Bersamamu, seolah membawaku pada dunia yang seluruhnya merah muda
🦋 Tanjirou Kamado 🦋Motor Tanjirou membelah keramaian malam itu.
Mereka pulang bersama setelah Kanao mendapat izin dari Shinobu Kocho sang kakak.
Seharusnya dia pulang dijemput Aoi. Tapi anehnya yang datang malah Tanjirou Kamado.
Ya udah, lebih baik pulang aja langsung.
Kak Shinobu memang ada kelas sore itu. Iya beliau memang seorang Dokter Umum sekaligus Dosen perbantuan di UNHARA sementara waktu.Keren gak 'tuh kakak cantiknya Kanao.
Sayup-sayup azan Maghrib berkumandang di jalanan yang ramai.
Mengharuskan mereka menepi pada masjid terdekat di sekitar sana. Guna melakukan sholat magrib berjamaah.
Kanao setuju aja. Seperti seorang istri yang taat sama suaminya.Gadis cantik yang sudah selesai sholat itu duduk di tempat khusus perempuan. Sembari menunggu Tanjirou yang sepertinya ikut zikir bersama bapak-bapak di sana.
Ada desir aneh saat anak lelaki itu berjalan pelan menghampirinya. Tatapan teduh sekaligus senyum lembut itu.
Kenapa perasaan Kanao jadi nggak karuan gini?
Sebelumnya biasa aja kan?Padahal itu cuma Adek kelasnya. Sering ketemu di UKS gara-gara mimisannya Tanjirou. Juga kegiatan Ekskul yang jadwalnya sama. Kelas mereka pun masih satu gedung.
Mereka kadang pulang berdua tanpa rencana.Tanpa rencana?
Benarkah itu realitanya?Tanjirou memerhatikan Kanao memasang helm dengan intens. Tubuhnya otomatis melepas jaket saat gadis itu bersin sekali.
Dia baru sadar ternyata udara malam diselingi angin sesekali. Dan faktanya Kanao cuma pakai sehelai seragam tanpa blazer menumpuk.Alis Kanao mengernyit. Belum menangkap maksud Tanjirou menyerahkan jaket khas sekolah mereka padanya.
"Kak Nao cuma pake seragam tanpa blazer. Anginnya lumayan kenceng. Di pake ya? Baru aku pake sore ini kok, nggak bau keringet."
Kanao menunduk. lantas tersenyum seperti yang biasa ia lakukan pada cowok imut itu.
Pasti Tanjirou bakal kecewa kalo dia nolak pake jaketnya.🦋🦋🦋
Mereka menepi pada salah satu tempat makan di pinggir jalan. Semacam jualan soto dan bakso serta penganan berat lainnya.
Ini murni kebutuhan perut. Dan mereka berdua menyetujuinya.
Kanao pun tahu diri untuk tidak menolak.Satu mangkuk bakso dan tahu tek kini tersaji di atas meja.
Tanjirou makan dengan lahap namun tetap mempertahankan kesopanan.
Lelaki itu sungguh terlihat kelaparan bagi Kanao. Terang saja, Ekskul Basket hari itu membuatnya kehilangan pasokan tenaga cukup banyak.Mereka ke parkiran, lantas melanjutkan perjalanan pulang saat sudah mengenyahkan rasa lapar.
"Kak, mampir bentar ke Taman Kota boleh nggak? Bunda nitip sesuatu soalnya sebelum pulang."
Itu hanya alasan. Tanjirou belum mau pisah sama Kanao.Terdengar egois memang. Tapi ini murni keinginan hati.
Dan Kanao pun lagi-lagi tidak kuasa menolak.Tujuan mereka adalah adalah Toko bahan kue di seberang jalan. Membeli glaze untuk toping donat yang sebenarnya tidak diperlukan.
Mau bagaimana lagi, si adek BuCin belom rela pisah sama mbak Kupu-kupunya.
Alasan apapun akan dia kerahkan demi bisa berdua malam ini sama Kanao Kocho..
.
.
Punggung tangan mereka yang sering tak sengaja beradu membuat Tanjirou gemas sendiri.
Terlebih di trotoar pejalan kaki yang ramai.
Hari apapun Taman Kota memang selalu dipadati oleh pengunjung.Maka satu keputusan besar diambil Tanjirou.
Ia berinisiatif menautkan tangan mereka berdua dalam lautan pejalan kaki malam itu.Rasanya aneh sekaligus mendebarkan. Tangan Kanao begitu kecil dan pas untuk digenggam.
Pandangan cowok itu pun tetap lurus menatap ke depan.
Sementara Kanao yang tersentak hanya membiarkan saja.
Dari ekor matanya tertangkap jelas kedua telinga Tanjirou yang memerah lucu.Duh, adek kelas nya itu memang imut banget nggak sih.
Mereka melihat-lihat toko Ikan Koi. Menghampiri toko bunga yang semerbak dan beraneka warna.
Dan terakhir memutuskan makan es krim di bangku kosong dekat lampu jalan.
Terdapat satu kresek belanjaan dari IndoJuli di tengah mereka.
Ada air mineral, Ramune, dan sebagian besar Snack Pocky aneka rasa.Itu semua Kanao yang beli. Gadis Rhopalocera itu ternyata Pengabdi Pocky dan Ramune.
Hal baru yang diketahui oleh Tanjirou. Dia akan mengingat dan mencatatnya baik-baik.🦋🦋🦋
Nggak ada hal khusus yang mereka lakukan.
Duduk berdua menikmati snack IndoJuli sambil melihat keramaian pejalan kaki, serta lalu lalang kendaraan tiada henti di jalan raya.Tak lama Kanao melihat jam pada ponselnya. Ternyata dia dan Tanjirou berada di luar cukup lama. Namun tak apa, toh besok pagi hari Minggu. Bebas nggak mandi dan tidur seharian.
Dia berdiri mengingat Kak Shinobu. Seharusnya kakak perempuannya itu sudah berada di rumah dan menanyakan keberadaannya sekarang.Akan tetapi tidak ada satu pun notifikasi muncul dari Kak Shinobu.
"Tan? Pulang yuk?""Iya," Tanjirou berdiri.
"Maaf ya kak malah jadi pulang sampai larut malam."Semilir angin berembus cukup menghadirkan hawa dingin. Kanao yang masih pakai jaket saja masih bisa dibuat menggigil.
Dia jadi kasihan sama Tanjirou. Kaus putih nya apa bisa menghalau angin malam? Untungnya sih nggak dibawa ngebut.Sesaat kemudian tindakan Kanao membuat Tanjirou tersentak.
Cewek itu memeluknya erat. Jelas aja Tanjirou panas dingin.
Ini pertama kalinya ada cewek senempel ini padanya.Biasanya juga boncengin bunda kalo mendadak pengen diojekin anaknya. Paling sering mah Inosuke atau Zenitsu. Yang kelakuannya sangat alay sekali kalau satu motor sama Tanjirou.
Di atas motor godain cewek sambil ngereog. Pas banget sama Zenitsu.
Inosuke beda lagi, ngajak gelut mulu sampe kadang bikin motor rada oleng.🦋🦋🦋
Mereka berhenti tepat di depan rumah Kanao yang masih sepi dan gelap.
Artinya tidak ada satu pun penghuni di dalam sana."Apa kak Shinobu balik ke Rumah Sakit ya?" Monolog nya.
"Kakak berani di rumah sendirian?" Tanjirou memastikan sebelum menyalakan motor.
Tapi tidak terdengar jawaban dari mulut Kanao. Entah dia berani atau sedang berpikir sesuatu.
Sampai sebuah tawaran menyenangkan muncul untuk Tanjirou."Kamu ... Nggak mau mampir dulu?"
.
.
Kesempatan emas. Itulah yang menari-nari dalam benak si iris merah burgundy.
Kanao datang membawa satu gelas teh manis hangat bikinan sendiri.
Tentu saja Tanjirou menandaskan secara suka cita.
Mereka duduk berdua pada satu sofa panjang di ruang tamu.Tak ada percakapan yang bergulir. Keduanya hanya menyandar santai menikmati keheningan dengan tangan bertaut.
Iya, tangan bertaut. Pegangan tangan sambil menyandar natap TV nyala yang ngebacot sendiri.
Siapa yang memulai, tidak ada yang mengakui.
Semua terjadi begitu saja. Secara alami.
Tanjirou aja nggak nyangka.Sebelum pulang Tanjirou akhirnya bertukar nomer ponsel dengan Kanao.
Dia tiba-tiba merasa peluang mendapatkan Kanao semakin terbuka lebar baginya.
Lantas senyum pun terpatri pada bibir cowok itu.Bersambung...
Terima kasih udah meluangkan waktu berharganya untuk membaca 😃
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepotong Hati Untuk Tanjirou ✔️ || TanjiKana
Fiksi PenggemarSpin off dari salah satu One shot; [ NaruHina Love Story : Cupid Impact] Series yang mengisahkan perjuangan seorang Tanjirou Kamado, si adik kelas bucin, untuk mendapatkan cinta dari Kanao Kocho, kakak kelas favoritnya. Melalui bantuan sahabat freak...