ingin mengacau di pagi hari, anak lelaki itu segera menyusul bundanya. Meraih beberapa kotak donat yang atasnya masih polos.
"Gpp Bun, biar aku aja yang topingin. Bunda sama mbak Kanata lanjut nyiepin yang lain aja."

Hari itu memang berbeda. Pukul 9 nanti dia akan menuju sebuah Panti Asuhan di pinggir kota.
Dan 50 biji donat akan dia sumbangkan untuk anak-anak di sana.




🦋🦋🦋



Iris biru kelam Touka Kirishima menatap jam di pergelangan tangannya tak sabaran.
Kata Hinata, adek kelas imut mereka akan ikut jadi sukarelawan hari ini, menggantikan posisi Hinata. Tentu itu bukan pembatalan yang tiba-tiba.
Melainkan hanya salah satu rencana pendekatan Tanjirou pada Kanao yang sudah disiapkan oleh si Cupid, Hyuuga Hinata.

Tak ingin tertinggal, gadis cantik itu akhirnya ikut menaiki bus yang mengangkut mereka menuju panti asuhan.

.

.

Sesampainya di Panti Asuhan, mereka langsung menemui pemilik dan bersegera melakukan bakti sosial.
Tidak banyak yang dilakukan. Hanya beberapa kegiatan untuk menghibur dan membantu anak-anak kecil di sana.

Di saat memasukkan sekardus mainan terakhir, Touka pun pasrah. Barangkali si Tanjirou Kamado itu tidak bisa ikut dengan suatu alasan.

"Touka, selimut sumbangannya udah diangkut ke dalam?"

Jidat mulus nya ditepuk sendiri. Mengisyaratkan jika barang itu tertinggal di lobi depan.

"Biar gue aja yang bawa. Lo langsung aja nemenin kegiatan adek-adek itu ya. Sekalian gue sama Yushiro siepin makan siang dan kudapannya."

Sepotong Hati Untuk Tanjirou ✔️ || TanjiKanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang